Isolapos Wakili Pers Mahasiswa dalam Workshop SEJUK

Bogor, UPI

Pers Mahasiswa Isolapos UPI terpilih sebagai 25 Pers Mahasiswa seluruh Indonesia yang diundang dalam Workshop Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), pada 2-5 Februari 2017 di Bogor.

Diadakannya Workshop tersebut, merupakan salah satu reaksi atas derasnya arus informasi di media digital kemudian menyodorkan dilema akan tantangan dan ancaman. “Media digital dapat saja disebut sebagai pembawa berkah bagi perkembangan demokrasi, namun di sisi lain juga memantik perdebatan sengit atas batas-batas kebebasan berpendapat, berekspresi dan memperoleh serta menyebarkan informasi. Untuk itulah, Workshop ini diselenggarakan untuk para Pers Mahasiswa yang juga turut berkontribusi dalam penyebaran arus informasi,” ungkap Ahmad Junaidi, Koordinator SEJUK.

Selama empat hari, para peserta diajak berdiskusi mengenai isu-isu keberagaman dan minoritas.  Di antara topiknya adalah isu kebebasan beragama, hak asasi manusia, kesetaraan dan keadilan gender, tantangan & peluang media sosial, prinsip-prinsip jurnalisme keberagaman dan feature keberagaman. Selain itu, teknik reportase dan praktik langsung di lapangan mengenai isu mengenai Ahmadiyah dan LGBT juga diberikan.

Selain dari penggerak SEJUK, workshop tersebut juga dihadiri oleh berbagai kalangan. Mulai dari Kantor Berita Radio (KBR), perusahaan media, aktivis HAM, Research Center hingga Film Maker EngageMedia yang mengisi pematerian untuk para peserta. Dari 25 Pers Mahasiswa pun, ada yang berasal dari Aceh, Kepulauan Riau, Kendari, Pulau Jawa hingga Ternate.

HAM dan Keberagaman

Menurut Daniel Awigra, Aktivis Human Rights Working Group (HRWG) menyatakan bahwa dalam keberagaman tidak bisa dilepaskan dari pemahaman mengenai hak asasi manusia. Karena ketika setiap individu telah memahami akan hak asasinya, maka keberagaman akan menjadi sebuah momen untuk saling menghormati.

“Setiap individu dilahirkan dengan dibekali sesuatu yang dasar sejak lahir yang jika tidak dipenuhi akan hilang derajat kemanusiaannya, itulah yang dinamakan hak asasi manusia. Kewajiban akan HAM tersebut adalah dengan menghormati hak orang lain sedangkan bagi Pemerintah adalah memberikan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan kepada tercapainya HAM itu kepada warganya,” tuturnya.

Awi melanjutkan, agar HAM dapat menciptakan kedamaian dalam isu keberagaman termasuk di media, maka setidaknya terdapat 4 hal yang perlu menjadi perhatian, di antaranya keberagaman yang dikembangkan jangan sampai mengganggu keamanan, ketertiban umum, kesehatan masyarakat, dan moral masyarakat. “Dan di sinilah, peran Pemerintah dan media sangat dibutuhkan,” imbuhnya.

“Saya mendapat banyak sekali perspektif baru mengenai isu keberagaman, bahwa di Indonesia ini masih banyak sekali kaum minoritas yang sering mendapat diskriminasi bahkan menjadi korban dari pemberitaan media. Saya juga semakin sadar akan posisi media bagaimana seharusnya ia bersikap dalam isu keberagaman, utamanya sebagai media kampus yang juga harus kritis dan komprehensif menggali berita,” ungkap Nurul Nur Azizah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPI, perwakilan Pers Mahasiswa Isolapos dalam workshop SEJUK Bogor. (NA)