PPG, Pintu Terakhir Untuk Meningkatkan Kualitas Mutu Guru

Bandung, UPI

Menciptakan generasi emas merupakan cita-cita dari bangsa Indonesia, untuk mewujudkan generasi emas tersebut tentunya tidak mudah seperti yang kita bayangkan, butuh kerja keras dari berbagai kalangan sehingga apa yang disebut dengan bonus demografi itu bisa kita capai,” demikian diungkapkan Rektor UPI Prof, H. Furqon, M.A.,Ph.D saat sambutan pembukaan Orientasi Akademik PPG Pasca SM-3T angkatan ke 5 Universitas Pendidikan Indonesia yang dilaksanakan di Auditorium Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Sabtu, (11/2/2017).

Menurut Rektor UPI pada tahun 2045, Indonesia genap berusia 100 tahun dimana pada usia tersebut diharapkan bahwa rakyat Indonesia akan dihuni oleh usia produktif, tentunya hal tersebut akan berdampak pada kemajuan Indonesia sebagai negara ke 4 ekonomi terbesar di dunia.

“Dari hasil penelitian, bahwa bonus demografi merupakan peluang bagi Indonesia yang jika sumber daya manusianya dimanfaatkan secara baik dari sekarang akan menjadi kekuatan yang luar biasa, sehingga dalam kurun tahun 2035 Indonesia akan menjadi negara peringkat ke 7 ekonomi terbesar dan di tahun 2045 Indonesia naik menjadi peringkat ke 4 sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia”, ungkap Rektor UPI.

Dijelaskan Prof. Furqon, fenomena tersebut merupakan momentum yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah harus dikelola dengan baik, agar cita-cita kita terwujud untuk menghasilkan generasi emas.

Salah satu yang mempengaruhi untuk mewujudkan generasi emas itu adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan senjata yang ampuh untuk melahirkan generasi emas. Tentunya dalam hal ini peran guru adalah yang utama.

“Jika kita ingin mengubah wajah Indonesia menjadi baik, maka tingkatkanlah mutu pendidikan Indonesia dan tanggungjawab mutu pendidikan yang berkualitas ada pada tangan guru”, tegas Prof. Furqon.

Lebih lanjut dikatakan Rektor, begitupun dengan siswa, siswa yang memiliki prestasi bagus akan membawa harum nama bangsa ini, dengan adanya siswa yang memiliki semangat belajar yang tinggi merupakan sumbahsih yang besar pula bagi wajah pendidikan Indonesia kedepan.  Oleh karena itu, tugas guru adalah untuk mencerdaskan karakter siswa, baik itu kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual maupun kecerdasan spritualnya.

Dikatakan Rektor UPI, PPG adalah pintu gerbang terakhir bagi mutu guru. Oleh karena itu, orientasi ini harus benar-benar bisa mencetak guru yang profesional, dengan demikian setiap peserta yang bersal dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan tersebut harus mampu menguasai 100% materi yang ada pada kurikulum PPG ini.

Ia berharap PPG adalah pintu terakhir untuk meningkatkan kualitas mutu guru, karena PPG merupakan kendaraan bagi guru untuk mengubah kualitas mutu pendidikan bangsa Indonesia.

Sementara itu, koordinator penyelenggara PPG UPI, Dr. Toto Ruhimat, M.Pd mengatakan program orientasi akademik dalam program PPG Pasca SM3T merupakan bagian integral dari sistem PPG Prajabatan Pasca SM3T. Program ini sebagai wahana penguatan berkaitan dengan aspek nilai, akademik maupun pemahaman awal tentang pendidikan profesi.

“PPG ini pun sebagai wahana untuk memperluas wawasan kebangsaan, meningkatkan kemampuan bekerjasama, menumbuhkan kedisiplinan, dan menigkatkan semangat untuk mengikuti program PPG. Serta pengalaman berharga yang diperoleh selama SM3T perlu digali kembali supaya para calon peserta PPG bertambah terdorong untuk mengikuti program PPG”, ujar Dr. Toto Ruhimat.

Program orientasi akademik dirancang untuk menghasilkan peserta PPG Pasca SM3T yang memiliki kompetensi utuh, yaitu unggul dan berkarakter, penanaman sikap peka dan peduli pada sesama lingkungan, jiwa disiplin, bekerjasama dan jujur sehingga nantinya diharapkan dapat mewarnai profil lulusan program PPG.

Menurut Toto Ruhimat, untuk PPG Pasca SM3T angkatan ke 5 ini, UPI menerima peserta sebanyak 246, namun yang telah terigistrasi administrasi sebanyak 243 yang meliputi bidang ilmu, PGSD 30 orang, Bimbingan Konseling 15 orang, Pendidikan Sosiologi 30 orang, PKN 15 orang, Pendidikan Geografi 18 orang, Pendidikan Bahasa Inggris 20 orang, Pendidikan Matematika 21 orang, Pendidikan Biologi 18 orang, Pendidikan Kimia 12 orang, PJKR 29 orang, Pendidikan Ekonomi 21 orang, dan Pendidikan Tata Busan 14 orang.

Dijelaskan Toto Ruhimat, Program orientasi akademik PPG akan dilaksanakan selama tiga hari dan akan dibekali materi berupa, sistem pembelajaran dalam pendidikan profesi, bela negara, motivasi dan kedisiplinan, dan etika profesi. Serta selama mengikuti program PPG, para peserta akan tinggal di asrama, hal ini untuk menumbuhkan kompetensi kehidupan sosial, jadi pendidikan PPG tidak hanya berorientasi pada dimensi akademik saja namun merambah pada dimensi kepribadian dan kehidupan sosial. Perlu diketahui, jika secara akademik mereka lulus, tapi aspek sosialnya jelek, seperti indisipliner, maka mereka tidak akan lulus. (Deny)