Kementerian Naker-UPI Gelar Klinik Wirausaha

1Bandung, UPI

Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Ditjen Binapenta Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (BBPPK PKK Kemnaker RI) bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar 40 tenant Klinik Wirausaha dari unsur perguruan tinggi dan umum dalam kegiatan Temu Bisnis dan Gelar Produk 2015 dengan tema “Membangun Keberlanjutan Usaha melalui Sinergitas antara Pelaku Usaha, Industri Binaan, dan Pemerintah” di Isola Resort Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Minggu hingga Selasa (13-15/12/2015).

Kasie Evaluasi dan Pelaporan BBPPK Lembang Ayi Latifah, SP, MM., mengatakan,”Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan potensi UKM sehingga bisa terjadi sebuah kemitraan diantara pelaku usaha, dan terjalinnya kesepakatan kerja sama antara semua stake holder, seperti dengan industri binaan, pemerintah, maupun perbankan, dan pada akhirnya akan menghasilkan sebuah MoU, serta bisa mengajukan kredit di berbagai lembaga pembiayaan.”2

Dalam amanatnya, Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kesempatan Kerja (DITJEN BINAPENTA DAN PKK ) Drs. Hery Sudarmanto, M.H., yang diwakili oleh Ir. Vidi Arga Utomo Soeriaatmadja, M. AP., mengatakan, kegiatan ini untuk mempertemukan buyer dan seller, juga untuk meningkatkan statistik perekonomian melalui fungsi-fungsi pembinaan atau pendampingan pengembangan yang diberikan inkubator untuk mengentaskan pengangguran.

“Kegiatan ini merupakan sarana promosi, tukar-menukar informasi dalam balutan komunikasi bisnis antar pengusaha pemula atau UKM binaan dengan pengusaha besar untuk membuka jenis usaha baru atau model baru serta membantu meningkatkan produktivitas SDM. Intinya adalah mempertemukan penjual atau produsen dengan pembeli produk yang jelas supaya terjalin kerjasama yang sinergi,” tegasnya.3

Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan ini juga dipandang sebagai suatu langkah strategis untuk melakukan perluasan kesempatan kerja, menumbuhkembangkan wirausaha baru menjelang MEA, oleh karenanya Kita harus membuat sertifikasi jabatan sebagai upaya peningkatan kapasitas kemampuan. Kegiatan ini juga sebagai media yang inspiratif, sarana media komunikasi yang diharapkan mampu menghasilkan dua puluh ribu wirausaha baru per tahun melalui lima pilar penanggulangan salah satunya pengembangan usaha mikro.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Temu Bisnis dan Gelar Produk 2015 Dr. Leli Yulifar, M.Pd., mengatakan, lahirnya kegiatan ini atas inisiasi kedua belah pihak berawal dari saling tukar narasumber, kemudian mereka melihat potensi inkubator bisnis di UPI yang memiliki visi misi yang sama dengan UPI, dimana mereka juga melakukan inkubasi, dan akhirnya menjadi mitra, sehingga ada kesamaan misi yang bisa melahirkan calon wirausaha baru.

“Bila dihadapkan MEA, kita dapat percaya diri karena mempunyai SDM yang qualified. Perguruan tinggi harus dapat diandalkan, harapannya pengusaha muda lahir dari perguruan tinggi untuk menghasilkan devisa, dan kita harus keluar dari isu bahwa MEA adalah kuburan massal,” ujarnya.4

Sementara itu, kegiatan Temu Bisnis dan Gelar Produk 2015 juga menggelar Seminar dan Talkshow Kewirausahaan Nasional 2015 dengan tema Persiapan Wirausaha Menghadapi Persaingan Global (MEA), Kepala Seksi Informasi dan Promosi Syamsul Arifin, S.P., menjelaskan BBPPK PKK salah satu tugasnya yaitu menciptakan wirausaha baru dalam rangka perluasan kesempatan kerja, oleh karena itu seminar ini diharapkan dapat menghasilkan solusi bagaimana usaha kita untuk menciptakan peluang kesempatan kerja dalam situasi yang sangat terbatas. Kita berpikir untuk tidak mencari kerja tapi untuk menciptakan peluang kerja. Ini salah satu bentuk konkrit kami dalam membuka peluang baru.

Salah satu narasumber Roy Darmawan SE M.Psi, CH, CHT., berujar,”Berbicara tentang wirausaha pasti kita akan berbicara tentang entrepreneur mindset, yaitu ketika kita jatuh satu kali, kita harus bangkit sebelas kali, selalu melihat adanya kesempatan, selalu berani siap dan mampu dalam resiko, memiliki jiwa pemenang, kesempatan dapat datang tiba-tiba dan hilang secara tiba-tiba, dan seorang entrepreneur dapat menciptakan peluang secara tiba-tiba. Diperlukan kemampuan adaptasi, siapa yang menguasai kompetensi maka akan menguasai kesempatan tersebut. Kita perlu memiliki spirit kepercayaan diri untuk menghadapi MEA, kita harus memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Tingkat pendidikan tidak selalu menjamin keberhasilan wirausaha, dan usia tidak menjadi penghambat, serta SARA tidak menjamin keberhasilan. (Dodiangga)