KKN Rekognisi UPI 2021: Kampus Mengajar Bantu Siswa Belajar di Masa Pandemi

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Rekognisi Program MBKM-PUSPERNAS. KKN Rekognisi ini merupakan pengakuan Program MBKM-PUSPERNAS sebagai pengganti atau pengisi kegiatan KKN. Salah satu program MBKM yang bisa dikonversi pada KKN adalah Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa di setiap kampus untuk berpartisipasi dalam membantu penyelenggaraan proses pembelajaran di sekolah selama kurang lebih 3 bulan.


Mentari Vitalianty Putri (21), salah satu peserta KKN Rekognisi UPI 2021 melakukan rekognisi KKN dari Program Kampus Mengajar Angkatan 1. Program Kampus Mengajar Angkatan 1 yang diikuti Mentari dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan dari 29 Maret 2021 sampai 25 Juni 2021 di SD Negeri Girimukti, Kecamatan Cikalongwetan, Bandung Barat. Kegiatan yang dilakukan di antaranya membantu administrasi sekolah, adaptasi teknologi, serta mengajar.

Sebagai salah satu peserta Kampus Mengajar, Mentari melaksanakan salah satu kegiatan yaitu mengajar. Kegiatan mengajar yang dilakukan Mentari adalah mengajar secara daring dan luring pada siswa-siswi kelas 3 SD Negeri Girimukti. Kegiatan tersebut dilakukan untuk membantu proses belajar siswa selama pandemi. Kegiatan belajar daring dilakukan melalui WhatsApp Group sedangkan kegiatan belajar luring dilakukan secara jarunjung yaitu mengunjungi rumah siswa dua kali dalam satu minggu. Pelaksanaan tersebut dilaksanakan atas izin guru dan orang tua siswa.

Pelaksanaan kegiatan belajar daring dan luring ini dilatarbelakangi beberapa faktor. Faktor utama dari dilaksanakannya kegiatan belajar daring tentu saja adanya virus Corona yang sedang menyebar di masyarakat. Akan tetapi bagi SD Negeri Girimukti kegiatan pembelajaran secara daring kuranglah efektif. Hal ini karena banyaknya hambatan dan kekurangan yang dirasakan seperti hambatan teknologi serta kurangnya peran keluarga di rumah. Untuk mengatasi masalah
tersebut, dilaksanakanlah kegiatan belajar luring dengan cara jarunjung ke rumah siswa.

Kegiatan jarunjung ini sangat disambut hangat oleh orang tua siswa ataupun siswanya sendiri. Pada saat diskusi dengan orang tua siswa untuk membahas kegiatan jarunjung ini, salah satu orang tua siswa menuturkan, “Sangat berterima kasih jika ibu mau jarunjung ke rumah siswa, karena anak-anak sangat sulit untuk belajar di rumah bersama orang tua. Berbeda apabila belajar dengan guru.”

Dengan persetujuan orang tua dan guru kelas, akhirnya jarunjung pun dilaksanakan setiap dua kali dalam satu minggu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan jarunjung dilaksanakan pada hari rabu dan jumat. Hari lainnya pembelajaran dilakukan secara daring melalui WhatsApp Group.

Setalah diadakan kegiatan jarunjung, ditemukan ada beberapa siswa yang sangat tertinggal dalam pembelajaran. Sehingga kegiatan jarunjung ini difokuskan pada siswa-siswa yang memang terhambat untuk kegiatan belajar daring. Siswa lain yang tidak mendapat giliran jarunjung tetap melaksanakan pembelajaran daring melalui WhatsApp Group. Pembelajaran yang diberikan melalui daring kemudian diulas pada saat jarunjung. Selain mengulas pemahaman siswa tentang materi, jarunjung juga difokuskan untuk melatih keterampilan siswa dalam membaca, menulis, dan menghitung.

Kegiatan pembelajaran jarunjung yang dilaksanakan kurang lebih selama tiga bulan ini cukup terasa dampaknya. Dampak yang telah terasa diantaranya adalah meningkatnya kemampuan siswa terutama siswa-siswa yang sebelumnya tertinggal. Kemudian dampak lainnya adalah meningkatnya motivasi belajar siswa yang mana sebelumnya siswa bosan hanya belajar melalui daring, kini siswa bisa belajar secara langsung dengan guru meski masih terbatas.