KKN Tematik UPI 2021: Mahasiswa UPI Lakukan Program Mengajar Secara Home Visit Saat Pandemi

Pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih mewabah di Indonesia mengakibatkan seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melaksanakan program KKN secara daring kembali setelah tahun sebelumnya yang dilakukan di desa tempat tinggal mahasiswa tersebut. Salah satunya adalah Ranti Aprianti seorang mahasiswi prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang dikenal dengan sebutan Ranti. Ranti menjelaskan salah satu program yang dilaksanakannya yaitu mengajar baca tulis dan mengaji (Iqro) untuk anak TK. Program ini dilakukan Ranti karena pembelajaran yang dilakukan sebelumnya adalah pembelajaran daring yang hanya melalui media Whatsapp grup saja tanpa adanya tatap maya, dan siswa hanya bertemu guru 2 kali dalam seminggu yang mengakibatkan kurangnya minat anak TK dalam belajar dan sulitnya penerapan pembiasaan yang seharusnya terlaksana di Sekolah akibat covid-19 juga sebagai sarana menanggulangi dampak covid-19 di bidang pendidikan.

Pada saat ini, pembelajaran yang dilakukan secara daring membuat orang tua mengalami kesulitan dalam membimbing anak-anaknya belajar terutama anak TK yang harus didampingi. Kondisi orang tua yang sibuk bekerja, dan orang tua yang memiliki anak kecil lebih dari 1 anak membuat hal ini menjadi lebih sulit. Kondisi ini juga di dukung dengan tidak dilaksanakannya pembelajaran secara daring melalui media conference  karena tidak semua orang tua siswa memiliki HP Android dan jika ada orang tua tidak selalu online dikarenakan kuota yang tidak memadai adapun kuota bantuan dari pemerintah tidak tersalurkan secara merata walaupun semua data anak telah dimasukkan di Dapodik berdasarkan penjelasan dari kepala sekolah salah satu TK di Kabupaten Sukabumi. Hal ini juga dikarenakan sinyal internet yang susah dan  perhatian orang tua yang tidak mendukung membuat pembelajaran semakin tidak optimal. Seperti yang terjadi pada sekolah TK di salah satu sekolah di daerah Kabupaten Sukabumi.

Ranti melakukan kegiatan mengajar yang dilaksanakan secara home visit dengan mengunjungi beberapa rumah siswa TK yang terjangkau dan dekat dari tempat tinggal dengan tetap memenuhi protokol kesehatan. Kegiatan ini dilakukan setiap hari dengan 3 kali pertemuan setiap anak dalam seminggu. Ranti juga membawakan cerita dongeng saat melakukan program mengajar dengan tujuan mengenalkan literasi dini dan anak tidak bosan saat belajar. Juga mengenalkan anak-anak akan adanya virus yang sedang mewabah dan menghimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Guru dan orang tua menyambut baik dan antusias dengan program ini orang tua mengeluhkan anaknya yang menjadi tidak semangat belajar saat pembelajaran selama pandemik ditambah masa libur semester “iya neng, daripada anak main tidak jelas lebih baik waktunya digunakan untuk belajar” ujar salah satu orang tua siswa. “kalo di rumah anaknya gamau belajar, Neng, apalagi yang nyuruh mamanya”. Menanggapi respons orang tua yang demikian Ranti juga membagikan poster yang berisi tips-tips bagaimana mendampingi anak saat belajar di rumah.

Dengan adanya program ini, anak-anak menjadi lebih semangat belajar dan penerapan pembiasaan baik sekolah seperti sopan santun, pembiasaan berdoa dapat kembali diterapkan kembali sedikit demi sedikit. Dengan melihat kondisi ini Ranti berpendapat bahwa pembelajaran secara daring dapat menurunkan semangat belajar sehingga orang tua harus menjadi pendamping yang baik dan kreatif dalam mendampingi anak belajar di rumah. Guru yang menjadi mitra kerja yang harus memberikan pembekalan kepada orang tua serta pendampingan sebelum tiba masa pembelajaran tahun ajaran baru.

(JN)