KKN Tematik UPI 2021: Bantu Guru dan Siswa Lebih Melek Teknologi

Melalui Surat Edaran Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2020 tentang pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Dalam surat edaran tersebut berisi tentang himbauan agar sekolah melaksanakan pembelajaran jarak jauh sesuai dengan kondisi masing-masing, dan menyarankan siswa untuk melakukan pembelajaran dari rumah. Pembelajaran secara daring dapat dilakukan melalui e-learning ataupun menggunakan berbagai aplikasi pihak ketiga yang dapat mendukung proses pembelajaran daring seperti Zoom Meeting, Google Classroom, Google Meet, dan CloudX.

Namun, pada kenyataannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih banyak kelemahan salah satu faktor terbesarnya, yaitu teknologi. Untuk mengatasi kendala tersebut, selama 1 bulan, Nabila Nur Maulida, salah satu mahasiswa UPI semester 6 melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) melalui pendidikan. Nabila memilih sasaran program tertuju kepada sekolah dasar (SD) mengingat maraknya wawancara yang beredar di media sosial bahwa kurangnya edukasi pada anak usia dini dikarenakan efek pandemi dari sekolah di rumah. Untuk sasaran khususnya yaitu, kelas 2 dan 3 di salah satu Sekolah Dasar daerah Kabupaten Bandung Barat karena menurutnya, baik siswa maupun orang tua siswa kelas 2 dan 3 SD masih sangat riskan dalam pembelajaran daring.

Pada hari pertama masuk sekolah yaitu (19/07/2021) melalui media Google Meet, dengan agenda perkenalan siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan harapan mereka saat naik rombongan belajar yang diduduki saat ini. Dari jumlah siswa kelas 2, yaitu 27 orang hampir 90% berharap “Semoga Corona cepat berlalu supaya saya bisa belajar di sekolah”, begitu pun sama untuk respons siswa di kelas 3. Dalam pertemuan ini pun, Nabil melakukan analisis bahwa 98% yang mengikuti pembelajaran daring ini adalah orang tua siswa, siswa hanya ikut arahan  orang tuanya saja. Tidak bisa kita salahkan jika orang tua memberikan arahan selama pembelajaran, karena memang seharusnya pada anak jenjang kelas 1-3 SD orang tua harus ikut memantau dan membantu.

Setelah pembelajaran di hari pertama selesai Nabila kemudian membuat Grup WhatsApp pendampingan untuk orang tua dan siswa, kemudian Nabila membagikan survei melalui Google Forms. Setelah diolah dari pertanyaan yang menurut Nabila perlu dicari problem solving untuk siswa yaitu “Apakah Anda menyukai pembelajaran daring (online)?” hasilnya 66,7% Siswa menjawab “Tidak”, dan untuk pertanyaan pada Forms orang tua yaitu “Apakah Anda termasuk orang tua yang paham mengenai teknologi?” hasilnya 50% orang tua siswa menjawab “Kurang”. Dapat kita simpulkan bahwa jawaban siswa dalam pertemuan Virtual dan hasil jawaban Survei sesuai bahwa mereka mengharapkan pembelajaran luring.

Namun dengan adanya kondisi pandemi yang kita tidak tahu akan berakhir sampai kapan, sudah menjadi kewajiban untuk siswa dan orang tua mulai membiasakan dan belajar untuk melek teknologi. Dari hasil survei juga bahwasanya orang tua siswa banyak yang mengeluh akan berperan ganda untuk menjadi guru, Nabila menyarankan “agar orang tua memulai untuk mengajari anak belajar teknologi agar bisa belajar mandiri saat pandemi.”

“Fasilitator pertama yang harus melek teknologi adalah pihak sekolah, kemudian pihak sekolah memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada guru, kemudian guru memberikan sosialisasi kepada orang tua dan memberikan bahan edukasi, kemudian orang tua sedikit demi sedikit untuk mulai memberikan edukasi kepada anak. Dengan begini anak akan terbiasa dan merasakan bahwa pembelajaran jarak jauh tidaklah sulit.” tambahnya.

Melalui program KKN ini, Nabila berfokus untuk memberikan edukasi kepada guru mengenai media pembelajaran, dan games edukasi untuk memberikan suasana belajar asyik di kala pandemi. Untuk pendampingan kepada orang tua, Nabila pun memberikan edukasi khusus bagaimana membuat anak belajar mandiri di kala pandemi, dan untuk siswa Nabila memberikan edukasi tips belajar daring secara efektif, dan juga tontonan edukasi melalui media Youtube guna menggantikan les/pembelajaran tambahan.

Nabila berharap “dengan adanya program ini, orang tua siswa dan juga siswa dapat memahami dan mengaplikasikan media pembelajaran yang digunakan bahwasanya media pembelajaran daring ini tidaklah semata-mata hanya untuk asal sekolah saja, tetapi melalui media pembelajaran daring/teknologi ini dapat menjadi edukasi termudah yang sangat bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan. Untuk guru pun sama, guru sebagai fasilitator diharapkan mampu lebih mengkaji teknologi lainnya sehingga siswa tidak merasa monoton dengan pembelajaran jarak jauh ini.”

“Lakukan hal kecil untuk membantu mengubah Indonesia melek teknologi di masa pandemi demi membantu pemerintah menanggulangi kendala pendidikan yang kian hari kian memprihatinkan!” pungkasnya.