KKN Tematik UPI 2021: Kendala Pembelajaran Daring

Seperti yang kita ketahui, saat ini sedang terjadi pandemi yang diakibatkan oleh virus Covid-19, kemudian diperparah dengan adanya varian baru dari virus ini yang lebih berbahaya. Seperti yang dikutip dari kompas.com, Catherine Bennett, Ketua Epidemiologi Deakin University mengatakan “varian baru (Delta) bisa dengan cepat mengungguli varian lain. Kami melihatnya di Inggris, kami melihatnya di seluruh Eropa, dan kami juga melihatnya di Amerika Serikat (AS). Delta dengan cepat menjadi strain yang dominan,”

Seperti yang kita ketahui bahwa pandemi menyebabkan banyak hal harus dilakukan secara daring salah satunya yaitu di bidang Pendidikan. Sudah lebih dari setahun pembelajaran dilakukan secara daring demi mencegah penularan virus Covid-19 dan menekan angka pasien Covid-19 di Indonesia.

Selain itu sejak awal bulan Juli diterapkan PPKM yang mengharuskan semua masyarakat berdiam diri di rumah. Presiden RI, Ir. Joko Widodo mengatakan “WHO menyampaikan, diperkirakan akan muncul lagi varian baru, varian baru lagi, dan ini akan menyebabkan pandemi bisa lebih panjang dari yang kita perkirakan” hal tersebut menyebabkan pembelajaran daring pun akan terus diterapkan hingga waktu yang tidak tentu.

Pembelajaran daring memanglah merupakan suatu solusi yang baik untuk menekan angka pasien Covid-19 di Indonesia, tapi perlu diketahui pula bahwa faktanya terdapat kendala baru yang muncul atas sebuah solusi daring selama pandemi terutama dalam hal ini yaitu pembelajaran daring.

Seperti yang dikatakan oleh beberapa guru di SMPN 1 Kibin, mereka mengatakan bahwa selama pembelajaran daring masalah terbesar yang dihadapi yaitu rendahnya partisipasi siswa, beliau mengatakan “jika saya mengirim video pembelajaran jangankan dipahami, dibuka saja tidak, dan tugas-tugas sering tidak dikerjakan”. Selama pembelajaran daring berlangsung, pembelajaran menjadi kurang efektif karena kurangnya interaksi tatap muka antara guru dan siswa yang menyebabkan siswa menyepelekan pembelajaran.

Masalah lainnya, yaitu kuota dan sinyal, dua hal tersebut menjadi kendala karena daerah sekitar SMPN 1 Kibin merupakan daerah yang belum begitu maju yang perekonomiannya pun masih rendah sehingga kuota dan sinyal menjadi suatu masalah dalam pembelajaran daring. Memang terdapat bantuan kuota dari pemerintah untuk para siswa tapi nyatanya bantuan tersebut kurang tepat sasaran. Kendala kuota dan sinyal tersebut menyebabkan siswa menjadi kesulitan untuk mengikuti pembelajaran daring.

Masalah selanjutnya yaitu masih banyak guru yang kurang mengerti teknologi sehingga materi pembelajaran yang digunakan kurang menarik bagi siswanya. Karena kurang menariknya teknologi yang digunakan membuat siswa menjadi merasa bosan. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan KKN tematik ini Neng Muthia Oktaria, salah seorang mahasiswi UPI, membantu dalam hal membuat media pembelajaran yang lebih menarik seperti membuat poster, infografis, Power Point serta video pembelajaran yang dibuat semenarik mungkin dari segi warna maupun animasi dengan tidak menghilangkan esensi dari pembelajaran itu sendiri, hal tersebut dilakukan agar dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran. Selain itu evaluasi pembelajaran dibuat menjadi lebih menarik dengan menggunakan Google Form atau Quizizz yang biasanya siswa hanya mengerjakan di kertas biasa yang terlihat kurang menarik. Diharapkan, dengan teknologi pembelajaran yang lebih menarik dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran daring yang akhirnya pembelajaran daring dapat berjalan efektif.