KKN Tematik UPI 2021: Optimalisasi Pembelajaran Daring Berbasis Kearifan Lokal Jawa Barat di PAUD Selama Masa Pandemi

Menyebarnya wabah virus Covid-19 ini mengakibatkan pembelajaran yang dilakukan di sekolah menjadi dilakukan di rumah saja, tetapi untuk Pendidikan Anak Isia Dini tersendiri lebih banyak menggunakan model pembelajaran Blended Learning yaitu perpaduan pembelajaran luring (tatap muka) dan juga daring (online) karena Anak Usia Dini sangat perlu untuk diberikan bimbingan secara langsung sehingga pembelajaran menjadi optimal. Pembelajaran daring membuat anak menjadi malas dan bosan karena kurangnya interaksi dengan teman-temannya sehingga anak-anak lebih sering menghabiskan waktu dengan bermain gadjet, tentu saja hal ini menjadi persoalan yang perlu diselesaikan apalagi menyangkut Anak Usia Dini yang segala sesuatu yang mereka lihat, dengar dan rasakan akan sangat mudah mereka aplikasikan pada kehidupan sehari-harinya.

Kearifan lokal merupakan suatu kebiasaan pada masyarakat yang bersifat turun temurun yaitu adat istiadat, bahasa daerah dan sebagainya. Kearifan lokal “Jawa Barat” yaitu suatu kebiasaan yang dilakukan oleh orang sunda dan bersifat turun temurun, beberapa kearifan lokal “Jawa Barat” adalah bahasa sunda, kaulinan barudak sunda (permainan tradisional), makanan khas sunda, dan lagu daerah sunda. Kearifan lokal di “Jawa Barat” ini hampir punah karena anak-anak sudah terkontaminasi dengan kebudayaan luar seperti kpop, sehingga perlu adanya peran seseorang dalam mengatasi kepunahan kearifan lokal “Jawa Barat” ini.

Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting dalam memberikan pengalaman bermakna bagi anak, mengembangkan ke enam aspek perkembangan anak yaitu moral-agama, sosial-emosional, fisik-motorik, kognitif, bahasa dan seni dan menjadi salah satu peran untuk memberikan pembelajaran berbasis kearifan lokal “Jawa Barat” yang hampir punah. Dengan begitu bahaya penggunaan gadget bagi anak teratasi sekaligus kearifan lokal “Jawa Barat” kembali dilestarikan oleh generasi masa depan yaitu anak-anak didik kita.

Program KKN Tematik membangun desa melalui bidang pendidikan ini dilakukan selama 1 bulan pada tanggal 1 Juli – 31 Juli, Yayu Cahyani melakukan KKN Tematik ini di Lembaga PAUD yaitu RA Nurul Falah yang berada di Jalan Babakan Tarogong Gg. Laksana Kota Bandung. Selama program ini dijalankan mulai dari penguatan pembelajaran daring berbasis kearifan lokal pada guru ternyata mendapat respons positif dari para guru, pasalnya memang bahaya gadget saat ini semakin meningkat dikarenakan tingkat bosan anak yang hanya berdiam diri di rumah saja mengakibatkan anak mencari hiburan melalui gadget baik itu bermain game, tontonan Youtube dan berbagai aplikasi yang terdapat pada gadget. Rasa bosan ini berujung pada rasa malas anak karena kecanduan bermain gadget hingga malas untuk belajar, emosi yang tidak stabil, bahkan anak tidak peka dengan sekitarnya sehingga malas untuk bergaul dengan sanak saudara maupun teman sebayanya.

Selain itu Yayu Cahyani melakukan pendampingan pada orang tua untuk dapat menggunakan gadget sebagai media pembelajaran daring berbasis kearifan lokal “Jawa Barat”, dengan mencari informasi tentang makanan khas sunda, permainan tradisional sunda, dan lagu daerah sunda. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai kegiatan kreatif yang dapat dilakukan oleh orang tua dan anaknya selama masa pandemi yaitu dengan memasak bersama makanan khas sunda, bernyanyi bersama lagu daerah sunda, atau pun bermain bersama permainan tradisional sunda. Dengan begitu rasa bosan anak akan teratasi, pengaruh bahaya gadget berkurang sekaligus anak bisa belajar mengenal apa saja kearifan lokal “Jawa Barat”.

Terakhir Yayu Cahyani melakukan pendampingan pembelajaran luring dan daring kepada anak-anak di RA Nurul Falah. Untuk kegiatan luring kami semua tentunya mematuhi protokol kesehatan mencuci tangan sebelum masuk kelas, mengecek suhu dan menggunakan masker. Kegiatan yang dilakukan secara luring yaitu mengajak anak-anak untuk memainkan berbagai macam permainan tradisional sunda yang dilakukan di dalam kelas seperti congklak, beklen, membuat benda yang ada di rumah dengan platisin lalu anak menyebutkan benda tersebut dengan bahasa sunda. Untuk kegiatan daring, yaitu memberikan video mengenai makanan khas sunda yaitu “Surabi” yang telah dibuat oleh Yayu Cahyani lalu setelah menonton videonya anak-anak diberikan tugas, untuk kelompok A tugasnya adalah menggambar dan mewarnai “Surabi” dan untuk kelompok B tugasnya yaitu menuliskan kata “Surabi” kemudian anak-anak mengikuti tulisan tersebut dengan menggunakan media Loose Part yaitu media yang dapat digunakan kembali jika setelah selesai dipakai sehingga tidak menggunakan lem ketika pemakaiannya. Anak-anak di RA Nurul Falah menggunakan media yang ada di rumahnya seperti kancing, buah delima, leunca, dan sebagainya.

Optimalisasi pembelajaran daring berbasis kearifan lokal “Jawa Barat” di PAUD yang diterapkan di RA Nurul Falah terlaksana dengan baik yaitu terlihat dari anak-anak yang antusias ketika melakukan kegiatan kreatif dengan Ayah Bundanya mulai dari bermain kaulinan barudak sunda, bernyanyi lagu daerah sunda dan memasak makanan khas sunda, danantusias saat mengikuti tulisan “Surabi” menggunakan media Loose Parts juga ketika menggambar dan mewarnai ”Surabi“ anak-anak begitu sangat kreatif dan mampu dalam mengerjakan tugasnya dengan baik.

Optimalisasi pembelajaran daring berbasis kearifan lokal “Jawa Barat” di PAUD perlu dilakukan pasalnya anak-anak sejak dini jika dikenalkan budaya daerahnya sendiri tentunya akan menjadi bekal di masa yang akan datang untuk dapat memfilter diri terhadap budaya yang datang karena ketika perkembangan teknologi semakin pesat segala budaya akan masuk melalui media sosial, sehingga nantinya anak mampu untuk melestarikan kebudayaannya sendiri. Seperti kata pepatah bahwa “Di mana Bumi di Pijak di Situ Langit di Junjung” Selain itu juga dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak khususnya yaitu memperbaiki emosional yang tidak stabil karena dalam kaulinan barudak Sunda dan kegiatan yang menggunakan media Loose Parts akan melatih anak untuk jujur dan sabar.