KKN UPI Dampingi Masyarakat Desa Wantilan Kabupaten Subang Optimalkan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle

Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan pendampingan bagi masyarakat Desa Wantilan Kabupaten Subangdengan melakukan optimalisasi tempat pengelolaan sampah reduce reuse recycle.  Tempat pengelolaan sampah reduce-reuse-recycle atau yang sering disebut TPS3R merupakan konsep pengelolaan sampah dengan mengedepankan efisiensi dari sampah yang dihasilkan agar semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Salah satu yang sangat dimanfaatkan adalah sampah organik yang akan diolah menjadi pupuk kompos.

TPS3R yang dimiliki oleh desa Wantilan merupakan salah satu aspek yang menjadi keunggulan desa Wantilan itu Sendiri.  Pengelolaan sampah TPS3R yang dimiliki Desa Wantilan berhasil dilirik oleh yayasan yang bergerak di bidang pemberdayaan masayarakat dan lingkungan asal Korea, yaitu Yayasan Sae-Maul.

Komaruddin S.Pd, Kepala Desa Wantilan memberikan keterangan, “Kami sangat berterima kasih kepada Yayasan Saemaul yang telah menjadikan kami desa percontohan untuk di daerah Gyeongbok, Seoul, Korea. TPS3R ini menjadi salah satu aset berharga bagi kami, utamanya untuk kesehatan dan kebersihan desa”.

Desa Wantilan yang memiliki sektor pertanian dan perkebunan sebagai mata pencaharian pun diuntungkan dengan hadirnya TPS3R. Sampah-sampah organik yang dihasilkan dari rumah warga diolah agar nantinya dapat dijadikan pupuk kompos organik. Salah satu keunggulan yang ada di TPS3R dalam proses pengolahan sampah organik adalah budidaya maggot. Desa Wantilan pun menjadi desa percontohan di Subang sebagai bentuk nyata suksesnya pemanfaatan maggot.

“Desa Wantilan berhasil memanfaatkan maggot sebagai penghasilan untuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Budi daya maggot kami pun mendapat perhatian dari Dinas Lingkungan Hidup. Kami menjadi desa percontohan untuk wilayah Subang dan terus mendapat bimbuingan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Subang” Ujar Suparman selaku Ketua RW 02 Desa Wantilan sekaligus penanggung jawab budi daya maggot di desa Wantilan.

Peran maggot dalam pengolahan sampah TPS3R sangatlah besar. Kehadiran maggot yang berhasil dibudidaya menjadikan desa Wantilan memiliki pengurai yang dapat mengurai sampah-sampah organik yang menimbulkan bau tidak sedap. Bahkan terdapat keunikan dari lalat BSF yang menghasilkan maggot.

“Lalat BSF itu spesial. Di TPS3R yang kami miliki, tidak ada lalat-lalat yang sampah yang biasanya berkeliaran dan mengganggu. Kami cukup melepas 1-2 lalat BSF  saja, maka lalat sampah yang biasanya memenuhi tempat sampah akan menjauh dan menghilang dengan sendirinya”. Ujan Suparman.

Desa Wantilan pun mendapatkan kunjungan dari akademi keperawatan Gyeongbok serta yayasan Saemaul yang melakukan kunjungan pada 16 Februari 2023 ke TPS3R Desa Wantilan. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka melihat TPS3R serta potensi desa wisata yang dimiliki oleh desa Wantilan. Hadirnya TPS3R di desa Wantilan menggerakan akademi keperawatan Gyeongbok untuk melakukan kunjungan dan pembinaan dalam tata kelola sampah dari segi kesehatan. Akademi keperawatan Gyeongbok pun menyampaikan apresiasi dari segi pemilihan lokasi TPS3R.

“Kami mendapatkan apresiasi dikarenakan lokasi dari TPS3R yang sangat ideal dari segi pemilihan tempat. TPS3R yang kami bangun jauh dari pemukiman warga dan juga memiliki alur limbah yang tertata dengan rapi. Kami pun mendapatkan binaan serta arahan dari Akademi Keperawatan Gyeongbok agar selalu meningkatkan kualitas tata kelola dari TPS3R agar kesehatan warga desa Wantilan tetap terjaga”. Ujar Komaruddin, Kepala Desa Wantilan.

“TPS3R memiliki daya tarik sendiri dari sudut pandang pariwisata. Lokasi yang strategis serta pembangunan yang cepat akan menjadi keuntungan dalam realisasi desa wisata agroindustri. Oleh karena itu kami merasa sangat terbantu dengan adanya para Mahasiswa KKN asal UPI yang memiliki program perancangan desa wisata agroindustri dengan memanfaatkan kondisi desa dan pemaksimalan TPS3R sebagai daya tarik dan ikon desa kami”. Ujar Komaruddin, kepala desa Wantilan.

Komaruddin menyatakan menambahkan bahwa dirinya sangat bangga dengan apa yang terjadi pada desa Wantilan sejauh ini. “Suksesnya TPS3R ini tidak akan terjadi tanpa bantuan warga desa Wantilan dan juga Yayasan Saemaul yang berkenan melakukan bimbingan serta berkontribusi dalam bentuk pembangunan serta bantuannya dalam hal finansial TPS3R. Tidak lupa mahasiswa KKNP UPI juga memiliki program yang selaras dengan visi desa wantilan dalam menjadikan desa wisata wantilan. Saya pun merasa bangga dengan prestasi yang dapat kami capai sejauh ini. Semoga hubungan Desa Wantilan dengan Akademi Keperawatan Gyeongbok dan Yayasan Saemaul dapat terus terjaga dengan baik” (Kontributor Humas UPI/M. Azis S. Hatmoko)