Menelusuri Makna dari Sirah Nubuwwah Muhammad Saw.

Bandung, UPI

Minggu (24/10), Allah Swt. menegaskan bahwa sesungguhnya Nabi diutus untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira, pembawa peringatan, dan menjadi penyeru kepada agama Allah serta sebagai cahaya yang menerangi. Maka dari itu penjelasan beliau berikut ini bisa dijadikan bahan rujukan oleh umat Islam dalam Menelusuri Makna dari Sirah Nubuwwah Muhammad Saw. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Ahzab ayat 45 sampai 46.

﴿ يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِنَّآ اَرْسَلْنٰكَ شَاهِدًا وَّمُبَشِّرًا وَّنَذِيْرًاۙ ٤٥ وَّدَاعِيًا اِلَى اللّٰهِ بِاِذْنِهٖ وَسِرَاجًا مُّنِيْرًا ٤٦ ﴾

Artinya: (45) Wahai Nabi (Muhammad), sesungguhnya Kami mengutus engkau untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, dan pemberi peringatan. (46)  dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya serta sebagai pelita yang menerangi. (Q.S. Al-Ahzab: 45-46)

Ayat ini memiliki peran sebagai kabar anugerah atas diutusnya seorang Rasul yang menjadi penerang. Di dalam Tafsir Al-Munir dinyatakan bahwa ayat ini mengandung fungsi dan tugas dakwah yang diemban oleh Rasulullah Saw. sebagai sosok yang memberikan tuntunan, bimbingan, dan menunjukkan kearah kebaikan. Rasulullah Saw. diutus untuk menyaksikan, apakah umatnya merupakan hamba yang membenarkan, beriman, bertakwa atau malah sebaliknya yakni mengingkari dan mendustakan ajaran-Nya. Adapun di dalam Tafsir Al-Qurthubi dijelaskan bahwa esensi diturunkannya ayat ini adalah untuk menghibur Nabi Muhammad dan seluruh kaum mukminin serta ditegaskan juga bahwa Nabi Muhammad merupakan saksi, pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, penyeru kepada agama Allah, dan cahaya yang menerangi.

Dari ayat ini hendaknya kita mendidik diri dan orang-orang di sekitar untuk menanamkan rasa syukur yang tinggi dan tidak mengingkari nikmat-Nya, mendidik nilai sosial untuk saling mengajak dalam hal-hal yang positif, menampakkan mahabbah kepada Allah dan Rasul-Nya dengan ketaatan, serta meningkatkan nilai tauhid dan ibadah. Maka dalam upaya untuk menggapai nilai-nilai pendidikan ini tentunya diperlukan penanaman konsep Tauhidullah di dalam diri dan orang-orang di sekitar kita.

Di dalam Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam kitab al-Iman diungkapkan bahwa risalah atau tujuan diutusnya Nabi Muhammad Saw. ke dunia yaitu untuk menyampaikan ajaran Ilahi yang termaktub di dalam kitab suci, mengembangkan hikmah kearifan yaitu kebenaran di luar kenabian, serta mendorong kegiatan dalam menelaah gejala-gejala alam dan sejarah sebagai tanda-tanda kebesaran Allah untuk mengungkapkan hal-hal yang belum diketahui oleh manusia.

Makna dari Sirah Nubuwwah oleh Ibnu Manzur di dalam kitab Lisanul Arab menyatakan bahwa as-Sirah menurut bahasa adalah kebiasaan, jalan,  kegiatan yang dipekerjakan, dan kelakuan. Adapun menurut istilah umum berarti perincian hidup atau sejarah hidup seseorang. Sedangkan Sirah Nubuwwah atau Sirah Nabawiyah merupakan rekaman atau mata rantai dari seluruh perjalanan Nabi Muhammad Saw. sejak dilahirkan hingga wafat.

Dari Jabir ibn Abdullah berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda telah diberi lima keistimewaan yang tidak diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumnya yaitu ditolong dengan rasa takut yang menghinggapi musuh-musuhnya dari jarak sebulan perjalanan, bumi ini dijadikan untuknya sebagai tempat sujud dan alat bersuci, dihalalkan baginya harta rampasan perang, diberikan kepadanya hak untuk memberikan syafaat, serta diutusnya yang ditujukan kepada seluruh manusia. (Cikal Aktar Muttaqin)