MENGHADAPI COVID-19 : BELAJAR DARI UJIAN HIDUP NABI IBRAHIM AS

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., MA  memenuhi undangan sebagai khotib dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Idul Adha 1441 H/2020 M di Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat (31/7/2020). Pada khutbah Idul Adha 1441 H/2020 M, Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., MA menjelaskan tentang strategi menghadapi Covid-19 dengan meneladani perilaku nabi Ibrahim AS.  

Keteladanan dalam Ibadah Qurban

Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., MA menyampaikan tentang tiga ibadah secara bersamaan diseleggarakan pada saat ini, yaitu ibadah haji, shalat idul adha, serta ibadah qurban. Ibadah ini mengingatkan kita kepada Nabiyullah Ibrahim AS. Terdapat banyak pelajaran yang dapat kita ambil  dari kisah perjuangan Nabi Ibrahim AS dalam bentuk ujian dan perjuangan dalam menghadapi kaumnya yang dhalim serta dalam mengawali ibadah qurban.

Keteladanan  dalam lingkunganya dan keyakinan kepada Allah SWT tidak membuatnya ragu dalam berdakwah walaupun menghadapi tantangan  besar. Dakwah yang dijalankan Nabi Ibrahim AS, perlu didukung dengan pengetahun dan kemampuan untuk menjelaskan kebenaran atau kemampuan untuk beragumentasi. Selain itu, kita tidak boleh membenarkan sesuatu yang telah biasa kalau memang kebiasaan itu merupakan suatu yang keliru, tetapi sebaiknya kita harus membiasakan sesuatu yang benar.

Pada kisah nabi Ibrahim-Ismail mengandung makna dan pembelajaran bgai kita diantaranya bahwa keimanan kepada Allah SWT telah membuat mereka tidak ragu untuk melakukan apapun, termasuk melakukan tindakan yang menurut menurut pikiran orang biasa tidak masuk akal. Kesabaran dalam menghadapi ujian Allah SWT membuat merasa nyaman dan tidak berkeluh kesah dalam menjalaninya. Kecitaan dan kepasrahan terhadap Allah SWT mengalahkan kecintaan kepada siapa dan apapun yang ada dalam dunia ini. Kisah ini menjadi proses dialogis antara seorang bapak dan anak yang sangat bernilai pendidikan.

Menghadapi Covid-19

Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., MA menjelaskan tentang bahwa berdasarkan data 24 Juli 2020, penyerbaran Covid-19 saat ini sudah menimpa 215 Negara di dunia dengan jumlah kasus yang terkena sebanyak 15.651.601 orang, yang meninggal tercatat sebanyak 634.464 orang dan yang sembuh sebanyak 953.28 orang. Musibah ini telah memberikan dampak terhadap kehidupan pada bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, pariwisata, maupun berbagai bidang kehidupan lainya. Rasa ketakutan, putus asa, kejenuhan, serta tersiksa masih dirasakan sebagaian orang dalam kehidupan kita. Sebagai umat muslim  semoga kita bisa belajar dari pengalaman Nabi Ibrahim AS dalam setiap ujian, sehingga kita bisa siap menghadapi dan menyikapi pandemik Covid-19  dengan tepat dan wajar sesuai dengan ketentuan agama Islam.

Pada akhir khutbah, Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., MA menekankan pentingya mengambil makna dan hikmah dari berbagai kejadian saat ini. Kita bisa mengembangkan sikap hidup dan perilaku yang tepat, sehat dan proporsional dalam menghadapi pandemic Covid-19. Insyalloh kita akan hidup tenang dan tidak khawatir secara berlebihan karena umur itu sudah ada jatahnya masing-masing karena kematian itu sesuatu yang pasti terjadi bagi setiap yang bernyawa. Kita tidak boleh takabur dan menantang bahaya dengan hidup ceroboh karena semua amal kita akan kembali ke kita.  Kita wajib berikhtiar secara maksimal untuk menjemput qada dan qadar yang baik dari Allah SWT (Humas UPI)