Menpan RB Luncurkan Jurnal Insancita

4

Bandung, UPI

Membangun sebuah jurnal ilmiah memang mudah dilakukan namun menjaga konsistensi dan  eksistensi yang berkesinambungan justru yang suiit.

Dalam perkembangannya jurnal nasional yang terbit di Indonesia cukup banyak, bahkan hampir setiap perguruan tinggi memiliki jurnal ilmiah baik negeri maupun swasta sehingga seiring perkembangan keilmuan kehadiran jurnal ilmiah semakin menjamur. berbeda dengan tahun 60an dimana jurnal ilmah hanya dimiliki oleh perguran tingi negeri saja, demikian kata Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Prof.Dr.H. Yuddy Chrisnandi, M.E pada saat acara Pekuncuran Jurnal Insancita : Journal of Islamic Studies in Indonesia and Southeast Asia, Jumat 12 Februari 2016 di Auditorium JICA FPMIPA UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Jurnal yang baik menurut pandangannya bahwa dalam sebuah jurnal ada sebuah pemikiran yang memiliki kekuatan referensi dan kekuatan argumentasi serta mampu menerobos pandangan kedepan yang cukup panjang, sehingga kualitas sebuah jurnal sebagai bacaan ilmiah akan dirasakan pada saat kita membacanya berulang-ulang dan tidak membosankan.

3

“Esensi dari sebuah jurnal disamping mempunyai fondasi keilmuan yang kuat, sebuah jurnal juga harus memiliki keorentasian kedepan yang kokoh. Serta yang penting ketika waktu berjalan, pemikiran keilmuan tersebut masih otentik dan relevan dengan isu yang berkembang dengan perkembangan hidup yang kita jalani,” ujar Guru Besar UNAS Jakarta tersebut.

Tak hanya membangun fondasi yang kuat, yang harus dipikirkan juga adalah kontinyunitas dan kaderisasi keilmuan serta mempersiapkan orang-orang yang konsisten untk membnagun keberadaan eksistensi jurnal tersebut.

Selain itu, dikatakan Prof. Yuddy, tantangan jurnal adalah menghadirkan orang-orang yang mempunyai kekayaan intelektual  yang tak terhingga untuk memberikan kontribusi pemikiiran dalam bentuk tulisan, dan menghadirkan orang-orang yang tekun untuk memilih dan membaca serta dapat mengambil keputusan dalam memilih tema-tema yang baik untuk menjadi bagian dari sebuah jurnal tersebut.

“ Apabila ketiga hal ini dimiliki oleh sebuah jurnal ilmiah maka apa yang menjadi optimisme dan harapan jurnal tersebut akan bisa tercapai dan apa yang dicita-citakan akan menjadi sebuah perjalannan panjang yang abadi dari sebuah perkembangan ilmu pengetahuan.” tegasnya.

Menurut pengalaman ia dimuatnya sebuah artikel tentunya memiliki tantangan tersendiri, kompetisi dari segi gagasan dan kualitas dengan kalangan para akademisi akan menghiasi perjalan tersebut, baik pada jurnal akreditasi nasional maupun internasional. Oleh karena itu, kita harus jeli dalam memilih pemikiran dan gagasan yang relevan dengan keilmuan dan perkembangan jaman.

1

Diterbitkannya jurnal Insancita ini diharapkan memiliki trademarknya tersendiri sehingga berbeda dengan jurnal-jurnal yang ada berkembang saat ini dan keberadaan jurnal ini memiliki posisi yang tepat di tengah produk pemikiran, penelitian dan akademis.

“Dengan demikian keberadaan jurnal Insancita ini dapat memberi ruang gerak bagi para akademisi untuk menuangkan pemikiran yang bermanfaat. Tentunya di era ini tuliisan kita tidak hanya dimuat dan dibaca saja tetapi kehadiran sebuah jurnal diharapkan akan membantu para akademisi dalam mengembangkan karirnya karena setiap penulisan karya ilmiah memiliki peningkatan reputasi bagai kalangan,” pungkasnya. (Asko/DenyAndri)