Ketika Tubuh Bicara : Saat Kata Tak Mampu Mewakili Nurani

KIG Dance

Bandung, UPI

Teater Lakon UPI tak mengenal lelah untuk terus berkarya. Teater Lakon kembali menggelar acara Jum’Artan, pentas kesenian yang rutin dilaksanakan setiap Jum’at malam. Kali ini Teater Lakon menggelar pementasan berjudul “Ketika Tubuh Bicara”. Pementasan tersebut dilaksanakan pada Jum’at, 5 Februari 2016 di depan Gedung Geugeut-Winda UPI. Acara Jum’Artan Teater Lakon selalu ditunggu para mahasiswa UPI karena menampilkan hal-hal yang baru, unik, kreatif, dan inovatif.

Berbeda dari basanya, pementasan Teater Lakon kali ini tidak lagi tentang dramatic reading. Teater Lakon mementaskan garapan “Ketika Tubuh Bicara” yang disutradarai oleh Muhammad Sururri Purawinata. Pementasan kali ini lebih mengutamakan gerak tubuh sebagai inti dari pementasan. Garapan “Ketika Tubuh Bicara” ini bermaksud untuk menggambarkan keadaan negeri saat ini. Orang-orang berebut tahta dan kekuasaan, saling sikut demi mendapatkan keinginan baik pribadi maupun golongannya. Para pemimpin dibutakan oleh kursi kekuasaan yang diembannya. Mereka jadi angkuh dan jauh dari janji-janji ketika mereka mencalonkan diri jadi seorang pemimpin.

Ketika suara rakyat tak lagi didengar, ketika hukum hanya runcing kepada orang-orang lemah dan tumpul bagi penguasa. Pementasan ini menggambarkan bahwa pada zaman sekarang ini teman bisa saja menjadi lawan. Orang-orang bisa saja baik di depan namun menusuk dari belakang. Sikap gotong royong, tenggang rasa dan keikhlasan adalah ciri budaya bangsa yang kini mulai pudar. Sikap serakah, tamak, dan angkuh sedang menjangkiti para pemimpin negeri ini.  Marilah kita sadarkan mereka agar kembali menjalani tugasnya sesuai amanah rakyat demi kesejahteraan bersama.

Wirahma

Dalam acara Jum’Artan kala itu ada beberapa pementasan yang digelar. Ada penampilan dari Yayu Islami, mahasiswa seni musik, yang menyanyikan dua lagu romantis. Ada juga penampilan dari Yosep Yogi dengan judul “Pemanasan” yang menampilkan tari akrobatik. Selain itu, ada juga perform dari bintang tamu malam itu yaitu pentas dari KIG Dance Community yang rela basah-basahan untuk menampilkan pentas yang sangat menarik. Ada juga hipnoti’is dari Ridwan Saidi atau yang lebih dikenal dengan Bobi Getih.

Jum’Artan Teater Lakon akan selalu digelar setiap minggu dengan konsep dan sutradara yang berbeda. Kesenian tidak boleh mati, kesenian harus selalu ada dan menjadi pelajaran hidup bagi manusia. Manusia yang jauh dari kesenian maka hatinya akan kering. Kesenian mengajarkan manusia untuk berempati, merasakan hal-hal yang tak pernah kita dialami. Rasa senang, sedih, haru, histeris, bahagia, dapat kita temukan seusai menyaksikan pertunjukan kesenian salah satunya teater. Maka dari itu, jangan lewatkan Jum’Artan Teater Lakon yang akan selalu ada untuk siapapun yang butuh hiburan, kurang piknik, dan sedang stres menghadapi masalah. (Kamil Mubarok)