Nita Mujahidah, Delegasi UPI di Indonesia Millenial Movement

Jakarta, UPI

Dari sekitar 1.500 pendaftar, sebanyak 100 pemuda yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia berhasil lolos mengikuti kegiatan Indonesia Millenial Movement, yang dilaksanakan pada 9-13 November 2018 di Hotel Aryaduta, Jln. Prajurit KKO Usman dan Harun No. 44-46, Gambir, Jakarta Pusat.

Kegiatan tersebut merupakan forum anak muda Indonesia yang berasal dari latar belakang agama, suku, bahasa, dan budaya yang berbeda untuk bersama-sama merumuskan usaha perdamaian yang mampu dilakukan oleh pemuda dalam rangka merawat keberagaman sebagai jati diri tanah air Indonesia.

Indonesia Millenial Movement diselenggarakan langsung oleh Maarif Institute yang bekerja sama dengan Convey, PPIM UIN Jakarta dan UNDP Indonesia. Proses seleksinya lumayan ketat, dimana para peserta diharuskan menulis essay sesuai tema yakni “Percaya Indonesia”, membuat vlog, dan melengkapi berkas-berkas yang pengisiannya tidak mudah.

Dalam kegiatan tersebut salah satu mahasiswi UPI, yaitu Nita Mujahidah yang berasal dari jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam FPIPS berhasil lolos dan menjadi bagian dari 100 pemuda pilihan untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Selama lima hari para peserta terus diberi wawasan terkait pencegahan ekstrimisme kekerasan serta radikalisme yang menelurkan terorisme untuk di counter oleh para pemuda dengan potensi dan kemampuan masing-masing. Para narasumber pada kegiatan tersebut diantaranya: Brigjen. Po. Hamli, M.E. (Direktur Pencegahan BNPT), Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin, MA. (Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional), Najwa Shihab (Duta Baca Indonesia & Founder Narasi.TV ) Cania Citta Irlanie (Jurnalis Geotimes), Ihsan Gumilar, MA. (Staf Pengajar Binus University), Zen RS (Editor at Large Tirto.id), M. Zaki Mubarak (Staf Pengajar UIN Jakarta), Taufik Andrie (Yayasan Prasasti Perdamaian), Moh. Shofan (Direktur Riset MAARIF Institute), Ismail Fahmi (Inisiator Indonesia OneSearch), Shafiq Pontoh (Penggagas Gerakan Indonesia Berkibar), M. Miqdad (Institute Titian Perdamaian), Riri Khoriroh (Komisioner Komnas Perempuan), Jack F. Manuputty (Penerima Maarif Award 2017), Cameo Project (Youtube Creator for Change), Agung (Twitter Indonesia), Dedi Permadi (Ketua Siberkrasi), dan yang tak kalah menambah antusias para peserta adalah diundang untuk bersilaturahmi dengan Bapak Ir. H. Joko Widodo pada hari keempat di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat sekaligus pembacaan deklarasi dari para peserta Indonesia Millenial Movement 2018 yang dibacakan oleh saudara Yokbet Merauje dari Papua.

Setiap talkshow, pematerian, family group, atau pun sesi kelas dari masing-masing narasumber yang luar biasa hebatnya diakhir sesi selalu terdapat diskusi agar para peserta kritis dan mampu bertukar ide terkait isu-isu intoleransi, radikalisme, serta ekstrimisme kekerasan yang semestinya sudah tidak ada di negara ini agar Indonesia emas 2045 bukan lagi menjadi wacana melainkan pasti menjadi hadiah dari Tuhan untuk Indonesia ketika para pemudanya benar-benar memahami apa yang harus dilakukan salah satunya meningkatkan budaya literasi karena paham-paham intoleransi terkadang berawal dari kabar hoax serta ujaran kebencian yang merajalela di sosial media.

Talkshow terkahir tentang “Digital Native dan Tantangan Peradaban” yang membahas tantangan peradaban dalam era revolusi industri 4.0 dimana para pemuda generasi millenial sebagai digital native harus memiliki peran dalam mengkampanyekan perdamaian dan mencegah ekstrimisme kekerasan melalui media sosial. Setelah itu kegiatan resmi ditutup oleh Bapak Muhd. Abdullah Darraz, MA. sebagai Direktur Eksekutif MAARIF Institute dan dikahiri dengan berdoa lintas iman yang diwakili para peserta dengan agama yang berbeda. Semangat kami dalam kegiatan tersebut salahsatunya dipengaruhi oleh slogan “Percaya Indonesia, Meyakini Menghargai” yang menjadi representasi kepercayaan pemuda terhadap tanah air Indonesia untuk menjadi pelopor perdamaian di dunia. (NM)