Pendidikan Bahasa Arab FPBS UPI di Akreditasi ASIC

 

Bandung, UPI

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) divisitasi oleh Tim Asesor Accreditation Service for International Schools, Colleges & Universities (ASIC). Hadir sebagai tim asesor ASIC yaitu The CEO of ASIC Dr. Lee Hammond dan The Inspector of ASIC Dr. Lord. Osman Ayub Sulaeman. Keduanya diterima pimpinan prodi di Ruang Rapat FPBS Lantai 3 Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Kamis (6/12/2018).

Dijelaskan Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Dr. Yayan Nurbayan, M.Ag.,”Alhamdulillah pagi hari ini kita divisitasi oleh 2 asesor dari Accreditation Service for International Schools, Colleges & Universities (ASIC). Tujuannya untuk melakukan pengamatan sekaligus mengecek berbagai persyaratan yang dipersyaratkan oleh ASIC. Asesmen di awali dengan diskusi antara tim asesor ASIC dengan para dosen dan staf, dilanjutkan diskusi dengan para mahasiswa serta melakukan visitasi pada kelas.”

Bagi kami, lanjutnya, proses visitasi ASIC ini sangat bermanfaat, yang pertama seperti yang disampaikan Rektor UPI bahwa kegiatan akreditasi ASIC ini merupakan sarana untuk pembelajaran bagi semua pihak termasuk bagi kami, pihak departemen. Banyak hal yang kami dapatkan dengan kegiatan ASIC ini. pertama, kami secara bersama-sama, para dosen dan mahasiswa berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan berbagai persiapan dengan melengkapi dokumen dengan menyipkan berbagai hal berkaitan dengan visitasi ini.

“Ini merupakan satu kegiatan yang sangat bagus, sehingga membuat para dosen memiliki semangat yang tinggi untuk mengupayakan agar Prodi Pendidikan Bahasa Arab memiliki kinerja yang terstandar, jadi tidak asal jalan. Dosen tidak asal mengajar, pimpinan tidak membuat kebijakan. Output-nya adalah semua punya perencanaan, punya prosedur dan punya target dalam setiap perencanaan program. Ini yang betul-betul dirasakan dari kegiatan aktreditasi ASIC ini,” ungkapnya.

Jadi dengan adanya pengamatan dan adanya penelitian dari pihak luar, lanjutnya, merupakan sarana yang tepat untuk menilai dan mengukur diri. Kita mungkin bisa mengatakan bahwa kita sudah bagus, kita sudah lengkap, dan kita sudah puas, namun ternyata itu tidak bagus, yang harus menilai kita itu bagus, kita itu terstandar adalah orang lain atau pihak luar. Saya rasa pihak ASIC ini sangat berguna bagi kami untuk mengetahui sejauhmana Prodi Pendidikan Bahasa Arab dalam penilaian pihak luar, sehingga nanti apapun hasilnya, akan kami evaluasi kalau mungkin ada kekurangan, kita perbaiki dan kalaupun mungkin sudah terstandar, kita tingkatkan.

Ditegaskannya,”Jadi itu harapan dan manfaat yang kami rasakan selama proses akreditasi ASIC ini. Kami ucapakan terima kasih kepada SPM UPI dan Pak Rektor UPI yang sudah memberikan kesempatan kepada Prodi Pendidikan Bahasa Arab untuk diakreditasi oleh ASIC ini.”

Seperti yang sudah diketahui, jelasnya, bahwa Prodi Prodi Pendidikan Bahasa Arab sudah lama berdiri yaitu sejak 1964, jadi sudah seharusnya kita tidak hanya asal jalan, asal ada PBM, tapi harus punya target-target yang lebih tinggi lagi. Kita ingin Prodi Pendidikan Bahasa Arab ini tidak saja diakui di level nasional tetapi juga di level internasional. Dalam konteks nasional kita sudah diakui oleh beberapa perguruan tinggi, indikatornya banyak perguruan tinggi lain di setiap bulannya selalu datang ke Prodi Pendidikan Bahasa Arab UPI utuk melakukan studi banding, sampai-sampai kita harus menolak karena keterbatasan ruang dan waktu. Ini merupakan salah satu pengakuan dari dalam negeri.

“Sejalan dengan itu, kita ingin meningkatan kompetensi Prodi Pendidikan Bahasa Arab lebih luas lagi, minimal diakui di kawasan ASEAN sesuai dengan visi prodi bahwa tahun 2025 kita menjadi Prodi Pendidikan Bahasa Arab terdepan di ASEAN, tahun depan kita usahakan untuk mengimbangi prodi sejenis yang ada di wilayah ASEAN,” harapnya.

Saya kira ASIC merupakan salah satu sarana untuk bisa mencapai target itu, yakinnya. Melalui ASIC kita diakreditasi, kita dievaluasi diberbagai perangkat kita, mulai dari kebijakan, kurikulum, fasilitas, dan layanan pada mahasiswa, kemudian juga kenyamanan mahasiswa, jadi semua sangat penting bagi kita. Dengan demikian, kita bisa leading sesuai dengan visi misi UPI.

Diungkapkannya,”Kebijakan pengembangan sumber daya manusia, baik dosen, tenaga kependidikan maupun mahasiswa, prodi sudah merencanakannya di RKAT. Contohnya, tiap tahun prodi mengirimkan mahasiswanya melalui program sandwich ke Mesir. Pada tahun ini ada 6 mahasiswa yang berangkat ke Mesir dengan biaya sharing antara RKAT dengan biaya sendiri. Di samping itu, pengiriman dosen ke Mesir tahun ini juga memberangkatkan 2 orang, mereka disana belajar selama 1 bulan dengan kultur Mesir juga sekaligus melakukan riset bersama.”

Sementara itu untuk tendik, lanjutnya, kita mengirimkannya untuk mengembangkan IT, mengembangkan kearsipan dan juga tentang service atau pelayanan. Untuk mahasiswa juga sama, kita terus melakukan atau merencanakan berbagai program di RKAT agar mendorong para mahasiswa mempunyai harapan dan keinginan yang lebih tinggi lagi dalam rangka meningkatkan mutu mereka, mungkin dengan studi di luar negeri atau dengan prestasi akademik atau bahkan melalui berbagai lomba di tingkat nasional maupun internasional.

“Kita sudah pernah mendapatkan beberapa juara di tingkat nasional baik di bidang akademik maupun di bidang skill kebahasaan. Ini semua didorong oleh UPI, contohnya waktu ke Mesir, kami dibantu oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan, dan Usaha, Sekolah Pascasarjana, dan RKAT Prodi. Intinya bahwa program yang kami lakukan, yang kami rencanakan, yang kami laksanakan, didukung oleh berbagai level mulai tingkat prodi hingga universitas. Prodi Pendidikan Bahasa Arab melatih dan menyiapkan lulusannya untuk siap menjadi guru bahasa Arab, atau menjadi penterjemah, pembimbing wisata di Timur Tengah serta bisa mengelola Pendidikan,” tegasnya. (dodiangga)