Prodi PGPAUD UPI Kampus Tasikmalaya Gelar Workshop Parenting di Kober Ceria

Tasikmalaya, UPI

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan pilar utama bagi pembangunan, karena kualitas SDM sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. Kualitas SDM antara lain dicerminkan oleh derajat kesehatan, tingkat intelegensia, kematangan emosional dan spiritual yang ditentukan oleh kualitas anak sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia enam tahun.

Sebagai salah satu bentuk pelayanan anak usia dini Program Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKBHI)  mengadakan Workshop Parenting di Kober Ceria Jl. Gunung Daning – Negla RT 05 RW 06 Kelurahan Setiajaya Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Rabu, 02 Agutsus 2017.

BKBHI bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, harus diintegrasikan dengan Program Layanan Anak Usia Dini yang lain, agar anak mendapatkan pelayanan secara utuh. Pelayanan pengembangan anak usia dini yang holistik dan integratif dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar anak.

Pada prinsipnya anak mendapatkan pelayanan di lembaga penyelenggara pelayanan yang ada di masyarakat seperti: Posyandu, BKB (Bina Keluarga Balita) dan PAUD Setiap lembaga penyelenggara pelayanan bertanggung jawab penuh atas terpenuhinya kebutuhan dasar anak sesuai jenis layanannya, bila layanan parsial maka untuk memenuhi kebutuhan yang lain harus dilakukan koordinasi dan integrasi dengan jenis layanan lain sesuai dengan kebutuhan anak, sehingga layanan dasar untuk anak terpenuhi semua.

Hubungan kerjasama antara lembaga penyelenggara pelayanan harus terencana dan terkoordinasi agar pelayanan terlaksana dengan utuh dan berkelanjutan. Adapun pelayanan holistik integratif yang dilakukan meliputi : pelayanan kesehatan dan gizi serta intervensi deteksi dini dilakukan di pelayanan posyandu, pelayanan aspek asah pendidikan anak di PAUD, sedangkan pelayanan asih dan asuh bagi orangtuanya dilakukan di BKB.

Workshop dibuka oleh Dadan Nugraha. M.Pd dengan mengisi materi Gerak dan Lagu untuk orang tua dan anak usia dini karena Gerak dan lagu adalah sarana yang menyenangkan bagi anak-anak untuk berolahraga atau bersenam. Karena dengan gerak dan lagu, anak-anak bisa bergerak sambil mendengarkan musik. Ini berarti bahwa anak-anak bisa merasakan keceriaan, sambil menggerakkan tubuh mereka atau berolaraga atau bersenam. Hal ini tentu akan bermanfaat bagi anak secara jasmani dan rohani. Tubuh anak jadi sehat, dan jiwa mereka pun merasakan suka cita. Dalam hal ini dibutuhkan peranan orang tua untuk bisa mengekspresikan keceriaan anak-anak dalam bentuk gerak dan lagu. Orang tua berperan penting untuk bisa memberikan contoh yang baik ketika anak mengekspresikan diri sehingga anak bisa lebih diarahkan untuk bisa mengekspresikan diri.

Untuk materi Parenting Dra. Yasbiati, M.Pd memberikan penjelasan bahwa Multiple Intelligences ada 8, yaitu kecerdasan bahasa (Word Smart), matematis (Logic Smart), spasial (Picture Smart), Musikal (Musical Smart), Kinesitetik (Body Smart),  Interpersonal (People Smart), Intrapersonal (Self Smart) dan Naturalis (Nature Smart). Setiap orang kecerdasannya berbeda-beda. Orang tua tidak bisa memaksakan kecerdasan setiap anak. Kebanyakan orang tua terlalu berharap agar anaknya bisa menjadi seseorang yang ideal bagi keinginan orang tuanya. Melalui kecerdasan anak yang berbeda itu anak bisa diarahkan untuk menjadi seorang professional sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak itu sendiri.

90% potensi manusia ada pada saat usia 0 sampai dengan 4 tahun (Golden Age) dan 95% sampai pada usia 8 tahun. Kegagalan polah asuh di usia dini (Golden Age) akan berimplikasi pada gagalnya masa remaja dan dewasa. Pertumbuhan dan perkambangan fisik dan mental manusi relatif tidak berbanding lurus. Maka harus dibimbing dan diarahkan secara professional. Selain itu Dra. Yasbiati, M.Pd memberikan pesan “Jika anak dibesarkan dengan celaan dan permusuhan, mereka akan belajar memaki dan berkelahi, jika anak dibesarkan dengan ketakutan dan diolok-olok mereka belajar gelisah dan rendah diri, jika anak hidup dengan dorongan, motivasi yang baik mereka belajar untuk percaya diri”.

Peran keluarga menurut Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo yang berati orang tua harus menjadi teladan dan contoh yang baik bagi anak; Ing Madyo Mangun Karso yang berati orang tua harus menjadi tempat yang nyaman bagi anak; dan Tut Wuri Handayani yang berati orang tua harus memberikan dorongan, semangat yang baik baik anak.

Dalam hal parenting menurut Iyanla Vazant orang tua adalah guru, pembimbing, pemimpin, pelindung dan penyedia bagi anak-anak mereka.

Selain pembekalan materi parenting, workshop ini memberikan materi Permainan angka dan Gambar yang diisi oleh Nurasyifa Fauziyah, S.Pd dan Iis Isromiah, S.Pd sekaligus pengajar di Kober Ceria. Setiap saat Anda bisa mengajarkan apa saja pada balita. Melalui aktivitas sehari-hari yang bisa langsung dilihatnya, termasuk mengenalkan angka dan huruf. Nurasyifa Fauziyah, S.Pd menuturkan lewat bermain, pengenalan konsep bilangan dan huruf lebih mudah diingat balita.  Perkenalan balita dengan dua hal ini bisa menjadi bekal penting di sekolah. (Qonit Tawakal)