Prof. Ishak Abdulhak: Sesuaikan Teori Barat dengan Kondisi Indonesia

1-2Bandung, UPI

Teori atau kaidah yang diperoleh di bangku kuliah pada umumnya diambil dari Barat. Dalam tataran praktik, apa yang dipelajari tersebut sering disesuaikan dengan kondisi budaya Indonesia. Maka para sarjana perlu memilah dan memilih teori yang layak dengan kaidah budaya dan agama, kemudian merumuskan gagasan baru yang diperlukan untuk mencapai kebaikan bersama. Di si nilah ujian yang sebenarnya, lebih dari sekedar ujian akhir semester atau tugas akhir perkuliahan.

“Ilmu pengetahuan bukan hanya mata kuliah formal yang diperoleh dari bangku kuliah, namun juga ilmu yang diperoleh dari alam nyata. Ini berlaku untuk segala bidang keilmuan. Di situlah perlunya kita terus menempa diri, otodidak, terus belajar dan menimba pengalaman dalam menyelesaikan berbagai problem yang kita hadapi sehari-hari,” kata Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd. saat menyampaikan pidato mewakili Majelis Wali Amanat Universitas Pendidikan Indonesia dalam acara Wisuda Gemombang II-2015 di Gedung Gymnasium UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Rabu (9/9/2015).1-9

Dikemukakan, dalam dunia globalisasi, arus pengetahuan mengalir sangat deras dari dunia luar, terutama dari negara yang dominan dan memegang kendali. Namun beberapa bagian dari ilmu pengetahuan yang dipelajari tidak selalu cocok dengan kaidah budaya masyarakat Indonesia. Di sinilah, para ilmuwan Indonesia perlu mempelajari kearifan lokal, nilai budaya yang berlaku di tengah masyarakat di mana pun mereka berada.

Menurut Prof. Ishak, jika hanya mengandalkan apa yang diperoleh di bangku kuliah, apalagi baru berupa pengetahuan umum dan teori, maka lulusan UPI tidak akan berkembang, dan akan mengalami stagnasi. Nilai atau prestasi akademik yang diperoleh tentu menjadi bekal untuk berkarir. Namun itu saja tidak cukup. Prestasi akademik itu penting, namun yang lebih penting lagi ketika lulusan UPI berada di luar kampus atau setelah selesai menjalani proses belajar secara formal yaitu komitmen dan kegigihan menempa diri, tak mudah menyerah untuk terus mencari berbagai pengetahuan baru yang terus berkembang sesuai dengan perubahan zaman.

“Otodidak dan meng-update berbagai informasi serta belajar dari pengalaman orang lain dan terutama pengalaman kita sendiri adalah tantangan baru yang harus dijalani setelah masa kuliah. Jadilah sarjana yang terbaik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” kata Prof. Ishak.1-10

Dikemukakan, dengan terus menjaga kualitas pendidikan serta semangat mencari terobosan baru dalam rangka menyongsong berbagai perkembangan yang terjadi di segala bidang, sivitas akademika optimistis bahwa UPI akan terus mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Kepada para wisudawan, Prof. Ishak mengungkapkan, yang dipelajari di bangku kuliah sebagian besar baru pada tahap kaidah atau teori. Kaidah atau teori ini akan membantu seseorang dalam memahami pola yang telah terjadi atau memprediksikan berbagai kemungkinan. Namun tidak semua kaidah dan teori bisa diterapkan begitu saja dalam tataran praktik. Hal ini terutama berkaitan dengan persoalan kemasyarakatan. Teori mengandaikan sesuatu yang ideal (khoir), tetapi dalam persoalan kemasyarakatan kita mengutamakan adanya kemaslahatan atau kebaikan bersama (ma’ruf). (WAS/Andri/Deny/Dodi)