Riksma Nurahmi Rinalti Akhlan Raih Gelar Doktor Bidang Pendidikan Khusus

Bandung, UPI

Novelty dari penelitian ini adalah profil siswa cerebral palsy pada kemampuan kesadaran diri, pelepasan ketegangan dan kontrol postur duduk; pembelajaran kesadaran diri, pelepasan ketegangan dan kontrol postur duduk; rancangan strategi partisipasi aktif; dan efektifitas strategi partisipasi aktif untuk meningkatkan kemampuan kesadaran diri, pelepasan ketegangan dan kontrol postur duduk. Strategi pembelajaran yang dimaksud selanjutnya disebut dengan strategi partisipasi aktif.

Demikian ungkap Dr. dr. Riksma Nurahmi Rinalti Akhlan usai berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Pengembangan Strategi Partisipasi Aktif untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak CP Spastik di SLB D YPAC Bandung dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin Jumat (21/6/2019).

Lebih lanjut dijelaskan,”Kajian empiris dan literature yang mendukung pada layanan bagi siswa cerebral palsy menekankan jika layanan akademik dan perkembangan harus berjalan beriringan. Layanan perkembangan yang dibutuhkan salah satunya pada kemampuan motorik dalam bentuk rehabilitatif. Perluasan bentuk layanan dari pendekatan medis menjadi pendekatan pendidikan merupakan asumsi yang mendasari pengembangan strategi partisipasi aktif.”

Sementara itu, perluasan pendekatan layanan mengindikasikan pelibatan support system yang secara aktif berpartisipasi terlibat dalam penanganan yang diberikan kepada anak, tidak terkecuali dengan anak sendiri. Perluasan pendekatan berdampak pada proses pengembangan layanan menjadi pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner berkaitan dengan jenis pengetahuan pada sistem, target dan transformasi yang akan dilakukan. Mendukung pada proses pencapaian fundamental dengan integrasi kehiduapn sehari-hari yang memberikan manfaat fleksibilitas keterlibatan support system dalam pemberian layanan.

“Efektifitas strategi partisipasi aktif dalam pengembangan kemampuan motorik dapat dilihat dari terlaksananya strategi secara berkesinambungan dalam 2 semester yang menunjukkan strategi dapat diterapkan di sekolah dan pelaksanaan strategi terus dilakukan secara berkelanjutan. Efektifitas strategi partisipasi aktif juga terukur dengan melihat dampak pada siswa cerebral palsy spastik secara langsung, yaitu meningkatnya kemampuan anak dan anak dapat mempertahankan kemampuan yang sudah dimiliki,” ujarnya. (dodiangga)