SPM UPI: Akreditasi Internasional Tingkatkan Mutu Layanan Prodi

Bandung, UPI

Kenapa harus dilakukan akreditasi internasional? Akreditasi internasional tujuannya adalah dalam rangka untuk meningkatkan mutu kualitas prodi-prodi yang sudah terakreditasi A di BAN-PT. Jadi, jika standar nasionalnya sudah sangat bagus dengan nilai A, kita dorong prodi-prodi tersebut untuk meningkatkan kualitasnya sehingga bisa bertaraf internasional. Oleh karena itu Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mempunyai program untuk meningkatkan kualitas tersebut. UPI sudah mempunyai 8 prodi yang terakreditasi internasional, yaitu 3 oleh AUN-QA, 3 oleh Tedqual International Accreditation, dan 2 oleh ASIC. Untuk tahun ini kita ingin menambah 4 lagi prodi lagi untuk di akreditasi oleh Accreditation Service for International Schools, Colleges & Universities (ASIC).

“SPM UPI di tahun 2018 sudah menawarkan ke berbagai prodi yang nilainya sudah A, namun yang menyatakan siap baru 4 prodi, yaitu Departemen Penddidikan Seni Tari, Departemen Penddidikan Teknik Mesin, Departemen Penddidikan Bahasa Arab, dan Departemen Penddidikan Bahasa Jepang. SPM UPI sudah mempersiapkannya sejak beberapa bulan yang lalu, dan mulai dari tanggal (4/12) hingga (7/12) dilakukan visitasi The CEO of ASIC Dr. Lee Hammond dan The Inspector of ASIC Dr. Lord. Osman Ayub Sulaeman,” ungkap Ketua SPM UPI Prof. Dr. H. Didin Saripudin, M.Si., saat ditemui di ruang kerjanya Gedung University Center Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Jumat (7/12/2018)

Apa sih manfaat akreditasi ini, tanyanya, jelas manfaatnya bahwa kualitas kita meningkat dan berstandar internasional, jadi prodi-prodi di UPI sudah berstandar internasional, apabila ada kerja sama dengan prodi-prodi lain di luar negeri standarnya sudah dianggap sama. Umpamanya kerja sama pertukaran mahasiswa, dosen, dan sebagainya. Hal lainnya adalah terkait perankingan perguruan tinggi dari Kemenristekdikti, prodi yang terakreditasi internasional dihitung penilaiannya, jika kemarin UPI punya 8 prodi internasinal sekarang punya 12 prodi, jauh melebihi target kontrak kinerja yaitu 9 prodi. Berikutnya, akreditasi ini berpengaruh pada perangkingan world class university ranking, di QS Stars University Ratings kita masih berada di kisaran rangking 450-an tingkat Asia. Ke depan tentunya kita ingin terus meningkat rangkingnya, dan ASIC salah satunya yang dapat berkontribusi. Apabila banyak prodi di UPI yang terakreditasi internasional tentu ini akan berkontribusi terhadap peningkatan rangking UPI di tingkat internasional.

Dijelaskannya,”Kenapa harus sama ASIC, walaupun banyak lembaga sertifikasi internasional, ASIC ini bersifat umum, karena pada dasarnya akreditasi itu ada yang bersifat keilmuan, kalau sains ada ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics), ekonomi ada ABEST21, untuk teknik ada ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology), itu sebenarnya lebih bagus karena lebih spesifik, tetapi prodi-prodi di UPI itu tidak selalu spesifik. Prodi-prodi di UPI kebanyakan prodi -prodi pendidikan, nanti ke depannya kita dorong ke yang lebih spesifik, kita pelajari sayaratnya, tentu syarat dan biayanya berbeda.”

Saya pikir akreditasi ini sangat bermanfaat, tegasnya, termasuk upaya untuk meningkatkan kualitas dari berbagai hal, mulai dari pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian, dan sebagainya di prodi tersebut. Kadang kita terbuai dengan rutinitas, kalau ada yang mem-visit baik secara nasional maupun internasional, kita baru “ngeh” bahwa kita memiliki kelemahan atau kekurangan, sehingga dengan kegiatan-kegiatan ini sebenarnya bisa memacu kita untuk terus meningkatkan kualitas. Sebenarnya kalau bagi prodi-prodi yang memiliki nilai A, jika ditawari harusnya mau dan semangat, bukan sebaliknya takut menjadi beban, atau menambah beban pekerjaan baru, justru akan meningkatkan kualitas prodi tersebut. Adapun upaya yang sudah dilakukan oleh SPM UPI adalah melakukan sosialisai dan mendatangkan pakar akreditasi, kemudian membagikan angket kesiapan. (dodiangga)