UPI Hadiri Rakor Menko Bidang Kemaritiman

Bandung, UPI

Sudah banyak hal yang dilakukan oleh tim Satuan Tugas di bawah koordinasi Gubernur Jawa Barat, mereka sangat serius menangani Daerah Aliran Sungai Citarum. Presiden sudah memerintahkan kita untuk kerja keras, dan tahun depan budget untuk Dansatgas dalam hal ini Gubernur Jabar, sudah dialokasikan beberapa miliar ratus rupiah.

“Saya kira Pak Gubernur sudah mempunyai rencana membuat insenerator-insenerator dengan satu sistem, mulai dari bagaimana memisahkan sampah, mengeringkan sampah, mencacah sampah sampai kepada insenerator. Kedua, bagaimana masyarakat dididik bahwa membuang sampah sembarangan itu dapat menimbulkan dampak penyakit. Kemudian jika dana sudah cair, diharapkan terjadi perubahan besar. Kita memaksimalkan sumber daya dalam negeri seperti UPI, ITB, Pindad, dan produk dalam negeri lainnya,” ungkap Menko Bidang Kemaritiman Jenderal (Purn) Luhut B. Pandjaitan.

Hal tersebut diungkapkannya saat memimpin Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan BUMN, Pemerintah Daerah dan Universitas, para Komandan Sektor Satgas Citarum serta Yayasan. Dalam waktu yang bersamaan juga dilakukan peninjauan lapangan untuk melihat perkembangan implementasi Perpres No. 15 Tahun 2018 tentang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum yang berlokasi di Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Rabu (5/12/2018).

Sementara itu dalam kesempatan yang sama Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., menegaskan bahwa diselenggarakannya Rapat Koordinasi ini sangat bagus karena memberikan arah yang jelas bagi UPI di dalam mengimplementasikan KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix. Jadi memang jika melihat tadi apa yang diarahkan oleh Pak Menko Kemaritiman itu, kita sudah on the track dengan apa yang diharapkan pemerintah di dalam upaya percepatan KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix.

“UPI di dalam kaitan KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix, salah satu programnya itu adalah penghijauan bantaran sungai citarum. Untuk itu kita berkoordinasi dengan masyarakat sekitar, kira-kira apa kebutuhannya untuk bantaran ini. Ada yang memang kebutuhannya tanaman keras dan ada yang kebutuhannya tanaman berbuah,” jelasnya.

Sekarang untuk di sektor 8 ini melanjutkan program yang sudah dilakukan oleh Pak Menko Kemaritiman, ujarnya, maka kita akan menanam disini tanaman buah, jadi kita sekarang akan menanam itu sebanyak 135 pohon. Kenapa 135 pohon, karena saat ini ada 45 mahasiswa yang KKN UPI disini dan setiap mahasiswa bertanggung jawab untuk merawat 3 pohon. Jadi kita kalikan, 45 kali 3 itu berarti 135 pohon.

Diharapkannya,”Target dari program ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dan juga masyarakat dapat merasakan manfaat dengan adanya sungai dan bantaran Citarum ini. Oleh karena itu, di dalam program ini kita menugaskan mahasiswa untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat. jadi pendampingan masyarakat dan sekolah oleh mahasiswa di dalam meningkatkan kecintaan terhadap sungai citarum.”

Sejalan dengan program pemerintah, lanjutnya, kita juga sekarang mengembangkan Program KKN Mingguan. Jadi yang biasanya mahasiswa melaksanakan KKN itu dengan sistem blok yaitu 40 hari, sekarang itu kita ubah. Mahasiswa nantinya setiap minggu itu akan berkunjung ke daerah bantaran sungai Citarum untuk berdiskusi, untuk mengembangkan wawasan masyarakat akan pentingnya kesadaran memelihara lingkungan dan merasakan manfaat bahwa sungai citarum itu memiliki potensi, maka harapan kita, masyarakat dengan sendirinya rela untuk memelihara dan menjaganya.

“Kita garap KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix ini secara sinergis dengan berbagi unsur, seperti masyarakat, pemerintah, perguruan tinggi, industri juga dengan media massa. Saya kira ini program yang bagus dan kita harus kerja bersama untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita kebaikan bangsa Indonesia ini,” pungkasnya. (dodiangga)