Vina Adriany, M.Ed., Ph.D., Dianggap Memenuhi Syarat dan Layak untuk Diusulkan sebagai Guru Besar

Bandung, UPI

Ketua Peer Grup Prof. Dr. Solehuddin., M.Pd.,  M.Ed., menyampaikan kesimpulannya. Dikatakannya,”Berdasarkan telaahan yang mendalam terhadap karya-karyanya, lebih dari 15 karya ilmiah termasuk 5 karya terbit di jurnal Internasional bereputasi, penampilan pribadi dan kinerjanya di bidang akademik dan manajerial selama ini, serta dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia, kami selaku Tim Penilai Sejawat (Peer Group) calon Guru Besar berkesimpulan bahwa saudari Vina Adriany, M.Ed., Ph.D telah memenuhi syarat dan layak untuk diusulkan ke jabatan Fungsional tenaga akademik sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini dan Gender pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (FIP UPI).”

Pernyataan tersebut disampaikan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang juga hadir sebagai Ketua Peer Grup Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.Ed., saat ditanya ketika menanggapi pemaparan kepakaran calon Guru Besar Vina Adriany, M.Ed., Ph.D., dari Program Studi PAUD FIP UPI. Dalam kesempatan yang sama, hadir Prof. Dr. Elly Malihah, M.Si., sebagai anggota Peer Grup, Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd., dari Universitas Negeri Medan sebagai anggota dan Prof. Dr. Aquarini Priyatna, M.A., M.Hum., dari Universitas Padjadjaran sebgai anggota (keduanya hadir secara daring).

Pemaparan Calon Guru Besar Vina Adriany, M.Ed., Ph.D., dilakukan secara daring melalui zoom meeting dan secara luring di Ruang Smart Class PKh Gedung FIP UPI lantai 2 Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (6/12/2021).

Hadir dalam kesempatan tersebut Dekan FIP Dr. Rudi Susilana beserta para wakil dekan, Ketua Prodi PGPAUD, Dr. Heny Djohaeni, S.Pd, M.Si, Ketua Prodi PAUD S2, Dr. Euis Kurniati, serta perwakilan dosen dan Guru Besar FIP.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Elly Malihah, M.Si., menjelaskan bahwa dalam makalahnya, Vina mengusulkan agar guru dapat memperkenalkan anak pada isu-isu sosial, maka guru perlu merubah cara pandangnya mengenai anak. Anak sebagaimana dinyatakan dalam United Nation Convention of Children Right (UNCRC) haruslah dipandang sebagai individu yang memiliki suara dan memiliki kapasitas untuk memahami hal-hal yang kompleks (Murray et al., 2019). Telah banyak kajian yang menunjukkan bagaimana anak-anak yang diperkenalkan untuk memahami isu-isu sosial yang terkait dengan gender, keberagaman, isu lingkungan, dan isu penting lainnya tumbuh menjadi individu yang memiliki kemampuan berfikir kritis dan empati yang tinggi (Christman, 2010; MacNaughton, 2000).

Dijelaskannya lebih lanjut,”Vina juga mengusulkan agar adanya pengenalan terhadap paradigma lain di samping kedua paradigma dominan yang sudah ada. Dalam makalahnya, Vina mengusung paradigma teori kritis, karena ini Vina merekomendasikan agar teori kritis menjadi sebuah pendekatan yang juga diperkenalkan kepada para akademisi dan pendidik dan juga kepada para calon guru yang akan mengajar di bidang PAUD. Dengan memperkenalkan wacana kritis, maka diharapkan para calon guru yang bukan hanya memahami tahapan tumbung kembang anak usia dini, tetapi juga memahami isu-isu sosial dan berkomitment untuk turut serta menciptakan tatanan masyarakat yang berkeadilan.”

Terakhir, ungkapnya lagi, dalam makalahnya, Vina Adriany,Ph.D.,  merekomendasikan agar guru PAUD dapat lebih diberikan keleluasan untuk mengembangkan tema, materi, dan bahan ajar. Untuk ini diperlukan political will dan pendekatan yang berangkat dari pandangan non-deficient model terhadap guru sehingga guru memiliki ruang untuk bisa mengembangkan materi yang berkaitan dengan isu- isu keadilan sosial sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Momentum Merdeka Bermain yang diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi semoga dapat menjadi momentum bagi guru untuk lebih leluasa mengembangkan kegiatan di satuan PAUD masing-masing.

“Tim Peer grup, mengapresiasi apa yang disampaikan oleh Vina Adriany, M.Ed., Ph.D., dan sangat mendukung untuk usulan Guru Besarnya karena dianggap layak baik secara akademik maupun aspek kepribadiannya,” Tegas Prof. Elly.

Pada kesempatan tersebut, Vina Adriany, M.Ed., Ph.D., mengangkat makalah posisi Guru Besar dengan mengusung tema ISU KEADILAN SOSIAL DIDALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI: SEBUAH KAJIAN KRITIS.

Makalah posisi Vina Adriany, mencoba membahas mengapa isu keadilan sosial perlu menjadi perhatian di setting PAUD. Dengan banyaknya permasalahan ketidakadilan dan ketimpangan sosial yang terjadi di sekitar maka tidak bisa dinafikan lagi bahwa PAUD perlu menjadi lembaga yang berkontribusi terhadap upaya penyelesaian masalah yang ada di masyarakat. Bagaimanapun juga merupakan amanat dari pembangunan global untuk memastikan setiap komponen masyarakat termasuk lembaga PAUD untuk berperan aktif dalam menyelesaikan segala masalah sosial demi terciptanya tatanan masyarakat yang setara dan berkeadilan (Schoorman, 2011).

Makalahnya mencoba merekomendasikan beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan agar isu keadilan sosial dapat menjadi bagian integral dari kurikulum dan kegiatan di satuan PAUD.  (ed/dodiangga)