Menjaga Budaya Indonesia Bersama Sobat Budaya

Bandung, UPIphoto 1

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Tingkat diversitas kebudayaan Indonesia adalah yang tertinggi di dunia. Sayangnya, hal ini juga menjadikannya sangat rentan untuk mengalami kepunahan seandainya tidak ada mekanisme yang dapat mendukung dalam konservasi. Belum lagi masalah klaim budaya yang merupakan akibat dari minimnya proteksi terhadap elemen kebudayaan.

Sobat budaya hadir atas keadaran akan pentingnya menjaga budaya. Produk dari Sobat Budaya ini adalah Gerakan Sejuta Data Budaya. Gerakan Sejuta Data Budaya (GSDB) merupakan kegiatan yang menggalang kelompok muda pecinta budaya untuk melestarikan budaya melalui pendataan budaya ke dalam Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI). GSDB launching bersamaan dengan terbentuknya Komunitas Sobat Budaya yang dilakukan pada 13 Desember 2011 di Istana Negara.

Kegiatan yang dilakukan adalah (1) mempromosikan budaya Indonesia melalui sains dan berbagai inovasi teknologi, khususnya teknologi informasi, (2) mengampanyekan pendataan budaya kepada masyarakat Indonesia secara luas, (3) Ekspedisi budaya ke daerah untuk melakukan pendataan budaya, (4) data mining atau melakukan salin data kebudayaan yang masih berserakan di berbagai media seperti artikel, jurnal, buku, dan internet ke dalam PDBI. Tujuan yang hendak dicapai dari gerakan ini adalah tersedianya ensiklopedia budaya indonesia yang memadai, perlindungan budaya, penelitian budaya, inovasi-inovasi yang bertujuan untuk pengembangan ekonomi kerakyatan dan kesejahteraan sosial.

Data budaya Indonesia terdapat di perpustakaan digital beralamat budaya-indonesia.org. Ada 14 sektor data budaya di dalam website ini, mulai dari Alat Musik, Cerita Rakyat, Makanan Minuman, Motif Kain, Musik dan Lagu, Naskah Kuno dan Prasasti, Ornamen, Pakaian Tradisional, Permainan Tradisional, Produk Arsitektur, Ritual, Seni Pertunjukan, Senjata dan Alat Perang, Tarian, Tata Cara Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan. Pembagian 14 sektor ini sangat tepat. Ini sekaligus menjadi pembelajaran bahwa kajian dalam bidang budaya itu sangat luas. (Geby Bayuningtyas, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FPIPS, UPI)