Gunakan Aplikasi Lokal dalam Berkomunikasi!

AanOleh AAN AGUSTAN

(Mahasiswa Pendidikan Ilmu Komputer 2012. Kepala Departemen Penelitian dan Penalaran UKM Leppim UPI)

INDONESIA setiap tahunnya selalu mendapat prestasi internasional. Prestasi apakah itu? Prestasi dalam pembajakan software. Pada lingkup ASEAN, Indonesia menduduki peringkat pertama dalam pembajakan software hingga 86%. (Viva.co.id.:2013). Mahasiswa dengan idealisme yang begitu kuat, menjadi barisan terdepan dalam membela kepentingan berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

Era teknologi dewasa ini menjadikan Indonesia sebagai sasaran bangsa asing untuk menjadi konsumen dari produk yang mereka buat dan kembangkan karena pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 83,7 Juta orang. (Emarketer: 20125) Dengan jumlah pengguna internet yang cukup besar, potensi akan terus menjadi sasaran berbagai produk, baik berupa aplikasi/software ataupun hardware.

Jumlah pengguna internet yang cukup tinggi membuat Indonesia dipandang sebagai negara yang melek teknologi, mungkin yang perlu kita risaukan tidak lagi terkait dengan jumlah pengguna melainkan cara penggunaannya. Mahasiswa sebagai garda terdepan memiliki potensi yang sangat tinggi, namun apakah mahasiswa sadar bahwa Indonesia dirugikan akibat penggunaan internet yang begitu besar tersebut?1.1

Perkembangan teknologi yang begitu cepat menjadi permasalahan apabila hanya dimanfaatkan oleh bangsa asing, bagaimana tidak dimanfaatkan jika kita setiap tahunnya menyumbang kepada facebook sebesar 500juta dolar AS/tahun, twitter sebesar 200 juta dolar AS/tahun dan aplikasi lainnya sebesar 500juta dolar AS/tahun. Dengan total uang sebesar 1.2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 15 milyar. (James: 2015) Apakah yang akan kita lakukan sekarang? Mari gunakan produk lokal.

Permasalahan lain dalam bidang IT adalah pembajakan, karena Indonesia dengan tingkat pembajakan yang tertinggi di ASEAN menyebabkan berbagai permasalahan dalam ekonomi karena tidak hanya produsen yang dirugikan namun pemerintah juga dirugikan karena hilangnya potensi pendapatan pajak sebesar Rp 12,8 triliun (Republika: 2013). Ini bukanlah citra yang baik untuk diteruskan kepada generasi penerus, sudah saatnya kita untuk mengubah kebiasaan buruk ini.

Lantas apa solusinya atas dua permasalahan tersebut? Ada dua solusi mengatasinya. Dalam penggunaan aplikasi yang biasa kita gunakan kesehariannya seperti facebook, twitter, WA, BBM dll. kita bisa menggunakan alternatif yang sudah banyak dibuat oleh anak bangsa seperti Zohib Messenger, Kwikku atau NPaperBox yang dikembangkan oleh alumni UPI dari Ilmu Komputer.

Menggunakan aplikasi lokal memacu pertumbuhan pembuatan dan pengembangan berbagai aplikasi lain yang saat ini gencar dilakukan berbagai komunitas salah satunya www.klikindonesia.org.

Di sini penulis tidak mengatakan harus berhenti secara langsung namun ada tahapan dalam melakukannya yaitu dengan cara sembari menggunakan aplikasi lokal, mengurangi penggunaan aplikasi luar dan hanya menggunakan aplikasi lokal.

Terkait dengan masalah pembajakan ada dua cara setidaknya untuk mengurangi tingkat pembajakan. Pertama dengan menggunakan software original yang berbayar, namun hal ini sangat jarang dilakukan karena terkait dengan biaya yang cukup mahal. Atau yang kedua dengan menggunakan software yang memang dibuat untuk digunakan dan didistribusikan secara gratis atau yang sering disebut dengan open source.

Berdasarkan asumsi penulis saat ini masih banyak mahasiswa khususnya di UPI yang masih menggunakan software atau operating system bajakan. Jika kita mengacu kepada Pasal 34 Undang-Undang ITE Tahun 2008 hal tersebut termasuk pelanggaran hukum. Sehingga peranan mahasiswa dalam mengajak dan mencontohkan penggunaan IT yang tepat menjadi penting. Sangat baik mahasiswa untuk sadar akan politik namun ternyata ada masalah yang cukup penting dan kerap dilakukan oleh mahasiswa itu sendiri.

Referensi:

Business Software Alliance dalam viva.co.id (2013) Indonesia, Surga Pembajakan Software di ASEAN[Online] Tersedia :http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/453305-indonesia–surga-pembajakan-software-di-asean

Emarketer dalam kompas online (2012) Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam Dunia [Online] tersedia :http://tekno.kompas.com/read/2014/11/24/07430087/pengguna.internet.indonesia.nomor.enam.dunia

James (2015) Meraih Kedaulatan Digital Indonesia.Disajikan dalam Seminar Nasional Dies Natalis Ilmu Komputer di Universitas Pendidikan Indonesia.

IDC dalam Republika Online (2013) Pembajakan ‘software’ semakin mengkhawatirkan [online] tersedia: http://www.republika.co.id/berita/trendtek/elektronika/13/06/19/mon6ti-pembajakan-software-semakin-mengkhawatirkan.