Colorized Book Villa Isola Yang Bertahan Bersama Waktu Karya R. Kurnia dipresentasikan di Academiegebouw, Universitas Leiden

Dok : Len Dortland

Buku Villa Isola, Yang Bertahan Bersama Waktu – Het Gebouw Dat De Tijd Doorstaat karya R. Kurnia sukses dipresentasikan di depan Presiden Dewan Eksekutif Universitas Leiden Prof. Dr. Annetje Ottow dan Duta Besar Republik Indonesia untuk kerajaan Belanda Drs. Mayerfas di Academiegebouw Universitas Leiden Belanda hari Kamis (25/11/2022).

Presentasi buku tersebut diwakilkan oleh Dr. Coen van ‘t Veer (lecturer at the Leiden University Centre for the Arts in Society) dan Drs. Jan Joanknecht (clinical psychologist, entrepreneur and family member of Dominique Berretty). Dalam pidato pembukaannya Dr. Coen van ‘t Veer menyatakan bahwa hari ini menjadi hari yang istimewa di Leiden karena selain bertepatan dengan perayaan 100 tahun Perhimpunan Pelajar Indonesia Belanda juga menjadi sangat penting bagi orang orang yang mempunyai ketertarikan pada hubungan dua negara, Indonesia dan Belanda.

“Today is a special day for Leiden University. It is a important day for people who take a close interest in Indonesian-Belanda relations. So it is an important day for every one of us.”

 Lebih jauh Dr. Coen van ‘t Veer menyatakan merupakan sebuah kehormatan bahwa Duta Besar dan Presiden Dewan Eksekutif Universitas Leiden telah menerima undangan untuk acara hari ini karena selain istimewa untuk dirinya secara pribadi juga merupakan hari yang sangat istimewa bagi pembuat buku Villa Isola, Yang Bertahan Bersama Waktu – Het Gebouw Dat De Tijd Doorstaat Pak Kurnia dari Universitas Pendidikan Indonesia yang menjadi penulis utama buku ini.

Presentasi ini merupakan jawaban atas apa yang telah dilakukan oleh R. Kurnia pada bulan Agustus di Universitas Pendidikan Indonesia yang mana saat itu buku Villa Isola, Yang Bertahan Bersama Waktu – Het Gebouw Dat De Tijd Doorstaat dipresentasikan kepada Prof. Dr. Benjamin Maftuh, Wakil Rektor Universitas Pendidikan Indonesia dan Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Bapak Lambert Grijns di Villa Isola, Bandung.

Dalam pidato penutupnya Dr. Coen van ‘t Veer berkata bahwa dari hal yang sangat buruk seperti kolonialisme dapat menumbuhkan sesuatu yang baik seperti persahabatan Indonesia dan Belanda saat ini di tingkat pribadi dan di tingkat internasional dan akademis.

“History has intertwined Indonesia and Belanda. It is needless to say that colonialism was a very bad thing. But we can derive hope from the fact that even out of a very bad thing as colonialism can grow something as good as the nowadays friendships of Indonesia and Belanda on a personal level and on an international and academic level as well”.

Dalam kesempatan itu juga Drs. Jan Joanknecht yang merupakan cucu sepupu dari pemilik pertama Villa Isola D.W. Berretty di hadapan Presiden Dewan Eksekutif Universitas Leiden dan Duta Besar Republik Indonesia untuk kerajaan Belanda menyebutkan bahwa buku ini selain menceritakan tentang D.W. Berretty  dan Villa Isola namun juga sebuah buku yang mencerminkan episode sejarah Indonesia dan Belanda.

“The book is about him, about the Villa and about an episode in the history of Indonesia and the Netherlands.”

Menurutnya buku biografi Dominique Berretty ‘Een groots en meeslepend leven’ yang ditulis oleh Coen van ‘t Veer dan Gerard Termorshuizen, adalah awal dari sebuah penyatuan keluarga Berretty dan juga yang menjadi inspirasi R. Kurnia dalam membuat colorized book Villa Isola dan berharap buku ini menjadi awal baru perdamaian dan rasa saling memaafkan antara dua Negara Indonesia dan Belanda. “Underlining the forgiveness and cooperation of both nations. Let peace rule the world!” pungkasnya. ( Erka/Kontributor Berita UPI)