Mens Sana in Corpore Sano

Seorang pujangga Romawi, Decimus Lunius Juvenalis berujar Orandumb est ut mens sana in corpore sano. Penggalan karya pujangga Romawi itu ditorehkan dalam karya Satire X pada akhir Abad II sebelum masehi. Pernyataan tersebut, dalam perkembangannya disingkat menjadi hanya tulisan pendek  Mens sana in Corpore sano. Atau dalam bahasa Inggris berarti A healthy mind, in a healthy body.   Pikiran sehat pada badan yang kuat.

Mengapa kredo yang ditulis pada 23 abad lalu, masih sangat populer sampai sekarang?  BBC.com (2012) dalam tulisannya Liverpool recalls1862 Olympic founder John Hulley, merilis bahwa John Hulley merupakan tokoh olahragawan Inggris yang secara terus menerus menggunakan semboyan klasik mens sana in  corpore sano ini untuk motto klub Atletik Liverpool Inggris. Hulley secara konsisten mempopulerkan  mens sana in corpore sano dalam dunia olahraga ke seluruh penjuru dunia. Atas jasa dan usahanya yang tak mengenal lelah, Hulley mendapat pujian yang luar biasa dan ia dianugrahi Medali pada Olympic tahun 1864. Ia dipandang sangat berjasa dalam mengembangkan sistem pendidikan jasmani secara komprehensif.  Konon, ketika Hulley wafat pada tahun 1875, sesuai pesan terakhirnya, di pusaranya tertulis motto Liverpool. Mens sana in Corpore Sano.

Empat Pilar Kesehatan

Badan dunia PBB bidang Kesehatan, WHO (2017) melaporkan ada empat pilar kesehatan masyarakat yang harus dijaga. Keempat pilar tersebut yaitu  sehat fisik, sehat secara kejiwaan psikologis, sehat secara sosial, dan sehat spiritual keagamaan. Keempatnya patut dibangun secara sinergis menuju warga dunia yang sehat jasmani sehat rohani. Pernyataan WHO ini sejalan dengan semboyan mens sana in corpore sano. Keduanya  meneguhkan  bahwa betapa pentingnya pertumbuhan  jiwa yang sehat  dalam tubuh yang sehat. Hal ini juga memberi makna,  bahwa manusia patut menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya agar diperoleh kesehatan jiwa.

Dalam literatur lain,  Musumeci (2016) dalam artikelnya bahwa Physical activity for Health- An overview and an update of th Physical Activity Guidelines mendeskripsikan korelasi pentingnya kesehatan fisik, mens sana in corpore sano, dengan kesehatan mental kejiwaan. Bila seseorang melakukan olahraga fisik secara teratur, diyakini ia akan bisa terhindar dari  penyakit neuroregeneratif dan alzheumer desease lainnya. 

Dalam Pandangan Islam

Ungkapan mens sana in corpore sano, dalam bahasa Arab dikenal dengan al aqlu al salim fi jismi salim. Secara kontekstual pernyataan di atas bermakna kita wajib menjaga kesehatan dan kebugaraan jasmani agar fungsi akal dapat dioptimalkan guna perluasan dan pengamalan ilmu untuk kemaslahatan umat.

Seorang ilmuwan bidang kedokteran islam yang sangat terkenal, Ibnu Sina atau nama lengkapnya  Abu Ali Al Husayn ibn Abdillah  ibn Sina  menyatakan bahwa sakit bukan hanya karena lemahnya fisik. Tetapi juga disebabkan oleh kondisi kejiwaan yang lemah. Dalam kondisi pandemik covid-19 yang masih mendera masyarakat dunia, pandangan Ibnu Sina patut kita renungi. Seperti dikutip Ishom M (2021) ada tiga  hal yang patut diperhatikan dalam menjaga diri agar sehat jasmani rohani.

Pertama,  kepanikan adalah separuh penyakit. Ibnu Sina menasihati agar kita tidak mudah panik atas situasi apapun yang terjadi.Sebab kepanikan merupakan masalah kejiwaan yang berdampak langsung pada munculnya penyakit baru. Dalam kondisi covid -19 saat ini, kita perlu menjaga diri dan tak gampang panik.

Kedua, ketenangan adalah separoh obat. Ibnu Sina mengingatkan  perlunya orang memiliki ketenangan jiwa, baik dalam keadaan sakit mapun sedang sehat. Dalam kondisi sehat, orang yang memiliki ketenangan jiwa, tak mudah terserang penyakit jasmani ataupun rohani.  Ketenangan jiwa adalah benteng meningkatnya imunitas.

Al Quran  mengingatkan pentingnya berdzikir kepada Allah SWT. Dengan mengingat kepada Allah  SWT, in sya Allah akan dicapai ketenangan bathin.  Dalam QS Ar Rad 28,  Allah SWT berfirman Allaziina aamanu wa tathmainnu qullubuhum biziikrillahi alla bidzikrillahi tathma innul qulub.  Yaitu orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,  hanya dengan mengingati Allah lah hati menjadi tenteram.

Ketiga, kesabaran adalah awal kesembuhan. Ibnu Sina mengingatkan agar manusia juga harus sabar dalam menghadapi segala cobaan. Dengan sabar, orang yang sedang sakit akan telaten dan disiplin minum obat. Orang akan terus berikhtiar  tanpa keluh kesah.Terapi terus dijalankan dengan tetap memohon kesembuhan kepada Allah SWT.

Itulah ikhtiar rohani yaitu ketenangan dengan memperkuat aqidah, tetap sabar dengan mengoptimalkan ikhtiar dan senantiasa berdo’a kepada Allah untuk memohon kesehatan jasmani dan rohani. Allah SWT berfirman dalam QS Al Anfal 49,  Wa may yatawakkal ‘alaallahi fa innallahaa ‘azizun hakim.  Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah SWT, maka sesungguhnya  Allah Maha- perkasa lagi  Maha bijaksana (Dinn Wahyudin)