SPM UPI Selenggarakan Pelatihan dan Sosialisasi Instrument Audit Mutu Internal 2023

Bandung, UPI

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A., mengungkapkan bahwa kegiatan Pelatihan dan Sosialisasi Instrument Audit Mutu Internal 2023 ini sangat penting untuk diikuti dan dipahami oleh Pimpinan di Fakultas dan Prodi, karena di dalam setiap kegiatan penjaminan mutu atau Quality Assurance (QA) ada yang namanya perencanaan, pelaksanaan dan monitoring atau pengecekan. Kegiatan Audit Mutu Internal atau AMI ini merupakan salah satu sistem dari Sistem Penjaminan Mutu Internal yang berupa pengecekan.

Prof. Didi Sukyadi mengungkapkan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara usai memberikan sambutannya pada kegiatan Pelatihan dan Sosialisasi Instrument Audit Mutu Internal 2023 yang diselenggarakan selama 2 hari, Senin dan Selasa (21-22/8/2023), di Auditorium Gedung JICA Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (21/8/2023).

Kita sudah merencanakan program melalui RKAT, lanjutnya, dan tentunnya ada tujuan yang ingin dicapai, anggarannya pun sudah didistribusikan ke Fakultas dan Prodi. Sekarang, kita ingin mengetahui, apakah instrumen yang kita gunakan ini sudah sejalan dengan apa yang sudah kita rencanakan atau belum. Informasi ini akan sangat penting, tidak hanya untuk SPM tapi juga untuk para Pimpinan Universitas dan Para Pimpinan di Fakultas dan Prodi.

“Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk semua Unit Kerja yang ada di UPI. Tujuannya adalah untuk meningkatkan capaian 8 Indikator kinerja utama atau IKU dan Indikator Kinerja Tambahan (IKT) UPI yaitu World Class University,” ujarnya.

Melalui Instrument Audit Mutu Internal, ujarnya lagi, pimpinan universitas ingin mengecek sejauh mana dosen, prodi dan dekan di lingkungan UPI mengupayakan tercapainya target-target IKU dan juga target-target WCU.

Ditegaskan Prof. Didi Sukyadi,”Setiap Unit Kerja harus menjadi tools untuk bisa mencapai tujuan bersama yaitu IKU dan WCU. Jadi setiap unit tidak boleh berjalan di luar koridor tersebut. Capaian IKU UPI perlahan naik, ranking UPI sudah terdeteksi oleh WCU, itu tandanya sudah berjalan sesuai rencana, namun naiknya perlahan, kurang cepat.”

Pada dasarnya ibarat kita itu sedang berlomba. Kita merasa sudah berlari kencang, namun orang lain sudah terbang, kita terbang dengan pesawat baling-baling, orang lain sudah terbang dengan menggunakan pesawat jet, otomatis selalu tertinggal. Oleh karena itu, kita harus bergerak secara masif dan bekerja lebih cepat lagi.

“Untuk itu, kita harus selalu merasa sedang berlomba. Permasalahan IKU dan WCU ini bukan permasalahan yang bisa diselesaikan dalam waktu 1 atau 2 jam, demikian pula dengan jabatan sebagai Dosen, Kaprodi ataupun Dekan, itu bukan pekerjaan sambilan. Ini merupakan pekerjaan pokok. Kita harus fokus ke IKU dan WCU. Jadi, tidak bisa kita berleha-leha di setiap harinya. Ingin ditegaskan kembali bahwa setiap harinya adalah pertandingan, setiap hari berlomba untuk meraih IKU dan WCU, namun tentunya berlomba-lomba dalam kebaikan,” harapnya.  (dodiangga/safira)