UPI, World Bank dan Covid-19

Bandung, UPI

Menurut hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu, wabah besar Covid-19 memberikan dampak buruk terhadap hasil belajar siswa dan sistem pendidikan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., mengungkapkan,”Covid-19 yang dimulai pada tahun 2020 tidak hanya menyebabkan kematian besar-besaran, tetapi juga menyebabkan kerugian besar-besaran dalam hal pembelajaran, suatu kondisi hilangnya pengetahuan dan keterampilan secara spesifik atau umum dalam kemajuan akademik. Meskipun pandemi telah berakhir, sektor pendidikan masih bergulat dengan dampaknya.”

Banyak laporan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang meratapi penurunan prestasi siswa, terutama di bidang membaca, matematika, dan sains, ujar Prof. Solehuddin. Selama pandemi, siswa Indonesia harus tinggal di rumah dan melakukan pembelajaran jarak jauh dengan bantuan platform online selama sekitar 21 bulan.

Ditegaskan Prof. Solehuddin,”Para akademisi dan peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia juga telah mempelajari dampak pandemi dari berbagai disiplin ilmu seperti kehilangan pembelajaran bahasa dan sains, dampak sosial dan psikologis dari pandemi, dan sebagainya. Kami memahami bahwa pandemi telah berdampak pada kehidupan akademis dan sosial siswa.”

Berdasarkan hal tersebut, UPI melalui Wakil Rektor Bidang Riset, Usaha, dan Kerja Sama menyelenggarakan seminar hasil penelitian dengan World Bank yang berkaitan dengan learning loss yang bertema “The Impact of Covid-19 on Students Learning Outcomes and Education System Responses” di Ruang Auditorium Gedung FPEB Lt. 6, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (4/10/2023).

Hadir dalam kesempatan tersebut Sr. Economist at The World Bank Mr. Shinsaku Nomura sebagai Guest Speaker yang membahas The Invisible Toll of Covid-19 on Learning. Pathways to Learning Recovery and a more Productive Future for Indonesia’s School Children, dan The Portfolio and Operations Manager for the World Bank in Indonesia and Timor-Leste, Bolormaa Amgaabazar.

“Kami memiliki data dan hasilnya, namun kami juga mungkin melewatkan banyak hal. Oleh karena itu, ini adalah waktu yang sangat tepat untuk mengadakan the Education Roundtable tentang masalah ini. Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk mengundang Mr. Shinsaku Nomura untuk mempresentasikan temuannya tentang dampak yang tidak terlihat dari Covid-19. Kami juga mengundang para Profesor UPI untuk bergabung dalam diskusi ini sehingga kita dapat berbagi temuan dan mendapatkan lebih banyak perspektif dan wawasan untuk pemulihan yang lebih cepat dan lebih baik dari korban massal pandemi ini,” pinta Prof. Solehuddin.

Untuk diketahui, lanjutnya, meskipun pembelajaran tatap muka secara bertahap telah dimulai sejak tahun 2022, penelitian telah menemukan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami penurunan partisipasi sekolah dan kehilangan waktu belajar. Menurut studi terbaru dari Bank Dunia, kinerja siswa Indonesia di tingkat sekolah dasar menunjukkan penurunan 11,2 bulan dalam kemampuan matematika dan 10,8 bulan dalam kemampuan bahasa dibandingkan dengan sebelum pandemi.

Diungkapkan Prof. Solehuddin,”Situasi ini lebih buruk bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin dan daerah pedesaan. Selain itu, hilangnya waktu belajar berpotensi berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang. Indonesia telah mencoba untuk menutup kesenjangan ini dengan mengembangkan inisiatif seperti Kurikulum Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta berkolaborasi dengan lembaga-lembaga swasta. Beberapa telah menunjukkan indikasi positif, namun jalan menuju pemulihan, apalagi kinerja pendidikan yang lebih baik, masih panjang.”

Berkenaan dengan masalah ini, ujarnya lagi, saya percaya bahwa inilah saat yang tepat bagi kita untuk membahas kemungkinan dan peluang untuk meminimalkan kerugian pembelajaran dan meningkatkan kinerja siswa melalui the Education Roundtable: The Invisible Toll of Covid-19 on Learning(dodiangga)