42 Unit Kerja di UPI Ikuti Workshop Penyusunan Peta Proses Bisnis

Bandung, UPI

Sebanyak 121 orang dari 42 Unit Kerja berbagai unit kerja yang berunsurkan pimpinan unit kerja mulai dari para Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumber Daya Fakultas/Wakil Direktur SPs/Kampus Daerah serta para KBTU/Kepala Bagian/Kepala Divisi dan para Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi serta para operator yang menangani sistem IT di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mengikuti Workshop Penyusunan Peta Proses Bisnis di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2019, di Auditorium FPEB UPI Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (20/3/2019).

Dalam laporannya, Kepala Biro Kepegawaian UPI Dr. Sahroni, S. Sn., M.Pd., mengatakan bahwa Wokshop Penyusunan Peta Proses Bisnis ini merupakan program Pemerintah bagian dari program reformasi birokrasi, dimana kegiatan ini akan diarahkan untuk mendapatkan alur bagan proses bisnis unit kerja yang ada di lingkungan UPI yang nantinya akan dikompilasi oleh tim evaluasi di tingkat universitas, sehingga menjadi proses bisnis Universitas.

Ditegaskannya,”Tujuan penyusunan Peta Proses Bisnis adalah untuk memberikan panduan bagi Unit Organisasi dalam mengindentifikasi, menyusun, mendokumentasikan, mengembangkan, memonitor dan mengevaluasi Proses Bisnis Unit Organisasi dalam rangka penyederhanaan tata kelola pemerintahan agar efisien, efektif, produktif, dan akuntabel.”

Adapun dasar hukum penyelenggaraannya berdasarkan Permenpan Nomor 19 tahun 2019 tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis Instansi Pemerintah, ungkapnya. Di samping itu ada Permenristekdikti Nomor 71 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan dan Evaluasi Peta Proses Bisnis dan Standar Operasional Prosedur di lingkungan Kemenristekdikti. Hasil penyusunan Peta Proses Bisnis ini harus segera di sampaikan kepada Kementerian Ristekdikti paling lambat tanggal 31 Maret 2019.

“Dalam pelaksanaan workshop ini, para peserta diberikan penjelasan tentang teknis menyusun atau membuat peta proses bisnis dari para narasumber dan didampingi oleh para instruktur dan asisten intrukstur, hal ini untuk memudahkan para peserta dalam melakukan penyusunan Peta Proses Bisnis,” jelasnya.

Perlu kami sampaikan pula, ujarnya lagi, bahwa pengumpulan hasil penyusunan proses bisnis ini penyusunannya dilanjutkan di unit kerja masing-masing, dan dapat diserahkan kepada universitas melalui Biro Kepegawaian sampai tanggal 25 Maret 2019, sehingga kami berharap dalam proses penyusunan peta bisnis ini, bahan yang dapat dijadikan dasar yaitu dari SOP, hasil ISO, karena SOP yang dibuat pada ISO ternyata belum dapat menyambungkan proses dari 1 unit ke unit lainya.

Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Administrasi Umum Dr. H. Edi Suryadi, M.Si., dikatakannya,”Workshop Penyusunan Peta Proses Bisnis di lingkungan UPI Tahun 2019 ini merupakan kegiatan yang ditekankan oleh Kemenristekdikti terkait dengan reformasi birokrasi. Salah satu bagiannya, kita harus menyusun apa yang disebut dengan proses bisnis di masing-masing level di lingkungan universitas (UPI). Dengan proses bisnis itu, nantinya diharapkan terjadi efektifitas dan efisiensi di dalam penyelenggaraan perguruan tinggi.”

Oleh karena itu, ujarnya, kita mengundang seluruh unit kerja yang ada di UPI untuk membuat proses bisnis unitnya masing-masing sampai menjabarkannya hingga SOP. Sehingga nanti jelas apa aktifitas yang dilakukan dan bagaimana cara melakukannya dan apa outputnya, sehingga terukur.

“Kembali saya tegaskan bahwa tujuan utamanya adalah dalam rangka melakukan reformasi birokrasi, supaya di dalam penyelenggaraan organisasi di perguruan tinggi ini betul-betul efektif dan efisien, memiliki proses yang jelas, setiap orang memiliki tugas masing-masing dan bagaimana mereka mengemban tugas tersebut serta memiliki output yang jelas,” tegasnya.

Diharapkan, katanya, seluruh unit kerja dapat mengikuti kegiatan workshop ini dengan seksama, sehingga nanti mereka bisa mengerjakan proses bisnisnya dan bagaimana melakukannya, hingga pada akhirnya unsur di dalam unit-unit tersebut berjalan sebagaimana mestinya.

Dengan demikian, output-nya kita memiliki sebuah produk, gambaran tentang bagaimana proses bisnis di masing-masing unit kerja. Selain memiliki SOP, saat ini juga kita sudah memiliki ISO, sehingga ada sinergi diantara keduanya di dalam melakukan aktifitas berorganisasi. (dodiangga)