LPPM UPI Gelar Rapat Koordinasi Hibah Incinerator

Cianjur, UPI

Target dari koordinasi ini, pertama adalah penentuan titik lokasi penempatan Incinerator. Kedua, lahirnya sebuah komitmen dari pemerintah daerah setempat, seperti desa dan kecamatan, pimpinan Sektor, dan universitas mitra untuk bersama-sama melanjutkan program KKN Citarum Harum Pentahelix. Demikian ungkap Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan KKN LPPM UPI Dra. Katiah, M.Pd., saat melakukan peninjauan lokasi penentuan titik penempatan Incinerator di Desa Cikidang Bayabang, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Kamis (16/1/2018).

Lebih lanjut ditegaskan,”Hari ini kita melakukan rapat koordinasi untuk melakukan penentuan titik lokasi tempat pemasangan Incinerator, sebuah produk mesin pembakar sampah karya dari sivitas akademika UPI hasil pembelajaran kolaboratif dibawah bimbingan Dosen FPTK UPI Sriyono, S.Pd., M.Pd. Pada kesempatan tersebut, Sriyono membimbing mahasiswa Teknik Mesin dan sejumlah mahasiswa KKN, jadi ini betul-betul hasil pembelajaran. Kegiatan hari ini sebagai tindak lanjut dari program KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)  dan Universitas SuryaKencana (Unsur). Rapat ini juga merupakan kegiatan terpadu antara pimpinan Sektor 12, pimpinan pemerintah daerah tingkat desa dan kecamatan dan universitas mitra. Sementara itu, sebelum melakukan proses hibah dan mendistribusikan Incinerator,  kita memerlukan observasi lokasi serta meminta komitmen dari pemerintah daerah untuk  memenej alat yang akan kita hibahkan tersbeut agar tingkat keberfungsian dan  tingkat kebermanfaatannya sesuai dengan apa yang kita targetkan.”

Selanjutnya, ujarnya lagi, bertepatan dengan momentum ini, kita akan coba tindaklanjuti beberapa peluang yang bisa kita kerjasamakan. Setelah semua sepakat, kita akan datangkan Incinerator-nya, serta memberikan surat pernyataan bersedia merawat dan memenej 1 unit Incinerator. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan produk beserta turunannya. Incinerator ini merupakan hasil dari hibah pembelajaran kolaboratif yang diamanahkan untuk dihibahkan. UPI akan melakukan pendampingan terhadap alat yang sudah diberikan, sementara itu, kita juga akan terus mengembangkan fungsi dari produk tersebut.

“UPI dalam hal ini sebagai perguruan tinggi yang diberikan kepercayaan oleh Direktur Pembelajaran Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia sebagai Koordinator Wilayah dalam KKN Tematik Citarum Harum Pentahelix ini, direncanakan menjadi Koordinator untuk Sektor 5 sampai Sektor 9 ditambah 22. Menjawab amanah tersebut, UPI terus mengembangkan semua tema dalam program KKN Tematik dengan melibatkan 5000 mahasiswa. Dari sejumlah mahasiswa tersebut, mahasiswa yang terlibat di Citarum Harum memang mendapat porsi yang paling banyak dibandingkan dengan tema lain,” ungkapnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Suryakencana Dr. Hj. Iis Ristiani, S.Pd., M.Pd., mengatakan hal yang sama, dikatakannya,”Kegiatan ini merupakan tindak lanjut pelaksanaan KKN Tematik Cirata Harum yang kami laksanakan sejak Desember 2018, hasil kerja sama dengan UPI dan Kemenristekdikti RI. Pada kesempatan ini, kami melakukan rapat koordinasi dan survey penentuan titik penempatan Incinerator. Incinerator tersebut merupakan hibah dari UPI untuk ditempatkan di lokasi KKN mahasiswa Unsur dan UPI. Keinginan ini sangat diharapkan sejak awal ketika kita melakukan KKN Tematik di 5 desa pada 2 kecamatan di Kabupaten Cianjur, karena memang masalah yang kami hadapi adalah mengenai pengelolaan sampah.”

Banyak tempat di desa-desa yang tidak mempunyai tempat pembuangan sampah, ujarnya, sehingga mereka membuang sampah ke daerah aliran sungai (DAS). Oleh karena itu, dengan adanya kerja sama antara UPI dan Unsur, diharapkan dapat menuntaskan masalah sampah melalui keberadaan Incinerator, walaupun dalam pelaksanaanya Incinerator ini merupakan alat sementara ketika budaya masyarakat belum terbiasa dalam mengelola sampah dengan benar. Tetapi kita akan melakukan pendampingan secara terus menerus untuk selalu menjaga kebersihan dengan membiasakan membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah sejak dari rumah, hal tersebut dapat membantu meminimalisasi masalah-masalah yang terdampak sampah.

Diungkapkannya,”Cirata merupakan bagian dari Citarum, karena bermuara di Citarum, oleh karena kedekatan wilayah kami tersebut, maka tema yang kami angkat adalah Cirata Harum. Tema KKN Cirata Harum ini merupakan langkah awal keterlibatan kami dalam mendukung Citarum Harum, dan berdasarkan hal tersebut kami memerlukan pendampingan dan dukungan UPI sehingga ketika ada hal-hal yang perlu didiskusikan dapat segera teratasi.”

Adapun upaya Unsur untuk ikut mensukseskan kegiatan ini adalah dengan melibatkan fakultas-fakultas yang memiliki fokus dan perhatian terhadap teknologi, jelasnya,  terutama dalam bidang sains terapan, sehingga sejak adanya informasi bahwa kita akan kedatangan Incinerator dari UPI, maka tim dari fakultas yang bersangkutan sudah disiapkan untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat.

Hal serupa ditegaskan pula oleh Camat Mande Dony Herdyana, S.STP., M. AP., dikatakannya,”Atas nama Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, kami mengucapkan terima kasih kepada Universitas Pendidikan Indonesia atas inisiasinya untuk menghibahkan Incinerator atau mesin pembakaran sampah. Sampah merupakan sebuah masalah besar seperti bom waktu, saat ini kita sedang berupaya menyadarkan masyarakat untuk membiasakan memilah sampah, hanya saja prosesnya tidak semudah membalikan telapak tangan, harus ada aksi nyata.”

Diharapkan, ujarnya, dengan kehadiran Incinerator ini, bisa menjadi solusi penanganan sampah, khususnya sampah yang tidak bisa diolah, walaupun mesin ini sifatnya hanya sementara. Namun pada dasarnya prinsip kami adalah semangat mengolah sampah, menjadikannya berkah bukan masalah. Saya tegaskan pada masyarakat bahwa Incinerator bukan solusi terakhir tetapi merupakan alternatif pengelolaan sampah yang tidak bisa diolah. UPI sangat diharapkan kehadirannya untuk selalu mendampingi di dalam mengedukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, di samping menghadirkan teknologi-teknologi terbaru untuk diaplikasikan di masyarakat. (dodiangga)