Abujat, Karya Cipta Kelompok PKM-T Mahasiswa UPI Bantu Petani
|Bali, UPI
Teknik penyiraman baglog jamur tiram yang dilakukan secara konvensional dengan menggunakan selang plastik dan hanya mengunakan intuisi dalam menentukan frekuensi penyiraman baglog jamur tiram menjadi latar belakang lahirnya Abujat. Abujat adalah sebuah alat penyiram jamur tiram otomatis yang diciptakan oleh kelompok PKM-Teknologi yang beranggotakan Rizki Mochamad Fauzi, Febryana Sri Waranti dan Ikhyasul Kuspriza Rais, mereka adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Lebih dari itu, penciptaan ini dilatarbelakangi dengan adanya resiko kecelakaan kerja saat proses penyiraman. Para petani jamur tiram yang didominasi oleh wanita parus baya ini menaiki setiap tingkatan rak baglog dengan tinggi 3 meter.
Demikian pernyataan yang disampaikan dosen Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang juga pembimbing Kelompok PKM-T UPI Drs. Yoyo Somantri, S.T., M.Pd., saat mendampingi tim-nya presentasi dihadapan para juri PIMNAS di Fakultas Hukum Universitas Udayana Jalan Raya Kampus Unud, Jimbaran, Bali, Kamis (29/8/2019).
Ditegaskannya,”Tim kami dari UPI, Kelompok PKM-T mengusung teknologi Abujat. Abujat itu adalah alat budidaya jamur yang lahir dari latar belakang persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat khususnya masyarakat petani jamur. Dengan adanya alat ini, menjadi solusi untuk membantu mereka saat menyiram jamur, dahulu harus harus naik tangga, kini menyiram dengan memanfaatkan Abujat yang secara otomatis menyiram berdasarkan system IOT. Jadi, Abujat bisa menjaga temperature udara, apakah sudah mememnuhi standar atau belum, kemudian relative humidity (RH) nya juga menjadi pertimbangan. Unsur daripada jamur itu akan berkembang atau tumbuh produktif, indikatornya ada 2, yaitu temperature dan RH, dengan adanya Abujat ini, akan memberikan penyiraman secara otomatis.”
Kegunaan dari alat ini tentunya sangat bermanfaat bagi mereka ungkapnya, dan hasil ujicoba menunjukan Abujat ini meningkatkan produktivitas. Berdasarkan pengamatan, perbandingan antara penggunaan alat tardisional dengan Abujat terlihat ada kenaikan, memang tidak terlalu tinggi tapi ada kenaikan sekitar 0,5 gram sampai 0,8 Kg untuk setiap kali panennya. Hal ini menjadi indikator manfaat Aabujat bagi petani jamur karena mampu meningkatkan produktifitas jamur. Disamping itu juga, untuk menghindari kecelakanaan ketika melakukan penyiraman karena harus menggunakan tangga.
“Abujat merupakan sebuah alat yang memiliki teknologi untuk menyiram jamur tiram dengan otomatis secara vertikal yang terhubung dengan aplikasi android Abujat, menyiram secara otomatis berdasarkan sistem The internet of things atau IoT. Diharapkan, ada perusahaan yang melirik untuk memproduksinya secara masal, kemudian diberikan kepada petani jamur, karena sangat potensial. Jamur saat ini menjadi komoditas incaran masyarakat perkotaan,” pungkasnya. (dodiangga)