Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNESA Kunjungi UPI

Bandung, UPI

Dalam diskusi kami menemukan bahwa kegiatan PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) dengan embrio wirausaha dari adik-adik mahasiswa tidak hanya terstruktur pada program-program pemerintah saja, tetapi UPI men-support mahasiswa yang berminat pada wirausaha melalui pendampingan-pendampingan langsung di ranah informal, situasi ini memang belum ada di UNESA. Hal ini mendorong kami untuk perlu me-refresh kembali program yang ada.

Demikian ungkap Pengelola PMW dan KBMI (Kompetensi Bisnis Mahasiswa Indonesia) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Septiana Alrianingrum, SS., M.A., ketika ditanya maksud dan tujuan melakukan Benchmarking Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), di Ruang Rapat Partere Gedung Villa Isola Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Kamis(28/2/2019).

Menurutnya,”Perlu ada pendampingan tidak hanya dari tim universitas saja tetapi kita harus jemput bola oleh dosen-dosen pendamping agar semua bisa bergerak, semua bisa temotivasi, dan merubah mindset bahwa wirausaha jaman sekarang itu tidak hanya sebatas makanan dan minuman tapi ada 5 bidang usaha, nah ini yang belum dijemput, padahal di UPI sudah masuk pada era literasi digital.”

Jadi mereka mahasiswa para pelaku usaha sudah tidak lagi menjadi pengembang usaha tetapi sudah menjadi manajerial usaha, lanjutnya. Nah ini yang perlu kita kembangkan, karena selama ini mindset mahasiswa wirausaha di UNESA masih sebagai produsen, pemasar sekaligus pendistribusi dan itu yang merepotkan mereka.

“FPEB menjadi salah satu embrio yang memaksa mahasiswa untuk berpikir, UNESA pun memiliki FE, namun ada situasi yang berbeda belum sampai pada tahapan tersebut. Kami mencoba memformulasikan apa yang kita punya dengan membuka peluang melalui lomba-lomba edupreneur walaupun tidak semua fakultas menyelenggarakannya,” ujar Dosen FISH UNESA.

UPI saat ini sudah memiliki wirausaha berbasis digital, ungkapnya, ini sebagai bahan diskusi pada mahasiswa UNESA bahwa mereka tidak harus menjadi produsen, cukup menjadi manajerial saja supaya mindset mereka berubah. Diharapkan, UPI dapat mengembangkan dan mensinergikan antara PMW dengan program The Ambassador of Business Edupreneur, kemudian ada support jadwal pembekalan soft skills terkait jenis-jenis usaha agar mindset mahasiswa berkembang.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kabag Kemahasiswaan UNESA Suyanto, S.Psi., M.Si., menegaskan bahwa tujuan berkunjung ke UPI terkait dua hal yaitu tentang tracer study dan kewirausahaan mahasiswa. UPI roh-nya sama yaitu pendidikan, menurut beberapa literatur, UPI sangat bagus dalam pembinaan kemahasiswaan utamanya tracer study dan kewirausahaan mahasiswa. Dikatakannya,”Berdasarkan hasil diskusi, banyak ilmu dan informasi yang tidak ada di UNESA, utamanya kemandirian mahasiswa dan dosen di dalam membimbing mahasiswa, sehingga bukan hanya PMW yang ada di UPI tapi UPI mampu melesat di tingkat internasional dengan program The Ambassador of Business Edupreneur sehingga anak-anak mandiri tidak bergantung pada PMW yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti. Diharapkan, melalui prinsip ATM (Amati-Tiru-Modifikasi) upaya untuk belajar ini tidak terbatas pada dua topik saja tetapi bisa merambah pada bidang kemahasiswaan lainnya seperti kontes robot.”

Hal serupa ditegaskan Direktur Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) UPI Dr. Mupid, M.Ag., dijelaskannya,”UNESA melakukan benchmarking ke UPI karena ingin melihat pelaksanaan PMW, dan model pembinaan terhadap mahasiswa di UPI sudah memiliki omset dan benefit yang besar. Semua proses edupreneur yang dilakukan mahasiswa UPI ketika berwirausaha saat ini sudah menjadi ikon. Kemudian terkait tracer study, UPI mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik walaupun belum sebaik universitas lain, secara bertahap kita benahi.” (dodiangga)