Diplomasi Indonesia-Perancis melalui Pengajaran Bahasa Perancis

Kehadiran pusat perbelanjaan yang berasal dari Perancis di kota-kota besar di Indonesia atau pusat budaya Perancis yang dikenal sebagai Institut Français Indonesia (IFI), hilir mudik mobil buatan Perancis di jalan, berbagai merek tas dan kosmetik yang dipakai oleh selebritas, dan gaya mereka yang ditiru oleh perempuan kelas menengah dan atas; film romantis Indonesia yang berakhir bahagia di Paris (dengan foto menara Eiffel yang ikut muncul dalam iklan film), pesepak bola Perancis, dan banyak ikon lainnya mengilustrasikan adanya hubungan budaya antara Indonesia dan Perancis. Bahkan, banyak terjadi pernikahan campuran antara warga negara Indonesia dan warga negara Perancis (Hardini, 2015). Citra Perancis ini cukup mengejutkan karena Indonesia dan Perancis praktis tidak memiliki kesamaan sepanjang perjalanan sejarah masing-masing. 

Kenyataannya, kehidupan budaya Perancis tidak masuk ke Indonesia secara langsung, tetapi hanya di bawah pengaruh Belanda, ketika Nusantara berada di bawah dominasi kolonial Belanda sampai tahun 1942 (Dorléans, 2006). Citra yang menguntungkan dan positif tentang romantisme dan kehidupan glamor Perancis muncul di antara orang-orang Indonesia kelas atas. Walaupun pengaruh budaya Perancis ini masuk melalui hal-hal tersebut, masyarakat Indonesia dapat dengan mudah mendeteksi beberapa kata yang berasal dari bahasa Perancis di Indonesia saat ini. Di sisi lain, beberapa kata bahasa Indonesia juga muncul dalam bahasa Perancis.

Tahun 2020 adalah peringatan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Perancis.​​​Hubungan bilateral Perancis-Indonesia ini terjalin dengan baik sejak September 1950, dan kini terus meningkat seperti terlihat dari jalinan kerja sama di berbagai sektor. Pada tahun 2011, kedua negara sepakat menjalin kemitraan strategis pada saat kunjungan resmi Perdana Menteri François Fillon ke Indonesia pada 30 Juni–2 Juli.

Bahasa Perancis adalah bahasa internasional dan salah satu dari enam bahasa resmi yang dipergunakan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Dengan demikian, walaupun Indonesia secara geografis sangat jauh dari negara Perancis,  tidak mengurangi minat masyarakat Indonesia untuk mempelajari bahasa yang indah ini. Minat yang baik dari masyarakat Indonesia dibuktikan dengan adanya pelajaran bahasa Perancis yang dimulai dari tingkat sekolah menengah hingga adanya program studi di perguruan tinggi, bahkan jenjang pascasarjana.

Di sekolah menengah, bahasa asing diajarkan setelah bahasa Inggris kepada peserta didik SMA/SMK/MA sebagai bahasa pilihan, termasuk bahasa Perancis. Secara historis, bahasa Perancis telah diajarkan sejak tahun 1950-an, yaitu satu dekade setelah kemerdekaan Indonesia. Dari tahun 1950 hingga 1974, ribuan siswa SMA di kota-kota besar di Indonesia mempelajari bahasa Perancis dan beberapa pengajar langsung didatangkan dari negara Perancis.

Saat ini, di seluruh Indonesia, ada 356 SMA dan 135 SMK yang memberikan pelajaran bahasa Perancis (Dapodikdasmen Kemendikbud, 2020). Data ini belum termasuk pelajaran bahasa Perancis di MA. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Perancis di tingkat sekolah menengah atas di Indonesia, baik di SMA, MA, maupun di SMK. Pengaruh bahasa dan budaya Perancis menjadi alasan mengapa mereka memilih bahasa Perancis. Tujuan pengajaran bahasa Perancis di sekolah tidak diragukan lagi adalah untuk memperkenalkan bahasa dan budaya kepada anak-anak muda Indonesia pengetahuan bahasa Perancis mulai dari tingkat A1 sampai C2 sesuai dengan Kerangka Acuan Bersama Eropa bidang Kebahasaan (Cadre Européen Commun de Référence Pour des Langues).

Saat ini, ada sekitar 6.000 mahasiswa yang mempelajari bahasa Perancis di puluhan perguruan tinggi negeri atau swasta di Indonesia, baik mempelajari bahasa Perancis sebagai bahasa asing (Français Langue Etrangère) maupun bahasa Perancis untuk kebutuhan khusus (Français sur Objectifs Spécifiques). Upaya peningkatan kualitas secara rutin dilakukan melalui berbagai penelitian tentang pengajaran bahasa Perancis dan peningkatan kompetensi pengajar di tingkat sekolah menengah maupun di universitas, baik oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui P4TK Bahasa, universitas terkait, maupun oleh asosiasi profesi yaitu Perhimpunan Pengajar Bahasa Perancis Seluruh Indonesia (PPPSI) yang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Perancis di Indonesia melalui Atase Kerja Sama Bahasa Perancis (Prof. Dr. Hj. Tri Indri Hardini, M.Pd Professor/Guru Besar bidang Pengajaran Bahasa Perancis Universitas Pendidikan Indonesia serta Ketua Perhimpunan Pengajar Bahasa Perancis Seluruh Indonesia)