Direktorat Kemahasiswaan UPI Dorong UKM dan Ormawa Membentuk SAR Kampus

Bandung, UPI

Disadari atau tidak, wilayah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) termasuk daerah rawan terhadap bencana alam dan kondisi lain yang membahayakan jiwa manusia karena berada di kawasan 5 Gunung Aktif di Jawa Barat, salah satunya gunung Tangkuban Perahu. Berdasarkan data di lapangan, UPI pernah diguncang gempa September 2009 dan diperkirakan mengalami kerugian lebih dari Rp 1 miliar.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Divisi Kerjasama dan Hubungan Alumni Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UPI Dr. Sandey Tantra Paramitha, S.Si., M.Pd., saat memberikan paparan kepada 130 orang mahasiswa UPI dalam kegiatan Pemasyarakatan dan Sosialisasi SAR di Arowana Ballroom Hotel Grand Serela Setiabudhi Jalan Hegarmanah No. 9-15 Bandung dan di Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa hingga Kamis (10-12/7/2018).

Menurutnya, diperlukan sebuah upaya untuk mengatisipasi kerugian – kerugian dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Konsekuensi logisnya adalah pemerintah bersama masyarakat harus hadir di setiap waktu untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan akibat terjadinya bencana atau keadaan darurat.

”Berdasarkan data tahun 2010 – 2018, UPI memiliki mahasiswa yang tergabung dalam Ormawa maupun UKM (143 Ormawa dan 66 UKM) yang aktif mengadakan kegiatan-kegiatan kepedulian sosial bagi masyarakat yang sedang mengalami bencana alam, ditunjang dengan ribuan dosen yang berkualitas serta kurang lebih 32.000 orang mahasiswa untuk melakukan optimalisasi peran mahasiswa dalam tanggap bencana,” ungkapnya.

Lebih lanjut ditegaskan, jika seluruh sivitas akademika UPI yang terdiri dari dosen, tendik, sarpras, dan UKM serta ormawa diberikan pemahaman tentang pelayanan pencarian dan pertolongan atau SAR bukan tidak mungkin UPI membentuk SAR kampus.

Dikatakannya,”Kehadiran Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) yang menggandeng Direktorat Kemahasiswaan UPI untuk melaksanakan kegiatan Pemasyarakatan dan Sosialisasi SAR membawa kabar baik demi terwujudnya SAR kampus. Lembaga pendidikan, organisasi non pemerintah (NGO), masyarakat, dan kelompok hobi merupakan 4 diantara sekian banyak sumber – sumber potensi SAR.”

Adapun sasaran dari Basarnas adalah membangun pemahaman pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) dalam bencana; terciptanya sinergitas antara Basarnas dengan potensi SAR, relawan dan masyarakat dalam penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan; dan terselenggaranya proses pencarian dan pertolongan (SAR) sesuai prosedur dan mekanisme yang ditetapkan.

Pembinaan terhadap Potensi SAR yaitu dilatih, disiapkan, disiagakan, dan dikerahkan. Mahasiswa UPI pada kesempatan ini sudah dibekali kompetensi dasar rescuer seperti MFR, Jungle Rescue, High Angle Rescue Technique, Collapsed Structure, Search and Rescue, Vehicle Accident Rescue, Confine Space Rescue, dan Water Rescue untuk memperoleh kemampuan dan keahlian dalam Pencarian dan Pertolongan (SAR).

“Namum mereka belum bisa terjun langsung untuk menangani kejadian gawat darurat yang terjadi, pasalnya belum memiliki sertifikat kompetensi yang dipersyaratkan. Oleh karena itu sangat diperlukan untuk kegiatan mendatang, diselenggarakan pendidikan untuk memperoleh sertifikasi keahlian,” harapnya

Saat ini para mahasiswa sudah memiliki kompetensi dasar rescuer, katanya, selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan pendidikan ke tahapan berikutnya, yaitu tingkat lanjutan seperti Heli Rescue, SAR Plan, Urban SAR, dan Instructor. (dodiangga)