Ekonomi Islam, Bisnis, dan Filantropi Dibahas Oleh 5 Negara
|Bandung, UPI
Sebanyak 274 abstracts dan 152 full paper dari 5 negara, yaitu Brunei, Malaysia, Jepang, Nigeria dan Indonesia dipresentasikan dalam “The 1st International Conference on Islamic Economics, Business, and Philanthropy (ICIEBP)” di Ballroom Hotel Grand Tjokro, Bandung, Rabu (15/11/2017).
“Makalah yang berbicara tentang Islamic Conference, Islamic Business, dan Islamic Philanthropy akan dipublikasikan dalam prosiding berskala SCITEPRESS yang diindeks oleh Scopus atau CPCI-SSH (Thomson Reuteurs dan Google Scholar). Semua artikel mendapatkan pengenal objek digital (DOI), dan yang terpilih memiliki peluang untuk dipublikasikan di jurnal yang diindeks oleh Scopus,” demikian ungkap Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam (IEKI) Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr. H. A. Jajang W. Mahri, M.Si.
Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan ICIEBP ini mengusung tema “Transforming Islamic Economy and Societies” atau “Mengubah Ekonomi Islam dan Masyarakat” dan untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia. Konferensi ini merupakan hasil kerja sama Prodi IEKI FPEB UPI dengan Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (UNAIR), Indonesia Keagungan Zakat (IMZ), Pusat Filantropi Islam dan Keuangan Sosial UiTM Melaka Malaysia, serta Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA). Kegiatan ini juga merupakan rangkaian milad IEKI ke-5, sebuah prodi baru dengan semangat yang luar biasa untuk memasyarakatkan konferensi umat Islam, bisnis umat Islam, dan kedermawanan umat Islam, serta memberikan wadah bagi para akademisi untuk bertukar gagasan, mendapatkan pengalaman dan memperkaya pengetahuan, serta mempresentasikan gagasannya.
“Pada saat ini, perkembangan ekonomi Islam berkembang pesat, terutama dalam jasa keuangan syariah. Perkembangannya tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia, dan bukan hanya di negara muslim saja tapi negara-negara non muslim. Perkembangan lembaga keuangan mikro Islam dan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) banyak membangun ekonomi masyarakat dalam berbagai tingkatan,” jelasnya.
Selanjutnya, ujarnya, untuk membangun ekonomi muslim akan dibahas melalui kajian Islamic Philanthropy dan Islamic Sociopreneur, dimana lembaga zakat dan wakaf memiliki potensi yang sangat luar biasa, dan ini sudah terbukti hasilnya dalam membangun ekonomi umat di negara-negara muslim. Lembaga tersebut merupakan wujud kepedulian umat dalam membangun ekonomi umat muslim melalui kewaibannya dalam membayar zakat dan berwakaf.
Dikatakannya,”Dulu wakaf itu selalu berbentuk tanah atau bangunan, namun sekarang berbentuk dana yang dapat dipergunakan untuk keperluan yang lebih produktif, seperti membangun sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit hingga pusat perbelanjaan, hasilnya untuk pemberdayaan ekonomi umat. ICIEBP ini merupakan salah satu kontribusi IEKI FPEB UPI dalam membangun ekonomi umat, dan UPI menjadi pusat keunggulan Islamic Conference, Islamic Business, dan Islamic Philanthropy.”
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan, dan Usaha Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A., mengatakan,”Dari sisi keilmuan, konferensi ini dimaksudkan untuk memajukan keilmuan IEKI, sementara di sisi lain konferensi ini mengkaji tentang pengembangan ekonomi Islam. Diharapkan, kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk syiar dan dakwah, serta mengimplementasikan ajaran Islam.”
Bagi UPI, ujarnya, konferensi ini adalah penyelenggaraan konferensi dengan skala internasional yang ke-15 dari target 17 penyelengaraan di tahun ini, dari penyelenggaraan tersebut diharapkan ada 800 hingga 1000 artikel yang dimuat dalam jurnal yang diindeks oleh Scopus, saat ini baru mencapai 918 artikel. Ini adalah upaya sinergis dari kebijakan universitas, yang didukung oleh prodi. (dodiangga/riza/askolani)