Jantera UPI dan Pikiran Rakyat Gelar Diskusi Jurnalistik

Bandung, UPI

Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam Pendidikan Geografi UPI (Jantera) bekerjasama dengan Pikiran Rakyat mengadakan kegiatan ‘Diskusi Jurnalistik Alam Bebas dalam Meniti Cincin Api’ dengan pemateri: T. Bachtiar (Masyarakat Geografi Indonesia), Hawe Setiawan (Budayawan) dan Lutvia Resta (Tim Buku Meniti Cincin Api). Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Pikiran Rakyat Jl. Asia Afrika No. 77 Bandung, Jumat 29 September 2017 dengan dipandu langsung oleh Abdul Aziz (Jantera angkatan 36) sebagai moderator.

Diskusi Jurnalistik Alam Bebas dalam Meniti Cincin Api ini dihadiri oleh perwakilan dari MAHITALA, WANADRI, PAMOR, Badan Geologi, Pecandu Buku dan masyarakat dari berbagai kalangan. Kegiatan ini bertujuan untuk menginformasikan bahwa Jurnalistik Alam Bebas yang berupa catatan, foto, maupun video perjalanan pada masa sekarang ini menjadi kewajiban setiap orang yang telah melakukan perjalanan. Tanpa terbatas pada background sebagai pecinta alam, semua bisa melakukannya dengan sedikit bekal ilmu jurnalistik maka akan dihasilkanlah sebuah karya.

Di usianya yang ke-40 tahun, Jantera terus bergerak melahirkan berbagai karya. Salah satunya adalah buku catatan perjalanan yang berisi tulisan dari angkatan pelopor sampai dengan angkatan muda. Buku tersebut diberi judul Meniti Cincin Api karena posisi Indonesia yang berada pada jalur cincin api, yaitu lintasan pegunungan sirkum asia dan pegunungan sirkum mediterania. Seperti kata-kata yang tertuang di salah satu lembar buku Meniti Cincin Api: Negeri kita ini menjadi bagian penting dari jalur ‘cincin api’. Gunung api yang kita punya paling banyak jumlahnya. Maka selain memiliki potensi bencana yang tinggi, berkah yang bisa dituai sungguh luar biasa jika kita mampu membaca dan memahami tanda-tandanya

Seperti disampaikan oleh Titi Bachiar, “Maknai sekecil apapun informasi. Tidak perlu terlalu mendalam tapi meluas saling mengait dengan informasi yang lainnya. Dan jangan lupa, tulisan yang kita buat haruslah bermanfaat bagi pembaca.”  Sedangkan Hawe Setiawan lebih menggali Jurnalistik dari sisi historis orang-orang terdahulu seperti Franz Wilhelm Junghuhn yang diperkirakan menulis catatan tiap hari secara konsisten sehingga dapat menghasilkan buku ilmiah. Selain itu beliau juga berbicara mengenai Mochtar Lubis yang membuat buku berjudul Perlawatan ke Amerika Serikat (1952) selepas pergi ke Negara Paman Sam. Pun dengan Honore de Balzac yang tidak pergi kemana-mana tetapi fantasinya menghasilkan sebuah buku Voyage de Paris á Java (1832).

Dipenghujung acara, audiens dalam diskusi tersebut sangat antusias dengan mengajukan beberapa pertanyaan, seperti dari WANADRI yang bertanya mengenai proses pembuatan buku Meniti Cincin Api yang langsung dijawab oleh Lutvia Resta. Selanjutnya ada pertanyaan dari Pecandu Buku mengenai masalah klasik dalam dunia tulis-menulis, Mau nulis tapi malah terlena dengan perjalannya. Untuk pertanyaan ini dijawab langsung oleh T. Bachtiar dan Hawe Setiawan. Keberkahan sedang menghinggapi penanya ini, beliau diberi hadiah buku T. Kardin  Empu Pisau Indonesia dari Titi Bachtiar. Terakhir dari Unit Pers Mahasiswa yang bertanya mengenai segmentasi penjualan buku Meniti Cincin Api yang terasa masih kurang publikasi.

Grand Launching Meniti Cincin Api telah dilaksanakan pada tanggal 9 April 2017 beberapa waktu lalu di Gedung Achmad Sanusi dengan peserta ±300 orang. Diperlukan pergerakan yang massif dalam usaha penjualan buku Meniti Cincin Api. Nah, bagi yang penasaran dengan buku Meniti Cincin Api bisa langsung menghubungi salah satu anggota Jantera via LINE (@ikaakiaki)/ WA (082116878460). Bravo Jan! (Ika Kartikasari)