Kampanye Sosial, Budaya dan Pendidikan Melalui 8 Film Dokumenter Bergaya Animasi Karya Mahasiswa Studio Konsentrasi Animasi Prodi FTV FPSD UPI
|Mahasiswa Program Studi Film dan Televisi menghadirkan screening filmanimasi bertajuk “Screamasi, Upcoming Animation Documentary Film” Bertempat di Ruang Studio Animasi Prodi FTV-UPI, acara ini menghadirkan delapan karya film dokumenter bergenre animasi yang mengusung tema-tema sosial, budaya, dan pendidikan. Screening ini menjadi ruang bagi para sineas muda dari prodi Film dan Televisi UPI untuk menyampaikan pesan-pesan penting melalui medium yang kreatif dan inovatif dari mulai riset sampai proses produksi film animasi (8/1/2025).

Delapan karya yang ditampilkan dalam acara ini menawarkan perspektif yang beragam namun saling melengkapi, menciptakan pengalaman menonton yang reflektif sekaligus menghibur. Salah satu film yang mendapat sorotan adalah “Jejak Hitam di Masa Kecil”, sebuah film animasi dokumenter yang menggambarkan bahaya praktik kekerasan dalam rumah tangga dari persfektif korban khususnya anak dan pandangan dari psikolog dan praktisi parenting. Jejak Hitam di Masa Kecil adalah sebuah film animasi dokumenter yang menghadirkan isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) melalui perspektif korban, khususnya anak-anak.
Dengan gaya visual yang ekspresif dan narasi emosional, film ini berhasil menyampaikan dampak mendalam KDRT pada perkembangan psikologis dan emosional seorang anak. Animasi digunakan secara efektif untuk menggambarkan trauma dan ingatan kelam, memberikan pengalaman yang personal sekaligus universal bagi penonton. Film ini tidak hanya mengedukasi, tetapi juga mengajak refleksi mendalam tentang pentingnya perlindungan anak dan peran semua pihak dalam memutus rantai kekerasan. Sebuah karya yang penuh makna, menyentuh, dan wajib ditonton untuk meningkatkan kesadaran akan isu ini.

Selain itu, film “Harmony Tapal Kuda” menjadi sorotan utama dalam mengangkat isu kekerasan hewan berbalut kesenian tradisional. Harmony Tapal Kuda adalah sebuah film yang menyoroti kekerasan terhadap hewan dalam balutan seni tradisional kuda renggong. Melalui narasi yang tajam dan visual yang mengesankan, film ini mengungkap sisi gelap dari tradisi yang sering dianggap sebagai hiburan budaya. Dengan pendekatan kritis, film ini menggugah kesadaran akan pentingnya memperlakukan hewan dengan kasih sayang tanpa mengorbankan nilai-nilai budaya. Harmony Tapal Kuda berhasil menjadi medium refleksi bagi penonton untuk menyeimbangkan penghormatan terhadap tradisi dan tanggung jawab moral terhadap kesejahteraan hewan. Sebuah karya yang informatif dan penuh empati.
PPPB_Penertiban / Penggusuran? Puncak Bogor adalah film dokumenter animasi yang mengupas konflik sosial di kawasan Puncak Bogor, terkait penertiban yang seringkali dianggap sebagai penggusuran. Melalui perpaduan animasi yang simbolis dan narasi yang kritis, film ini menyoroti dampak kebijakan tersebut terhadap masyarakat kecil yang terdampak positif atau negatif. Karya ini menyajikan realitas kompleks antara kebutuhan penataan ruang dan hak asasi manusia, menghadirkan sudut pandang warga yang jarang terdengar dan persfektif pemerintahan, petugas dan para pedagang.




Seluruh karya yang ditampilkan merupakan hasil kolaborasi intensif antara mahasiswa dan dosen pembimbing, mulai dari tahap riset hingga produksi. Proses penciptaan karya ini melibatkan penggalian isu-isu aktual yang relevan di masyarakat. Salsa Solli Nafsika, M.Pd. atau sering dipanggil kang essa Sebagai dosen pengampu, “saya sangat mengapresiasi riset dan treatment penciptaan film animasi dokumenter ini. Proyek ini menunjukkan pemahaman mendalam mahasiswa terhadap isu sosial yang diangkat, serta kemampuan mereka mengintegrasikan metode riset yang solid dengan kreativitas visual. Pemilihan format animasi tidak hanya memberikan fleksibilitas artistik, tetapi juga memperkuat daya tarik dan penyampaian pesan kepada audiens yang lebih luas. Karya ini adalah contoh nyata bagaimana riset akademik dapat dikemas menjadi media edukasi yang relevan dan berdampak” Ungkapnya.
Dengan memanfaatkan medium animasi, para pembuat film mampu menyampaikan pesan-pesan yang kompleks dengan cara yang lebih menarik dan mudah diterima oleh berbagai kalangan, termasuk generasi muda. Disya Aditya Prinera, S.E, M.M menyampaikan “pemanfaatan medium animasi oleh para pembuat film dalam karya ini bukan hanya sekadar pilihan teknik penyajian, tetapi juga strategi komunikasi yang efektif. Animasi memberikan fleksibilitas dalam visualisasi ide-ide kompleks dan emosional, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat menjangkau penonton dengan cara yang lebih mendalam dan universal. Pendekatan ini menunjukkan pemahaman kreatif tentang bagaimana medium dapat digunakan secara maksimal untuk memperkuat narasi dan dampak emosional, menjadikan animasi lebih dari sekadar estetika, tetapi sebagai alat penyampaian pesan yang kuat dan berdaya guna”.


Screening ini juga mendapat respon yang baik dari apresiator dari mahasiswa lintas prodi dan lintas kampus salah satunya Nazwa Nindya dari Prodi DKV ISI Yogyakarta “Penayangan film dokumenter animasi dari prodi FTV sangat kreatif yang patut diapresiasi. Format ini memungkinkan penyampaian isu-isu kompleks dengan cara yang menarik dan emosional, menjangkau berbagai kalangan penonton. Selain mendidik, animasi memberikan dimensi visual yang unik, menjadikan pesan dalam film lebih kuat dan berkesan” Ujarnya.
Selain screening, acara ini juga dilengkapi dengan sesi diskusi interaktif. Para pembuat film berkesempatan untuk menjelaskan proses kreatif di balik karya mereka serta menjawab pertanyaan dari audiens. Diskusi ini menjadi momen yang sangat berharga, di mana para sineas muda dapat langsung berinteraksi dengan penonton dan mendapatkan masukan konstruktif.

Antusiasme para penonton terlihat dari jumlah kehadiran yang melebihi ekspektasi. Banyak dari mereka merasa bahwa acara ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan wawasan baru tentang isu-isu yang diangkat. Beberapa pengunjung bahkan mengungkapkan harapan agar karya-karya ini dapat ditampilkan di festival-festival film tingkat nasional maupun internasional.
Kegiatan screening film ini membuktikan bahwa animasi sebagai medium dokumenter memiliki potensi besar untuk menyampaikan kampanye sosial, budaya, dan pendidikan. Melalui kreativitas mahasiswa, isu-isu penting dapat dikemas dengan cara yang menarik, menyentuh hati, dan mendorong perubahan positif di masyarakat. Acara ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni tetapi juga wadah untuk memupuk kesadaran kolektif demi masa depan yang lebih baik (Kontributor Humas UPI Salsa Solli Nafsika/Prodi FTV FPSD UPI)