KKN Tematik UPI 2021: Beri Solusi Permasalahan Dilematis Ketika PJJ

Kondisi pandemi yang tak kunjung berakhir mengharuskan masyarakat untuk beraktivitas dari rumah, tidak terkecuali para siswa yang bersekolah dari rumah secara daring. Meskipun telah berjalan satu tahun lebih sejak 16 Maret 2020, ternyata masih terdapat banyak dilema terkait pelaksanaan pembelajaran daring ini. Salah satunya adalah keluhan orang tua siswa terkait beratnya peran dan tanggung jawab mereka terhadap keberlangsungan sekolah anak.

Pada prinsipnya, pembelajaran daring membutuhkan keterlibatan orang tua guna mengoptimalkan kualitas pembelajaran, mengingat saat ini guru tidak bisa seratus persen mengontrol anak-anak belajar di rumah. Keterlibatan orang tua merupakan hal mutlak dalam permasalahan ini, terutama bagi anak-anak usia sekolah dasar yang kemandirian belajarnya belum terbentuk sempurna. Maka dari itu, dibutuhkan peran bantuan orang tua untuk mendampingi dan memantau pembelajaran anak di rumah.

Ratu Kusmayati, guru SDN Serang 17, menjelaskan bahwa kondisi pembelajaran daring saat ini secara otomatis mengharuskan orang tua untuk mendampingi anaknya belajar di rumah. Namun tidak jarang orang tua salah kaprah dalam mengartikan pendampingan belajar ini. Alih-alih mendampingi anak belajar, orang tua justru mengambil alih tugas dan mengerjakannya.

Tentu, mengambil alih dan mengerjakan tugas anak sangat menyalahi aturan, lanjut Ratu. Jika dibiarkan seperti ini, dikhawatirkan anak akan ketergantungan dengan bantuan dari orang tua, sehingga anak menjadi tidak mandiri dan lalai dari tanggung jawabnya. “Anak sekolah, apalagi usia SD, itu butuh pendampingan proses belajarnya. Bukan berarti orang tua yang mengerjakan, sedangkan anak malah enak-enakan.”, kata Ratu.

Meskipun menyalahi aturan, orang tua memiliki alasan tersendiri mengapa melakukan hal tersebut. Berdasarkan pengalaman Ratu, kesulitan membagi waktu antara tanggung jawab lain seperti bekerja dan tanggung jawab mendampingi anak belajar menjadi salah satu alasan utama orang tua melakukan hal tersebut. Kesibukan inilah yang terkadang membuat orang tua lupa bahwa poin utama dari belajar bukanlah hasil semata, melainkan proses belajar itu sendiri. “Orang tua jangan hanya mengharapkan hasil akhir yang baik, sedangkan proses belajarnya diabaikan. Justru proses belajar ini yang penting.” jelas Ratu.

Selain karena kesibukan, tidak sedikit pula orang tua yang mengeluhkan kondisi fasilitas pendukung yang kurang memadai seperti gawai dan jaringan internet serta minimnya pengetahuan orang tua terkait materi yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan pengalaman Ratu, “Banyak orang tua yang mengeluh soal tidak ada handphone, kalaupun ada harus sharing dengan anggota keluarga yang lain untuk dipakai kerja atau dipakai sekolah saudaranya, sehingga siswa tidak memiliki banyak waktu untuk belajar. Nah ini harusnya ada inisiatif baik dari sekolah maupun dari orang tua, pokoknya apa pun itu harus dilakukan supaya tidak ada istilah ‘tidak belajar’.”

Berkaca dari fakta-fakta di lapangan bahwa waktu luang orang tua dalam membimbing anak belajar dan keberadaan fasilitas pendukung belajar tidak dapat disamaratakan, maka diperlukan adanya sinergi antara sekolah dan orang tua guna mencapai kualitas pembelajaran daring yang maksimal. Menurut Ratu, langkah pertama yang harus dilakukan sekolah adalah berkomunikasi dengan orang tua terkait kondisi dan kendala yang terjadi di rumah. Setelah diketahui duduk masalahnya, di sinilah tugas sekolah untuk menentukan metode belajar seperti apa yang cocok untuk diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di rumah. Sekolah harus menyediakan materi pembelajaran yang mudah diterima dan dipahami baik oleh orang tua maupun siswa. Selain dari segi konten pembelajaran, sekolah juga wajib memberikan keringanan waktu pengumpulan tugas dan penyesuaian standar penilaian tugas. Sinergi antara sekolah dan orang tua sangat diperlukan agar tidak ada pihak yang dirugikan.

Text Box: Gambar 1. Kegiatan pendampingan belajar kepada siswa yang memerlukan bimbingan ekstra secara luring.Berangkat dari permasalahan di atas, Irna Suci Ramadhanti, dengan bimbingan Dr. Lilik Hasanah, M.Si., tergerak untuk melakukan pendampingan orang tua dalam membimbing anak melalui pembelajaran daring dan pendampingan belajar kepada siswa secara luring di sekolah mitra KKN, yakni SDN Serang 10. Kegiatan ini berfokus pada sebelas orang tua siswa yang mengalami kesulitan dalam membimbing anaknya melalui pembelajaran daring dan sebelas anak dari sebelas orang tua yang sama, di mana anak-anak ini termasuk ke dalam anak-anak yang membutuhkan bimbingan ekstra dari guru.

Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 28 Juli 2021 ini bertujuan untuk membantu mengedukasi orang tua terkait pentingnya peran mereka dalam pembelajaran daring anak. Orang tua perlu diberi pengertian lebih bahwa orientasi belajar tidak melulu tentang hasil yang baik, melainkan keberlangsungan proses belajar itu sendiri. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membantu siswa menumbuhkan kembali semangat belajar sekaligus mengetahui sejauh mana level pemahaman siswa dan karakteristik siswa sehingga ke depannya guru yang bersangkutan dapat memberikan metode pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing anak. Adapun kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk implementasi salah satu program Kuliah Kerja Nyata Tematik Membangun Desa melalui Bidang Pendidikan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (LPPM UPI).