Lebaran, Insya Allah, Rabu 6 Juli 2016
|
Jakarta, UPI
Kementerian Agama melalui Ditjen Bimas Islam akan menggelar sidang itsbat (penetapan) awal Syawal 1437 H, Senin (4/7/2016). Melalui mekanisme sidang itsbat tersebut, Kemenag menetapkan berakhirnya Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437H. Sementara itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Maklumat Nomor: 01/MLM/I.0/E/2016 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Zulhijah 1437 Hijriah menetapkan, 1 Syawal 1437 H jatuh pada hari Rabu Pahing 6 Juli 2016.
Situs www.muhammadiyah.or.id menjelaskan, data hisab tim Ahli Hisab Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dipimpin Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Oman Fathurohman mendapatkan, bahwa penetapan awal Syawal atau Idulfitri hanya akan terdapat dua kali perbedaan selama sepuluh tahun mendatang.
Menurut Oman, sedikitnya perbedaan penetapan Syawal tersebut juga diikuti oleh awal Ramadhan, yang juga hanya akan terdapat dua perbedaan dalam penetapannya walaupun berbeda tahunnya. Perbedaan untuk awal syawal hanya akan terjadi pada tahun 2019 dan 2023 Masehi atau 1440 dan 1444 Hijriah. Sementara itu untuk Ramadhan, akan terjadi perbedaan pada 2018 dan 2024 Masehi atau 1439 dan 1445 Hijriah.
Tetapi lanjut Oman, perbedaan dan persamaan penetapan awal Ramadhan dan Syawal tersebut juga masih tergantung pada konsistensi Muhammadiyah dan pemerintah dalam meletakkan perhitungannya. “Kemungkinan kesamaan dan perbedaan di atas merujuk pada sistem perhitungan yang digunakan Muhammadiyah dan pemerintah saat ini, apabila pemerintah atau Muhammadiyah mengganti dasar perhitungan, maka hitungan di atas bisa berubah,” katanya.
Sidang itsbat
Sementara itu, situs www.kemenag.go.id memberitakan, sidang itsbat awal Syawal tahun ini dilaksanakan Senin, 4 Juli 2016 M di Auditorium H.M. Rasjidi, Kementerian Agama RI, Jln. M.H. Thamrin No. 6, Jakarta. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Muhammad Thambrin di Jakarta, Senin (27/6/2016), sidang itsbat akan dihadiri para Duta Besar negara-negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari ormas Islam, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama; dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.
”Sidang itsbat merupakan wujud kebersamaan Kementerian Agama selaku Pemerintah dengan Ormas Islam dan instansi terkait dalam mengambil keputusan, yang hasilnya diharapkan dapat dilaksanakan bersama,” kata Muhammad Thambrin.
Proses sidang akan dimulai pukul 17.00 WIB, diawali dengan pemaparan dari Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama tentang posisi hilal menjelang awal Syawal 1437H. Adapun proses sidang itsbatnya, dijadwalkan berlangsung selepas salat Magrib setelah adanya laporan hasil rukyatul hilal dari lokasi pemantauan.
“Hasil Rukyatul Hilal dan Data Hisab Posisi Hilal awal Syawal 1437 akan dimusyawarahkan dalam sidang itsbat awal Syawal untuk kemudian diambil keputusan penentuan awal Syawal 1437 H,” terang Muhammad Thambrin.
“Sidangnya tertutup, sebagaimana itsbat awal Ramadan. Hasilnya disampaikan secara terbuka dalam konferensi pers setelah sidang,” tambahnya.
Thambrin menambahkan, Kementerian Agama akan menurunkan sejumlah pemantau hilal Syawal 1437H di seluruh provinsi di Indonesia. Mereka berasal dari petugas Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota yang bekerjasama dengan Pengadilan Agama dan ormas Islam serta instansi terkait setempat. (Mkd/WAS)