LPPM UPI Hadiri Rapat Evaluasi KKN Tematik RM 2019

Jakarta, UPI

Sebanyak 55 perguruan tinggi dan lebih dari 42.000 mahasiswa, terlibat dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental (KKN Tematik RM). Mahasiswa tinggal di tengah-tengah masyarakat selama 2 bulan. Alasan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan ini adalah setidaknya ke-42.000 mahasiswa tersebut menjadi agen perubahan. Hal ini memberikan Multiplier Effect. Mahasiswa masih mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, diharapkan menjadi role model. Setidaknya, pengalaman mereka tinggal di masyarakat menjadi bekal kelak pada saat mereka mengambil tanggung jawab sebagai pemimpin bangsa.

Pernyataan tersebut dikutip dari Laporan Penyelenggaraan KKN Tematik RM yang disampaikan Deputi Menteri Bidang Pendidikan dan Agama, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia Prof. Agus Sartono dalam Rapat Evaluasi Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental 2019 di Hotel Borobudur Jakarta Jalan Lapangan Banteng Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Lebih lanjut dijelaskan,”Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental (KKN Tematik RM) diinisiasi tahun 2015, bersamaan dengan Program Nasional Revolusi Mental. Dirancang dengan pemikiran bahwa kegiatan Gerakan Nasional RM yang mengangkat 3 nilai instrumental yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong akan jauh lebih efektif apabila dilakukan melalui KKN Tematik dibandingkan dengan melakukan kunjungan ke daerah oleh 1 atau 2 narasumber, lalu mengumpulkan masyarakat dan menceramahinya dalam satu ruangan. Hal ini tidak efektif dan tidak sesuai harapan.”

Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, MA., dikatakannya,”Melalui kegiatan KKN ini, mahasiswa sudah melalui proses pemagangan. Ada Multiplier Effect dari kegiatan ini, khususnya bagi mahasiswa itu sendiri. Mereka terbentuk kepemimpinannya, integritasnya, tanggungjawabnya dan kerjasamanya. Mereka berada di medan sesungguhnya bukan medan buatan dan bukan artificial intelligence.”

Perguruan tinggi jangan sampai kehilangan jati dirinya, harapnya, jangan sampai kehilangan otonomi perguruan tinggi, kehilangan kebebasan akademik dan kehilangan kebebasan mimbar akademik. Apapun kondisnya, pimpinan perguruan tinggi harus menjaga ketiganya. Jika sudah terampas, maka jangan harap ada elemen independen, yang melihat segala sesuatu dengan jujur untuk memberikan keseimbangan ketika negara berjalan tidak seharusnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. Ahman, M.Pd., menjelaskan bahwa melalui kegiatan Rapat Evaluasi Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental 2019 ini, merupakan kesempatan kita untuk melaporkan kegiatan-kegiatan apa yang sudah dilakukan selama memperoleh amanah dalam rangka melakukan KKN Tematik RM tersebut.

“Berdasarkan pemaparan yang dilakukan oleh masing-masing perguruan tinggi, kita bisa saling berbagi ilmu dan melihat aktifitas mereka. Hal tersebut bisa dijadikan sebagai dasar dalam perencanaan untuk memperkuat program yang sudah sesuai standar dengan menambahkan unsur kreatifitas dan inovasi,” ungkapnya.

Dari sisi pengakuan, lanjutnya, UPI masuk dalam nominasi sebagai Pengelola Terbaik KKN Tematik RM. Diharapkan, UPI bisa melakukan penekanan terhadap para mahasiswanya untuk fokus kepada hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat, contohnya membantu masyarakat membuat sertifikat halal atas produknya. Contoh lainnya adalah membantu Pemerintah Desa untuk memanfaatkan dana desa yang disalurkan oleh Pemerintah Pusat sehingga tepat sasaran.

Ditegaskannya,”Berdasasarkan arahan Bapak Menko PMK, bahwa kegiatan KKN Tematik RM ini tidak boleh berhenti sampai pembuatan laporan saja tetapi bisa membuat sebuah komunitas alumni mahasiswa KKN Tematik RM, sehingga memiliki dampak jangka panjang, contohnya bisa melakukan pendampingan yang berkelanjutan terhadap desa yang pernah dibinanya semasa program.”

Hal serupa disampaikan Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Kewirausahaan, dan Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UPI Dra. Katiah, M.Pd., dikatakannya,”Dalam Rapat Evaluasi Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental 2019, jika kita amati, targetnya adalah Tim Menko PMK ingin mencoba menjaring masukan ide baru dari perguruan tinggi yang terkait dengan keberlanjutan program KKN Tematik RM. 5 fokus program dalam KKN Tematik RM, yaitu Program Gerakan Indonesia Melayani, Program Gerakan Indonesia Bersih, Program Gerakan Indonesia Tertib, Program Gerakan Indonesia Mandiri, dan Program Gerakan Indonesia Bersatu akan lebih sempurna jika ditambah dengan Program Gerakan Indonesia Berbudaya. Walaupun sebetulnya program tersebut bisa berkolaborasi dengan Program Gerakan Indonesia Tertib, tinggal pengembangnnya disesuaikan dengan karakter perguruan tinggi masing-masing.”

Bantuan yang diperuntukan masyarakat dan perlu disentuh sebetulnya tidak hanya sumber daya manusianya saja, ungkapnya, tetapi bisa dikembangkan pada sarana dan prasarana untuk mengembangkan UKM. Jumlah mahasiswa yang terlibat, diharapkan bertambah tiap tahunnya. Berdasarkan hal tersebut, dalam sambutannya, Menko PMK menyatakan bahwa gerakan KKN Tematik RM perlu dilanjutkan.

“Alasannya, berdasarkan 3 konsep KKN Tematik RM yang dikuatkan yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong. Baik mahasiswa maupun masyarakat harus bisa mengembangkan dan menguatkan SDM. KKN seyogyanya bertujuan untuk membelajarkan mahasiswa dan membelajarkan masyarakat dalam rangka membangun bangsa,” pungkasnya. (dodiangga)