Mahasiswa UPI butuh Pemimpin Prestisius

Bandung, UPI1

Universitas Pendidikan Indonesia sedang berada dalam masa pergantian kepemimpinan, baik dalam tataran pemilihan rektor yang akan diselenggarakan di tahun 2015 maupun pemilihan pimpinan organisasi mahasiswa tingkat universitas. Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa periode 2014 kini berada di penghujung kepengurusan. Artinya mahasiswa harus segera mencari penggantinya. Inilah salah satu aktivitas Republik Mahasiswa (Rema) UPI saat ini, masa kampanye.

Layaknya negara, Republik Mahasiswa yang merupakan miniatur negara juga melaksanakan pemilihan umum dalam menentukan presiden dan wakil presidennya. Lembaga penyelenggaranya disebut KPU Rema UPI (Komisi Pemilihan Umum Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia) dan sejak 12 November sampai tanggal 27 November adalah masa kampanye yang dilakukan ke kampus daerah juga ke semua fakultas yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia. Tujuannya adalah agar mahasiswa UPI sebagai calon pemilih kelak dapat mengenal calon pemimpinnya dan gagasan yang dibawa calon pemimpinnya.

Setiap orang pasti memiliki kriteria pemimpin ideal. Namun sebagai mahasiswa yang notabene adalah kaum intelektual sudah sepatutnya arif dalam menentukan pilihan. Menentukan pilihan perlu membaca situasi dan kondisi sesuai kebutuhan. Tidak hanya karena kedekatan personal atau karena pernah melihat selewat. Memilih pemimpin artinya ada akibat bagi orang lain yang dirasakan dari pilihan yang kita tentukan. Karena pemimpin tidak hanya milik satu orang atau bahkan segolongan. Pemimpin adalah representasi dari orang yang dipimpinnya. Sehingga kita perlu cerdas memilih.

Bagaimana caranya? Kondisi mahasiswa UPI saat ini beragam, ada yang cenderung akademisi, organisatoris, sampai dengan entrepreuneur. Apa pun yang dilakukan mahasiswa akan ada rasa bangga tersendiri juga orang sekitarnya ketika ia dapat menorehkan prestasi. Namun miris, ketika mendengar keluhan di berbagai himpunan mahasiswa yang mengatakan bahwa semakin banyak mahasiswa yang apatis. Mahasiswa yang seharusnya menjadi social control tidak akan berjalan fungsinya jika hanya diam tidak ikut aktif didalam organisasi. Tantangan Indonesia ke depan semakin besar kita akan bersaing dengan orang dari negara lainnya di MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Menjadi tugas mahasiswa menyadarkan masyarakat sekitar tentang tantangan apa saja yang akan dihadapi kedepannya.

Kita butuh pemimpin yang prestisius, butuh pemimpin yang terbiasa bersaing dengan banyak orang. Dengan begitu pemimpin terbiasa menghadapi anggota dalam organisasinya juga menghadapi mahasiswa kampus sebagai masyarakat yang dipimpinnya. Orang yang berprestasi artinya telah teruji keahliannya fokus dalam suatu hal, terlebih jika fokusnya terhadap berbagai hal. Ini membuktikan bahwa manajemen dirinya sudah beres dengan begitu akan siap memimpin banyak orang.

Bersaing dengan orang banyak akan memberikan nilai plus, karena dengan begitu pemimpin akan terbiasa menghadapi suka duka dalam berjuang. Karena perjuangan baginya suatu keniscayaan bukan untuk mendapatkan imbalan manusia. Orang yang sukses di masa depan adalah orang yang fokus dalam bidangnya, sehingga prestasi akademik juga seharusnya menjadi perhatian bagi calon pemimpin.

Universitas Pendidikan Indonesia kurang lebih memiliki 35.000 orang mahasiswa, karena UPI adalah kampus pendidikan. Tidak berlebihan jika penulis katakan saat ini UPI butuh pemimpin yang menjadi representasi dari kampus yang dipimpinnya yaitu kampus pendidikan. Butuh pemimpin yang concern di bidang pendidikan dan memiliki prestasi agar bisa mengimbangi hubungan dengan internal maupun eksternal kampus. Pemimpin yang kaya akan karya bukan hanya bicara, pemimpin yang siap beraksi untuk memberi solusi. Pemimpin yang wawasannya luas, afiliasi yang terbangun tidak hanya dalam kampus tapi sudah terbiasa berhubungan dengan banyak orang luar kampus. Pemimpin yang mengerti bahwa pergerakan bukan melulu soal demonstrasi tapi tentang manfaat apa yang bisa diberi.

Mahasiswa UPI butuh pemimpin yang akan memberikan perubahan dari kepemimpinannya dan memberikan angin segar dengan membawa nama baik UPI di tingkat nasional bahkan tingkat internasional. (Yeni Kurnia, Mahasiswa Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, UPI)