Optimalisasi Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid 19

Bandung, UPI

UPI melaksanakan workshop  dalam rangka optimalisasi Pembelajaran daring pada masa covid 19 yang telah dilaksanakan pada hari Senin (20/04/20) secara online menggunakan aplikasi zoom meeting. Peserta pada workshop ini sejumlah 100 yang berasal  dari berbagai jurusan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Acara ini di selenggarakan oleh bidang akademik UPI, dengan penanggung jawab Wakil Rektor Akmawa Prof. Dr. Sholehudin, M.Pd dan Direktur Akademik Dr. rer. nat. Asep Supriatna, M.Si.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman, edukasi kepada dosen untuk mengoptimalkan pembelajaran daring, Selain itu pula merupakan kegiatan yang memperkuat realisasi edaran rektor  nomor 019 tentang Rambu-Rambu  Pelaksanaan Kegiatan Akademik selama Masa Darurat Covid 19, ucap Dr. Cepi Riyana, M.Pd yang merupakan instruktur pada workshop ini.

Sumber Dokumentasi pribadi

Menurut Cepi yang juga merupakan  Kepala Divisi Kurikulum dan Program Pendidikan UPI, kegiatan ini bertujuan membekali kemampuan teknis cara membuat CBT untuk ujian UAS. Selain itu pula dalam workshop ini disampaikan hasil survei terhadap mahasiswa terkait efektivitas pembelajaran daring UPI. Dari hasil survei yang dilakukan terhadap 209 mahasiswa dari S1 dan S2 diperoleh bahwa pembelajaran yang paling efektif pada masa pembelajaran daring selama WFH Covid 19 penggunaan LMS yaitu SPOT UPI dan SPADA sebesar 23,6% dan video conference sebesar 21.2%  sisanya adalah Whatsapps Group, live instagram, edmodo, live book, google classroom dan diberi buku referensi untuk dipelajari. Sedangkan pendapat mahasiswa tentang pembelajaran daring selama WFH yang dianggap efisien (hemat) adalah pembelajaran menggunakan LMS (SPOT/SPADA) sebesar 27,2 % sedangkan yang paling tidak efisien adalah video conference yaitu sebesar  1,7 %.

Menurut Cepi pembelajaran tatap muka memenuhi kebutuhan : Pendidikan nilai (roles models), demonstrasi langsung, Observasi langsung, Interaktivitas yang lebih tinggi, praktek/latihan, Performance Asissment, Soft Skills, dll. Sedangkan pembelajaran online memenuhi kebutuhan : Penguasaan Aspek kognitif (inclide HOTS), Efisiensi, Acessibility, Mastery Learning, Indevendency Learning, Online Collaboration, Pemerataan Pendidikan (Equites), Akses ke Sumber Belajar yang lebih luas, dll.

Kegiatan ini sangat bermanfaat dan berguna bagi dosen dalam menerapkan proses pembelajaran daring. Pada kondisi pandemi ini pembelajaran daring menjadi sebuah alternatif yang dapat dilakukan untuk keberlangsungan proses belajar mengajar. Pembelajaran daring ini diharapkan dapat dilakukan dengan efektif, efisien dan menarik. Upaya yang telah dilakukan Universitas Pendidikan Indonesia ini mudah-mudahan dapat memberikan pencerahan dan meningkatkan kemampuan dosen dalam menggunakan pembelajaran daring pada masa pandemi ini. (HS)