Para Pustakawan Gelar Semiloka dan Musyawarah Nasional di UPI
|Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) serta Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan Semiloka Kepustakawanan Indonesia 2015, Rabu s.d. Jumat (19 s.d. 21/8/2015) di Auditorium JICA FPMIPA UPI dan di Hotel Isola Resort, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Bersamaam dengan itu, ISIPII menyelenggarakan musyawarah nasional dan FPPTI menyelenggarakan rapat kerja nasional.
Presiden ISIPII, Fadli Elnumeri, M.Hum. mengharapkan Semiloka Kepustakawanan Indonesia 2015 ini dapat menggambarkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam upaya membangun kepustakawanan Indonesia serta upaya perubahan yang dapat dilakukan pustakawan dan pengelola lembaga informasi. Sementara itu menurut Ketua FPPTI, Imam Budi, sudah saatnya kalangan kepustakawanan Indonesia bangkit dan beradaptasi dengan perkembangan masyarakat. Sebenarnya pustakawan dan pengelola lembaga informasi patut bangga sebagai profesional dalam dunia perpustakaan dan informasi sangat dibutuhkan perannya saat ini. Ke depan, pustakawan dan pengelola lembaga informasi harus menjadi profesi yang makin dihargai oleh masyarakat dan penyelenggara negara. Untuk itu FPPTI, ISIPII dan UPI mengajak semua pihak bersama-sama mewujudkanya.
Hal yang sama dikemukakan Ketua Pelaksana Semiloka, Asep Saeful Rohman, M.I.Kom., yang mengharapkan terbentuknya jejaring antar pustakawan di berbagai instansi dengan para akademisi, maupun masyarakat secara umum lebih baik.
Putu Laxman Pendit, PhD. menjadi pembicara kunci Semiloka ini mengangkat tema “Masyarakat Pembelajar dan Budaya Epistemik”. Dalam paparannya Putu menekankan pentingnya membentuk masyarakat pembelajar yang berbasis pengetahuan dan pentingnya perannya Sarjana Ilmu Informasi dan Perpustakaan berperan di dalamnya. Menurut Putu, peran dan tugas Sarjana Ilmu Informasi dan Perpustakaan tidak hanya menghadapi yang tangible, tetapi yang intangible, yaitu mendorong dan membangkitkan nilai pembelajaran serta terbentuk masyarakat pembelajar.
Seminar Nasional yang diadakan di hari pertama, diisi pemateri antara lain: Sarah Ziebell (IRO, US Embassy Jakarta); Christel Mahnke (Director of Goethe Institute Library); Ida Fajar Priyanto, Ph.D (Universitas Gajah Mada Yogyakarta); Putu Laxman Pendit, Ph.D (RMIT, Australia); Anastasia Tri Susianti (Universitas Atmajaya Yogyakarta); Dra. Luki Wijayanti, SIP, M.Si. (Universitas Indonesia, Jakarta).
Di hari kedua akan diadakan lokakarya dengan mengangkat tiga tema penting kepustakawanan, yaitu: Ilmu Informasi Kemungkinan Pengembangan di Indonesia; Pustakawan, Sekolah dan Konsep Pembelajaran; Membangun Konsorsium e-Resources di Perguruan Tinggi.
Di hari kedua juga diadakan Musyawarah Nasional Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) dan akan membentuk kepengurusan periode ke-4 serta Rapat Kerja Nasional Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (FPPTI).
Dan di hari ketiga akan diadakan workshop kepustakawanan yang terkait dengan teknologi informasi, di mana peserta memilih kegiatan workshop yang akan mereka ikuti. Workshop yang diadakan adalah: Workshop Merancang Pathfinder Digital; Workshop Membangun Perpustakaan Digital berbasis SLiMS; Workshop Membangun Perpustakaan Digital Berbasis INLIS; Workshop Strategi literasi informasi untuk menciptakan pemustaka mandiri.
Semiloka Kepustakawanan Indonesia 2015 ini merupakan acara perdana yang rencananya dijadikan tradisi tahunan yang diselenggarakan oleh asosiasi pustakawan & kepustakawanan dan lembaga pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi di Indonesia. Acara perdana ini digagas oleh Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Indonesia (ISIPII), Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (FPPTI) dan Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Semiloka Kepustakawanan Indonesia 2015 diikuti oleh lebih dari 200 orang pustakawan, mahasiswa , dosen dan pemerhati bidang Ilmu Informasi dan Perpustakaan dari seluruh Indonesia. Pada Semiloka ini juga ada 41 abstrak yang dinyatakan lolos call paper dan dari jumlah tersebut 23 full paper dinyatakan berhak untuk mempresentasikan makalahnya dan dibuat dalam prosiding.
Dikemukakan, perpustakaan adalah wadah bagi masyarakat dalam upaya mereka mendapatkan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam menambah pengetahuan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Perkembangan saat ini di Indonesia, menjadikan teknologi informasi sebagai kesibukan masyarakat dengan pekerjaan atau keluarganya. Untuk itu, perlu ada terobosan dalam membangun lingkungan pembelajaran berbasis pengetahuan di masyarakat.
Inisiatif tidak hanya mengandalkan pemerintah, juga dibutuhkan peran aktif masyarakat itu sendiri, yang sebenarnya saat ini semakin meningkat. Di saat yang sama, pustakawan dan pengelola lembaga informasi harus juga melakukan terobosan dengan inisiatif membangun lingkungan pembelajaran berbasis pengetahuan ini di lembaganya.
Di sisi lain, ilmu Perpustakaan dan Informasi di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat, sejalan dengan semakin tingginya pemanfaatan perpustakaan dan kebutuhan tenaga perpustakaan dan informasi dalam pengelolaan pengetahuan. Perkembangan ini seiring dengan kesadaran masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan terus menambah pengetahuan dan keterampilan mereka. Di sisi kebijakan mulai ada titik terang yang mendorong kemajuan kelembagaan perpustakaan di Indonesia.
Saat ini sudah ada 33 lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi. Kemajuan ini perlu disikapi positif oleh pengelola perpustakaan dan lembaga informasi. Untuk itu, perlu adanya strategi yang dinamis agar pustakawan dan pengelola informasi dapat terus meningkatkan layanan perpustakaan dan informasi semakin profesional. (WAS)