Penandatanganan MoU dan MoA, Akhiri International kick off Meeting of the EU Project on INTEM

Bandung, UPI

Salah satu target dari Erasmus+ Programme Of the European Union sebuah program Capacity Building for Higher Education (CBHE) ini adalah lahirnya sebuah program studi pariwisata yang mengarah kepada kearifan lokal, sehingga terbangun kegiatan pariwisata yang berkelanjutan atau sustainable. Konkrit dari kegiatan ini adalah merancang kurikulum yang memang mampu mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan di dalam aspek memelihara lingkungan dan masyarakat sekitarnya.  

Pernyataan tersebut ditegaskan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., usai melakukan penandatanganan MoU dengan Universitas Leiden dalam acara International kick off Meeting of the EU Project on Integrared Ecotourism Management in Indonesia (INTEM) di Ruang Rapat Partere Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (10/4/2019).

Dijelaskannya,”Kegiatan CBHE ini sangat berarti bagi UPI dalam konteks untuk meningkatkan kolaborasi riset internasional. Lebih dari itu, juga penting dalam konteks untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan dalam bidang tourism, sehingga diharapkan dengan di tandatanganinya MoU dan MoA ini akan memberikan dampak pada kualitas proses pendidikan di UPI.”

Pada dasarnya UPI sudah memiliki MoU dengan Universitas Leiden, katanya, sehingga sekarang yang di tandatangani itu adalah tanda tangan MoA antara Sekolah Pascasarjana (SPs) UPI dengan Leiden Ethnosystems and Development Programme (LEAD) dan MoA diantara Project Manager.

Hal ini diungkapkan kembali oleh Project Member INTEM Vina Adriany, M.Ed., Ph.D., dijelaskannya bahwa kegiatan penutupan International kick off Meeting of the EU Project on INTEM di UPI diakhiri dengan melakukan penandatanganan sebuah MoU dan MoA. MoU hanya dikhususkan untuk project member karena memang project ini di bawah Uni Eropa, ada template-template yang harus kita patuhi yang pada intinya menunjukan komitmen project member untuk terlibat dalam program ini selama 3 tahun ke depan.

Dijelaskannya,”Nota kesepahaman tersebut di tandatangani oleh Program Director Prof.Dr.Dr.(h.c.) L.J. Slikkerveer, yang kemudian diikuti oleh seluruh project member, untuk UPI diwakili oleh Prof. Dr. Elly Malihah, M.Si. sementara itu dalam kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan MoA yang dilakukan oleh SPs dengan LEAD, UNPAD dan Trisakti, dan seterusnya.”

Ditegaskan kembali bahwa kegiatan ini merupakan program Capacity Building in Higher Education, sebuah upaya peningkatan kapasitas untuk pendidikan tinggi, katanya. Diharapkan, luaran dari project ini adalah membangun sebuah prodi yang sifatnya interdisciplinary dalam bidang ecotourism karena di dalamnya ada perspektif pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, gender serta anak.

“Selama hampir 10 hari ini kita mengadakan workshop dan FGD untuk mediskusikan kira-kira bentuk programnya akan seperti apa. Manfaat dari program ini salah satunya adalah proses peningkatan kapasitas, karena di dalam rentang waktu tersebut kita banyak belajar tentang penyelengaraan FGD yang berkualitas,” paparnya.

Kemudian, lanjutnya, karena luaran kegiatan ini adalah membuka sebuah prodi yang sifatnya interdisciplinary, berarti UPI pun dalam waktu 3 tahun ke depan akan memilki sebuah prodi baru. Berikutnya, karena project ini dibiayai oleh Uni Eropa maka segala bentuk persiapan dan penyiapan prodi ini harus bisa sesuai dengan standar eropa, oleh karena itu difasilitasi oleh mereka, jadi diharapkan kita memiliki 1 atau 2 ruangan yang memiliki standar tersebut.

Sementara itu pada kesempatan yang sama Project Assistant Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer dari Universitas Leiden, Kurniawan Saefullah Mec., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan project yang diberikan oleh Uni Eropa, Erasmus+ Programme Of the European Union sebuah program Capacity Building for Higher Education (CBHE). Uni Eropa memberikan hibah untuk mengembangkan kapasitas pendidikan tinggi.

“Prosesnya dimulai di tahun 2017 saat Universitas Leiden, Belanda, mengajukan proposal dan disetujui pada tahun 2018, dan kick off-nya di Januari kemarin untuk melaksanakan program selama 3 tahun. Program ini pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kapasitas perguruan tinggi dari sisi human resources-nya, juga dari segi pengembangan kurikulum serta kolaborasi institusi,” ungkapnya.

Melalui program ini, lanjutnya, Universitas Leiden mengajukan project yang berjudul Developing Master Cost in Integrated Ecotourism Management Indonesia. Universitas Leiden maupun lembaga partner lainnya seperti Mediterranean Agronomic Institute of Chania di Crete, Yunani, Astek School of Tourism, di Agios Nikolaos, Crete, Yunani, kemudian dari Indonesia ada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Trisakti School of Tourism, Martha Tilaar Foundation dan The Indonesian Heritage Society, berkolaborasi untuk menjalankan program ini.

Lebih lanjut diterangkan,”Program ini direncanakan berjalan selama 3 tahun, pada dasarnya akan melahirkan program studi baru yang berorientasi pada integrated ecotourism management, jadi bukan sekedar tourism tapi bagaimana mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungannya, disitulah ecotourism-nya untuk membedakan tourism yang ada saat ini.”

Program ini dibagi menjadi 3 tahap, katanya. Tahun pertama membentuk kurikulum dari mulai kick off hingga 1 tahun ke depan. Tahun kedua melakukan tutor training, jadi nanti ada perwakilan 5 orang dari setiap institusi pendidikan akan dikirim selama 2 bulan di Belanda, 1 bulan di Yunani dan sisanya 6 bulan di Indonesia untuk belajar. Tahun ketiga, menjalankan tutor training tersebut di Indonesia.

“Diharapankan, tidak hanya kapasitas sumber daya manusianya saja yang di upgrade, tetapi juga ada kolaborasi dari para staf akademik yang mempunyai orientasi pada ecotourism ini. Jadi bisa untuk para pengajar, untuk kolaborasi riset, serta kolaborasi project lainnya, termasuk pengabdian pada masyarakat. Terima kasih untuk UPI sudah menjadi host, ini menjadi bagian dari kolaborasi bersama, minggu lalu di UNPAD. Kegiatan ini diikuti 20 orang project member dari 8 institusi, ditambah 15 orang tutor,” pungkasnya.

Menurut Project Member Prof. Dr. Elly Malihah, M.Si., perkenalannya dengan Prof. Dr. Dr. (h.c.) L.J. Slikkerveer adalah atas rekomendasi Ibu Vina dan Pa Kurniawan, dimana pada tahun 2016, Prodi Pendidikan Sosiologi FPIPS UPI berangkat ke Leiden University untuk melakukan seminar bersama sebagai salah satu luaran risetnya yang berkaitan dengan Etnopedagogi.

Kemudian Prof. Slikkerveer diundang untuk mengisi acara Kuliah Umum tentang Etnosain di Prodi Pendidikan Sosiologi tahun 2017 dan terakhir di undang sebagai keynote speaker pada acara Internasional Seminar on Research for Social Justice (ISRISJ) yang diselenggarakan oleh LPPM UPI tahun 2018 lalu. Kegiatan INTEM sendiri mencoba melalukan kajian pariwisata secara interdisipliner dalam 3 lingkungan utama yaitu Fisik, Sosial (termasuk ekonomi) dan Budaya. Kami dari UPI, mengkaji bagaimana peran pendidikan untuk pembangunan pariwisata berkelanjutan; bagaima gender dan pariwisata, dan kajian terkait lainnya. (dodiangga)