Praktisi dan Akademisi Dituntut Untuk Mengembangkan Ilmu Pengetahuan
|Purwakarta, UPI
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Dasar bekerja sama dengan UPI Kampus Purwakarta telah menggelar “Workshop dan Seminar Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui Implementasi Model Pembelajaran”, di UPI Kampus Purwakarta. Sabtu (17/12).
Abad ke-21 memiliki tantangan pendidikan yang lebih besar seiring dengan terus berkembangnya globalisasi dan kemajuan zaman. Siswa dituntut untuk menguasai beberapa kemampuan seperti kreativitas dan inovasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, dan kolaborasi. Hal inilah yang mendorong digagasnya sebuah kegiatan untuk menyiapkan guru dalam menghadapi tantangan di abad ke-21.
“Dalam dunia pendidikan sebagai praktisi dan akademisi kita dituntut untuk selalu mengembangkan dan memperbaharui ilmu pengetahuan kita tentang bagaimana proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, kita semua harus berupaya untuk mencari dan merancang pembelajaran yang inovatif, agar nantinya mutu pendidikan kita semakin hari semakin baik. Atas dasar tersebut maka kami berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan Workshop dan Seminar ini”, ungkap Nady Febri Ariffiando, S.Pd selaku ketua pelaksana Workshop dan Seminar.
Kegiatan ini disambut dengan baik oleh guru-guru di Kabupaten Purwakarta. Acara seminar dan workshop ini dihadiri oleh 66 peserta yang terdiri dari guru-guru SD di Purwakarta, para praktisi pendidikan, dan juga akademisi. “Saya sangat mengapresiasi adanya kegiatan ini karena sangat memberikan manfaat bagi perbaikan kualitas guru”, ungkap Ibu Erni Asmawati, M.Pd, salah satu peserta Workshop dan Seminar.
Secara resmi kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Disdikpora Kabupaten Puwakarta, H. Purwanto, M.Pd. Dalam sambutannya beliau mengungkapkan “Berbicara tentang mutu pendidikan, kualitas pendidikan, kurikulum, atau lainnya, hasilnya akan terlihat dari sejauh mana implementasi proses yang terjadi pada pembelajaran di dalam kelas, sehingga yang perlu dilakukan adalah meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas. Salah satu caranya melalui peningkatan kompetensi dan keahlian guru dalam mendesain dan menciptakan proses pembelajaran”.
Hal senada disampaikan pula oleh Dr. H. Agus Muharam, M.Pd sebagai Wakil Direktur UPI Kampus Purwakarta. Beliau mengucapkan, “Guru harus bisa meningkatkan mutu pembelajaran. Walaupun pendidikan memiliki empat unsur yang saling berkaitan; guru, murid, kurikulum, dan fasilitas, tetapi yang paling menentukan adalah guru. Guru di sekolah adalah guru yang dituntut kreatif. Joyce, dalam bukunya, mengungkapkan bahwa kekreatifan guru haruslah ditampilkan di depan kelas”.
Rangkaian kegiatan Workshop dan Seminar disusun dalam sebuah konsep yang menarik dan bersifat implementatif bagi para peserta. Kegiatan diawali dengan penampilan simulasi pembelajaran oleh Zaenal Abidin, S.Pd dan Riska Oktaviani Tristania P, S.Pd sebagai simulator yang berperan sebagai guru dan dibantu oleh mahasiswa pendidikan dasar lainnya yang berperan sebagai siswa. Adapun model pembelajaran yang disimulasikan yaitu model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran simulasi. Simulasi ini bertujuan memberikan gambaran praktis kepada para guru mengenai model-model pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan Workshop dan Seminar ini.
Lebih jauh lagi, antusiasme peserta semakin meningkat ketika memasuki sesi seminar model-model pembelajaran. Dalam kegiatan ini peserta dibagi ke dalam beberapa kelas untuk memperdalam kajian model-model pembelajaran. Model-model pembelajaran yang diperbincangkan terdiri dari 6 model yaitu model pembelajaran tematik, model pembelajaran simulasi, model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran Advance Organizer, model pembelajaran pencapaian konsep, serta model pembelajaran penelitian ilmiah. Seluruh model ini disampaikan oleh mahasiswa program pendidikan dasar kepada seluruh peserta Workshop dan Seminar.
Selain memperoleh ilmu tentang model-model pembelajaran, acara ini pun memfasilitasi guru agar mampu menerapkan langsung model-model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran melalui kegiatan Workshop. Setelah semua kajian model-model pembelajaran selesai dipaparkan, selanjutnya peserta diberikan kesempatan untuk merancang sebuah proses pembelajaran dengan membuat RPP yang menggunakan salah satu dari model-model tersebut. Jelas terlihat kreatifitas peserta dalam menyusun sebuah rancangan proses pembelajaran yang inovatif. Setelah itu, peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan rancangan yang telah dibuat kepada seluruh peserta lainnya.
Tindak lanjut dari rancangan yang telah peserta buat tentunya adalah proses praktik langsung di lapangan. Peserta diberikan kesempatan agar bisa mempraktikan rancangan yang telah di buat di dalam kelas. Sebagai tahap akhir workshop, peserta kegiatan ini ditugaskan untuk membuat laporan kegiatan pelaksanaan model di sekolah masing-masing. Kegiatan ini tentu sangat memberikan manfaat yang luas bagi seluruh peserta. Tidak hanya secara teoritis, tetapi juga secara praktis. (Laely Farokhah, S.Pd)