UPI Fasilitasi Seleksi Kompetensi untuk Program Perbaikan RUTILAHU Jawa Barat

Bandung, UPI

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kembali menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan unggulan dengan menjadi tuan rumah sekaligus mitra dalam pelaksanaan Tes Kompetensi Berbasis Komputer (CBT) bagi calon Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dan Koordinator Fasilitator (Korfas) Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) yang digagas oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Provinsi Jawa Barat (6/5).

Kegiatan ini berlangsung di dua lokasi strategis di lingkungan kampus UPI, yakni Gedung Direktorat Sistem Teknologi Informasi (DSTI) dan Gedung Center of Excellence (CoE). Pelaksanaan seleksi dilaksanakan dalam dua sesi, yaitu CBT dan tes gambar di pagi hari, serta wawancara pada siang harinya.

Direktur Direktorat Inovasi dan Pusat Unggulan Universitas (DIPUU), Prof. Dr. Ida Kaniawati, M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama yang telah terjalin sejak tahun 2024 antara DIPUU UPI dan PUU-MEB (Pusat Unggulan Universitas Material dan Energi Bangunan Rendah Emisi). Kerja sama ini dilandasi oleh kebutuhan mitra eksternal, yaitu Disperkim Provinsi Jawa Barat, untuk memperoleh tenaga fasilitator yang kompeten dan sesuai standar pelaksanaan program RUTILAHU.

“UPI tidak hanya menyediakan sarana prasarana dan kepanitiaan, tetapi juga menyumbangkan keahlian dari para akademisi, mulai dari psikolog, sosiolog, hingga arsitek. Kami menyiapkan sistem seleksi yang ketat, mulai dari penyusunan SOP hingga pelaksanaan CBT, tes gambar, dan wawancara,” jelas Prof. Ida.

Sebanyak 132 peserta dari 15 kota/kabupaten di Jawa Barat mengikuti proses seleksi. Dari jumlah tersebut, 126 merupakan calon TFL dan 9 calon Korfas. UPI memastikan bahwa proses seleksi berjalan secara objektif dan profesional. CBT dilakukan dengan sistem terkomputerisasi, sementara tes gambar dinilai oleh tim ahli arsitektur, dan wawancara difokuskan pada aspek psikologis serta sosiologis peserta.

Untuk sesi wawancara, UPI melibatkan total 14 pewawancara ahli, masing-masing tujuh dari bidang psikologi dan sosiologi. “Kami ingin memastikan bahwa tenaga fasilitator yang terpilih tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki kemampuan manajerial dan interpersonal yang baik, terutama untuk Korfas yang akan memimpin di lapangan,” tambahnya. (CS)