Wakil Rektor UPI Serahkan Buku Villa Isola Kepada Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia

Penyerahan buku berjudul “Villa Isola, Yang Bertahan Bersama Waktu- Het Gebouw Dat De Tijd Doorstaat” karya R. Kurnia

Bandung, UPI

Wakil Rektor UPI Bidang Riset, Usaha, dan Kerjasama Prof. Dr. Bunyamin, M.Pd., M.A. menyerahkan secara simbolis buku yang berjudul “Villa Isola, Yang Bertahan Bersama Waktu- Het Gebouw Dat De Tijd Doorstaat” karya R. Kurnia kepada Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns, Selasa (10/08/2022).

Lambert Grijns melakukan kunjungan ke Villa Isola yang terletak di dalam komplek kampus UPI Jalan Setiabudi No 229 Bandung sebagai tindaklanjut kunjungan dari cucu sepupu Dominique Willem Berretty, Josephine Berretty dan suaminya Joop Heilijgers yang berkunjung ke Villa Isola pada bulan April 2022 lalu, kedatangan Lambert Grijns sebagai jawaban atas undangan secara pribadi dari R. Kurnia selaku penyusun buku Villa Isola, Yang Bertahan Bersama Waktu- Het Gebouw Dat De Tijd Doorstaat guna memberikan testimoni di dalam bukunya serta melihat dari dekat bangunan cagar budaya Villa Isola yang dibangun oleh Dominique Willem Berretty pada tahun 1933.

Pada kesempatan tersebut, Lambert Grijns diterima oleh langsung oleh Wakil Rektor UPI Bidang Riset, Usaha, dan Kerjasama Prof. Dr. Bunyamin, M.Pd., M.A.didampingi Wakil Rektor UPI Bidang Inovasi, Kebudayaan dan Sistem Informasi Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.P, Kepala Museum Pendidikan Nasional UPI Dr. Leli Yulifar,M.Pd dan R. Kurnia selaku penyusun buku “Villa Isola, Yang Bertahan Bersama Waktu – Het Gebouw Dat De Tijd Doorstaat”.

Menurut R. Kurnia buku yang berjudul Villa Isola, Yang Bertahan Bersama Waktu – Het Gebouw Dat De Tijd Doorstaat adalah buku artwork yang di dalamnya berisi sejarah bangunan Villa Isola dari mulai masa peletakan batu pertama hingga berganti nama menjadi Bumi Siliwangi yang disajikan dalam bentuk foto-foto hitam putih yang diwarnai sehingga memberikan sudut pandang baru dalam melihat masa lalu sehingga diharapkan para pembaca benar benar merasakan suasana pada pada saat itu.

“Selain itu di dalam buku tersebut disertakan pula sejarah Dominique Berretty serta beberapa hal yang diharapkan akan menghentikan polemik yang berkembang di masyarakat perihal silsilah dan sejarah keluarga D. W. Berretty”, ungkap staf Museum Diknas UPI ini.

Dijelaskan Kurnia, buku tersebut dibuat menggunakan dua Bahasa, Bahasa Indonesia dan Belanda dikarenakan merupakan hasil kolaborasi dengan beberapa orang di sana. Sebut saja Dr. Coen van ‘t Veer, dosen di Centre for the Arts in Society, Leiden University dan Jan Joanknecht yang merupakan cucu sepupu dari D. W. Berretty.

Selain itu buku ini merupakan hasil kolaborasi dengan para seniman pewarna foto lawas sebagai konten utama. (DN)