WR PPSI UPI Gelar Workshop Entry dan Reviu usulan Revisi RKAT  Unit Kerja Periode II

Bandung, UPI

Penyelenggarakan Workshop Entry dan Reviu ususlan Revisi RKAT  Unit Kerja Periode II dilakukan atas dasar beberapa hal yang sangat prinsip, pertama sebetulnya ada yang harus diperhatikan dalam konteks revisi tersebut, yaitu realokasi anggaran antar kegiatan atau kebijakan. Maksudnya, karena dengan berbagai pertimbangan, dalam perjalanannya bahwa RKAT itu perlu ada perubahan. Perubahan-perubahan yang dimaksud adalah pemindahan nominal anggaran, mungkin saja program yang semula dirancang A dirubah menjadi B, itu untuk lebih pada ketepatan dalam rangka efisiensi dan juga keluaran/outcome yang lebih tepat atau lebih baik.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Sistem Informasi Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd., saat membuka acara Workshop Entry dan Reviu ususlan Revisi RKAT  Unit Kerja Periode II di Mason Pine Hotel Jalan Raya Parahyangan KM. 1.8, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (22/5/2019).

Lebih lanjut dijelaskan,”Mungkin saja revisi ini dilakukan untuk menambah program kegiatannya, sehigga anggarannya yang misalnya 100 juta untuk 1 kegiatan menjadi 2 program atau 2 kegiatan. Berikutnya, kegiatan revisi ini dimaksudkan untuk mengalihkan program atau kegiatan, maksudnya program yang pada awalnya tidak ada diganti ke program yang baru, itulah yang sebenarnya menjadi tujuan utama workshop ini. Kenapa revisi itu selalu dilakukan, karena realitas sebagian unit melakukan revisi tersebut dan revisi ini juga akan dilakukan di bulan September.”

UPI memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) di dalam pedoman implementasi RKAT, ujarnya, oleh karena itu semua revisi harus mengacu pada IKU dan IKK. IKK dalam pedoman penyusunan RKAT banyak sekali pilihan. Mungkin saja pada waktu merancang terdapat kekurangtepatan, kemudian dalam perjalanannya ketika dilihat lagi oleh unit kerja, muncul IKK yang tepat dan sesuai dengan target sasaran. Misalnya UPI mempunyai kontrak kinerja dengan Kemenrstekdikti, kemudian di salah satu unit kerja tertentu ada item yang belum menjadi sebuah program. Oleh karena itu, direvisi agar relevan dan tepat, sesuai dengan kebutuhan kontrak kerja yang dimaksud.

“Bisa saja revisi dilakukan karena UPI mempunyai target-target, misalnya world class university (WCU), ikut pemeringkatan perguruan tinggi, ada target bahwa setiap prodi harus mempunyai nilai akreditasi yang baik, setidaknya A, penulisan buku dosen meningkat, memiliki karya ilmiah yang terindeks baik nasional maupun internasional terus meningkat, maka perlu diselengarakan seminar-seminar,” ungkapnya.

Agar workshop ini efektif, efisien dan produktif cara kerjanya, katanya, maka semua unit langsung meng-entry di e-planning perubahan-perubahan tersebut dalam revisi. Kegiatan revisi didampingi oleh tim satgas yang sudah ditugaskan, tim dari Ditrenbang dan tim dari DitKeu, dilakukan dalam satu ruangan, seacara serentak. Jadi dibimbing dan diberikan tutorialnya sehingga lebih efektif dibandingkan dikerjakan di unit masing-masing, sehingga workshop ini lebih efektif dan komunikatif.

Diharapkan,”Setelah workshop dan revisi dibuat, nanti tim akan melihat keseuaian, apakah sesuai dengan IKK dan kebutuhan yang ada di unit atau tidak. Kelemahan-kelemahan yang ada di unit tersebut harus menjadi program utama berikutnya. (dodiangga)