15 Mahasiswa Kampus UPI di Cibiru Mengikuti The 2nd International Innovation and Conference Bandung Regency 2023

Bandung, UPI

Kebijakan GEDSI (Gender, Disability, Social Inclusion) telah menjadi fokus utama dalam pendidikan dan pembangunan sosial di seluruh dunia. Isu-isu yang terkait dengan ketidaksetaraan gender, hak penyandang disabilitas, serta inklusi sosial merupakan tantangan yang perlu diatasi untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri di Kabupaten Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus di Cibiru turut berpartisipasi dalam kajian yang lebih mendalam tentang kebijakan GEDSI di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bandung.

Sebanyak 15 mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus UPI di Cibiru yang memiliki ketertarikan dalam kajian kebijakan dan isu-isu GEDSI telah melakukan penelitian, dan ikut serta dalam pemakalahandengan bimbingan dosen Ibu Triana Lestari, S.Psi., M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah pendidikan inklusi.

Adapun artikel-artikel yang disajikan mengangkat beberapa judul berikut:

  1. Study the level of inclusion in disaster risk reduction for inclusive elementary school in indonesia
  2. Collaborative assessment for learning towards disability inclusive education in Indonesia primary schools.
  3. Designing IEP: individualized education programs towards disability inclusion: how skilled are primary school teachers?
  4. Gender inclusiveness in student learning materials: study of elementary school context in indonesia.
  5. Opportunities promoting social inclusion in elementary school learning context: study of merdeka curriculum.

Selain itu, terdapat satu inovasi yang dikembangkan para mahasiswa PGSD Kampus UPI di Cibiru yang dikembangkan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung sebagai salah satu upaya inclusive disaster risk reduction yaitu ARJUNA (Aplikasi Rambu Petunjuk Bencana) sebagai salah satu luaran kegiatan MBKM selama 4 bulan mahasiswa terjun ke lapangan.

Melalui kegiatan ini, perkuliahan diharapkan dapat lebih bermakna, dengan memperluas pemahaman dan menganalisis kebijakan GEDSI merupakan langkah awal yang signifikan bagi para mahasiswa untuk membuat perubahan positif dalam pendidikan dan pembangunan sosial di masyarakat.

Menurut Aceng Fahmi Idris, mahasiswa PGSD yang terlibat dalam kegiatan The 2nd ICBR mengatakan,”Dengan mengikuti kegiatan ICBR, saya mendapatkan beberapa pengalaman baru seperti mengikuti conference internasional secara langsung dan bisa menulis paper dengan topik GEDSI (Gender, Disability and Social Inclusion). Selain itu, kegiatan ini membuat saya tertarik untuk terus melatih kemampuan saya dalam menulis paper dan mempresentasikannya dengan baik, khususnya pada paper berbahasa Inggris. Saya juga berharap kegiatan kegiatan ICBR ini dapat meningkatkan jumlah publikasi kolaborasi mahasiswa dan dosen baik nasional ataupun internasional.”