Mahasiswa Psikologi UPI Ikut Tandatangani Deklarasi Tolak Kekerasan terhadap Anak

02Bandung, UPI

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pusat Kajian Anak Berhadapan Dengan Hukum (PK ABH) Departemen Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia ikut menandatangani komitmen menolak segala bentuk  kekerasan khususnya kekerasan terhadap anak pada Apel Besar Pencanangan Gerakan Tolak Kekerasan di Provinsi Jawa Barat, Senin (18/7/2016) di Halaman Depan Gedung Sate, Jln. Diponegoro Nomor 22, Kota Bandung.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memimpin Apel Besar Pencanangan Jabar Tolak Kekerasan tersebut. Deklarasi dihadiri sekitar 3.000 orang yang terdiri atas tokoh pendidikan, pegiat pendidikan, guru, kepala sekolah, perwakilan siswa SMA se-Bandung, Forum Anak Daerah Jawa Barat, Forum OSIS dan pejabat lainnya, termasuk pimpinan OPD Prov Jabar.

Situs www.bp3akb.jabarprov.go.id memberitakan, dalam apel besar tersebut Heryawan menegaskan, seharusnya di zaman yang semakin modern ini, tak ada lagi kekerasan khususnya di dunia pendidikan seperti kekerasan tangan, lisan maupun perilaku. Dikatakan, deklarasi tersebut berdasar pada kekerasan yang hingga saat ini marak terjadi pada anak.01

“Sampai sekarang kan masih ada kekerasan pada anak, pada perempuan, ini harus segera diakhiri. Anak-anak itu punya hak mendapatkan kasih sayang dan tumbuh berkembang dengan baik. Melalui apel besar ini kita ingin mewujudkan sekolah ramah anak, mengapa kita pilih sekolah karena sekolah itu dihuni oleh anak-anak kita yang terkadang justru menjadi sasaran kekerasan. Oleh karena itu, hal tersebut yang kita sasar untuk lakukan sosialiasi,” kata Ahmad Heryawan usai memimpin apel tersebut.

Pada kesempatan tersebut Ahmad Heryawan membubuhkan sebuah kalimat terkait kampanye “Pencanangan Jabar Tolak Kekerasan” di atas sebuah spanduk putih bertuliskan “Kami Menolak Segala Bentuk Kekerasan”.

Ia menuturkan alasan sekolah menjadi sasaran utama dari Pencanangan Jabar Tolak Kekerasan karena ada 9,6 juta anak berstatus siswa sekolah menengah atas dan sederajat dan sekolah terkadang menjadi tempat terjadinya kekerasan terhadap anak-anak.

“Dan seharusnya menjadi tempat ramah anak dan perlindungan bagi anak karena jika harus datang ke setiap rumah untuk melakukan sosialiasi Pencanangan Jabar Tolak Kekerasan lebih sulit. Kekerasan, katakan “No, Kasih sayang, katakan ‘yes’,” ajak Gubernur. (Sri Maslihah, Koordinator PK ABH Psiklg UPI/WAS)