Dibanding Negara Maju, Pendidikan di Indonesia Ketinggalan 300 Tahun

01Bangka, UPI

Pendidikan di Indonesia ketinggalan sekitar 300 tahun dibandingkan dengan pendidikan yang dilaksanakan di negara maju. Jika ingin menikmati pendidikan seperti di negara maju tersebut, maka anak Indonesia harus menunggu sekitar tiga abad lagi. Maka perlu ada akselerasi pembangunan bidang pendidikan, sehingga untuk mengejar ketertinggalan tersebut tidak perlu waktu selama 300 tahun, tapi cukup 100 tahun, atau kurang dari itu.

“Bahkan, kita berharap seabad kemerdekaan RI, tahun 20145, kita sudah dapat menikmati pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian, bangsa Indonesia sudah dapat berkompetisi sebagaimana bangsa lain di dunia,” kata Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Prof. H. Furqon, Ph.D. saat melakukan penandatanganan kerja sama bidang pendidikan dengan Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka-Belitung, Minggu (20/11/2016).02

Hadir dalam acara yang dilanjutkan dengan jamuan makan malam di kediaman Bupati Bangka H. Tarmizi Saat, antara lain Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum; Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan, dan Usaha, Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A.;  Sekretaris Eksekutif UPI Dr. H. M. Solehuddin,M.Pd., M.A.; Kepala Divisi Kemitraan dan Pengembangan Usaha Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd.; para pimpina Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bangka; serta sejumlah dosen di lingkungan UPI.

Mengutip pendapat Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Indonesia saat ini dalam keadaan berbahaya karena tengah menjadi incaran berbagai bangsa di dunia, seperti Amerika Serikat, Cina, Eropa, Australia, bahkan sesama bangsa di Asia. Sebab, Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Dan, jalan mengatasinya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sementara satu-satunya jalan meningkatkan kualitas SDM adalah melalui pendidikan.03

Sedangkan Bupati Bangka H. Tarmizi Saat dalam kesempatan itu mengemukakan, dirinya tidak lagi mengandalkan sumber daya alam dalam membangun masa depan daerahnya. Sebab, cepat atau lambat, sumber daya alam tersebut akan habis. Jalan terbaiknya adalah membangun sumber daya manusia, dengan membangun bidang pendidikan.

“Itulah sebabnya, Kabupaten Bangsa melakukan kerja sama dengan berbagai perguraun tinggi, baik di Pulau Sumatera maupun di Pulau Jawa. Salah satunya adalah bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia. Kita berharap, dengan membangun SDM, mengelola daerah ke depan dapat dilakukan dengan baik,” kata H. Tarmizi Saat.

Lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini mengungkapkan, untuk membangun bidang pendidikan yang baik, Kabupaten Bangka saat ini memerlukan sekitar 500 orang guru berbagai level pendidikan. Dengan terus menambah jumlah guru, diharapkan kualitas pendidikan di Kabupaten Bangka terus meningkat. (WAS)04